[14] Moment

4.1K 162 3
                                    

Rey pun langsung merampas minuman milik cewe tadi. Sontak membuat empu nya kesal bukan main.

"Heh apaan apaan sih lo main rebut rebut aja, itu punya gue ogeb," sentak Ayra.

Ya, minuman yang tadi Rey rampas adalah minuman milik Ayra.

"Thanks," Rey memberikan botol kosong kepada Ayra.

"Kampret lo, gue cape cape dari kelas ke kantin cuma mau beli ini dan sekarang minuman gue lo minum seenak jidat lo" cerocos Ayra sambil menunjuk nunjuk Rey menggunakan botol nya itu.

"Ga nanya."

"Lo nyebelin banget sih."

"Tapi ganteng," balas Rey sambil menaik turunkan alisnya, tetapi masih dengan ekspresi yang datar.

"Ish lo ngeselin banget, pengen gue cabik cabik tuh muka tembok lo."

"Berani?," tantang Rey lalu maju kearah Ayra hingga mengikis jarak diantara mereka.

"Hih, jauh jauh lo biawak," Ayra mendorong bahu Rey cukup keras.

"Bilang aja lo gakuat sama kegantengan gue," entah apa yang ada dipikiran Rey hingga ia berbiacara sepercaya diri begitu.

"Masih gantengan ayam gue dirumah," cibir Ayra.

"Sono lo, gue mau lari" usir Rey lalu ia pun segera berlari lagi menjalani hukuman yang tadi di berikan oleh gurunya.

"Musnah aja lo musnah," gerutu Ayra pada diri sendiri.

Lalu Ayra pun segera menuju ke kelas nya sambil menghentak hentakan kaki nya kesal.

Sasa yang melihat Ayra masuk ke kelas dengan muka yang kelihatan kesal pun bingung. "Kenapa tuh bimoli?"

"Bimoli?" tanya Vivian keheranan.

"Bibir monyong lima senti," celetuk Sasa sambil tertawa terbahak bahak.

"Makan tuh bimoli," Ayra melempar buku paket sejarah yang tebal kearah Sasa.

"Anjay, sakit woi" rintih Sasa sambil mengelus ngelus kepala nya.

"Bomat."

"Kenapa lo?," tanya Fara berusaha  lembut.

"Gausah lembut lembutin gue."

"Si bangsat, di kasarin marah lah ini di lembutin marah juga. Mau lo apaan sih tukiyem?," kesal Fara.

"Oh iya, lo kan tadi ke kantin beli minuman nah sekarang minuman nya mana?," tanya Vivian.

"Diminum setan."

"Loh, emang setan bisa minum minuman manusia ya?," tanya Sasa dengan muka bego nya.

"Setan maksud lo itu siapa?" bingung Fara.

"Rey."

"Hah? Kok bisa?," ujar Fara, Sasa dan Vivian bersamaan.

"Lah males cerita gue, tar lo pada nanya nanya mulu," enggan meladeni sahabat sahabat nya, Aya memilih menenggelamkan kepala nya di meja nya.

****

Kring..kringg..kringgg

Bunyi bel pulang telah berbunyi dan siswa siswi pun segera berlarian menuju ke arah parkiran.

Begitupun juga dengan Ayra dan para sahabatnya.

"Lo pulang sama siapa, Ay?" tanya Sasa pada Ayra.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang