Ayra menatap satu per satu objek yang ada di depan nya, ia bingung ingin memilih yang mana. Doraemon, segala hal yang berbau tentang itu akan membuat nya tergila gila.
Dan kali ini, Ayra sedang berada di salah satu toko boneka. Tujuan nya hanya satu, ingin membeli aksesoris yang berbau doraemon. Dari mulai boneka, peralatan peralatan ataupun aksesoris kecantikan lain nya.
Ayra tadi nya hendak pergi sendiri saja, namun Rey memaksa agar ia antar. Ya, jadinya Rey harus menunggu acara belanja Ayra.
"Lo bosen ga?" tanya Ayra.
Rey menoleh kearah Ayra, "Ngga."
"Gue masih agak lama, gapapa?" tanya Ayra berhati hati. Bukan nya menjawab, Rey hanya tersenyum tipis lalu mengangguk dua kali.
"Maaf ya."
Dahi Rey terlihat mengkerut, "Kenapa?"
"Lo jadi nungguin gue lama kaya gini, lagian gue kan udah bilang gue bisa sendiri gausah lo anter kan jadi nya gini," omel Ayra.
"Gue gamau pacar gue yang cerewet ini di culik om-om." Rey terkekeh ketika melihat ekspresi Ayra yang sepertinya salting.
"Udah sana beli yang lo butuhin, gue tunggu di sana ya." Rey menunjuk salah satu kursi panjang yang berada di toko tersebut.
Ayra mengangguk antusias, lalu mereka pun mulai berpisah. Ayra yang terus sibuk memiljh barang barang yang ia inginkan.
Hingga mata nya terarah pada boneka doraemon yang menggunakan pita serta memegang kue dorayaki. Ayra berjalan menuju kearah boneka itu, namun saat tangan Ayra menyentuh boneka itu ternyata ada tangan juga yang ikut menyentuh boneka yang sama.
Ayra menoleh ke arah orang itu, seketika dada nya bergemuruh hebat. Badan nya terasa kaku serta lemas. Orang tersebut yang tak lain adalah seorang cowok yang pernah ada di masa lalu nya.
"Kak Ezra," gumam Ayra yang matanya masih terarah pada cowok yang berada di depan nya.
"Qila?"
Dada Ayra terasa sesak ketika mendengar panggilan itu, panggilan yang selalu mengingatkan nya saat dulu. Dimana saat ia merasa di special kan dan dimana ia juga harus merasakan sakit hati untuk pertama kali nya.
Ayra menggeleng kuat, ia melepaskan tangan nya dari boneka doraemon yang sempat ia inginkan tadi. Keringat dingin menyebar di seluruh badan nya, Ayra berbalik hendak meninggalkan cowok yang berada di depan nya ini.
Namun, dengan cepat cowok yang diketahui bernama Ezra itu menarik pergelangan tangan Ayra hingga Ayra terbentur ke dada bidang milik Ezra, ya Ezra membawa Ayra kedalam pelukan nya.
Ezra memeluk Ayra seolah menyiratkan kerinduan yang amat mendalam, kesedihan serta penyesalan atas apa yang telah ia lakukan dulu pada Ayra.
"Maaf," cicit Ezra.
Tentu ini semua mendadak, Ayra belum siap bertemu dengan cowok ini. Ayra diam kaku dalam dekapan Ezra, tanpa niat untuk membalas pelukan ini.
Jujur saja, Ayra juga merasakan rindu pada cowok yang sudah hampir 3 tahun tak ia temui ini. Namun, lagi lagi rasa sakit nya terlalu mendalam.
Dan tiba tiba saja, pikiran Ayra terarah pada Rey. Cowok itu kini telah menjadi kekasih nya. Dan tentu saja tidak biasa jika kini ia berpelukan dengan lelaki lain.
"Lepas!" Ayra memberontak melepaskan pelukan Ezra.
Jelas Ezra kaget atas perilaku Ayra, "Lo kenapa? Lo ga kangen sama gue?"
"Setelah semua yang udah lo lakuin ke gue, apa masih pantes kangen itu ada?" ucap Ayra dengan nada yang pelan.
"Gue nyesel, maafin gue, Qila." Ezra menatap sendu Ayra.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
Genç KurguPertemuan Dayra Aqila dan Reynand Graha selalu di bumbui dengan perdebatan dan perselisihan. Hingga akhirnya Rey terlibat dalam sebuah taruhan, yakni menaruhkan Ayra. Karena Rey merasa bertanggung jawab akan taruhan itu, Rey memutuskan untuk menjadi...