Sejak Bian mengantar dan menjemput Aletta dirumah nya beberapa hari lalu, membuat Aletta harus meladeni semua pertanyaan Mama nya yang selalu bertanya, siapa laki-laki berwibawa di depan rumah, katanya.
Rupa nya itu tidak hanya terjadi di rumah saja, karena, di kantor banyak sekali pertanyaan yang muncul dan kali ini di wakili Nadya.
"Leta! Lo gamau ngaku juga sama gue?" tutur Nadya.
"Ngaku soal apa? Lo lama-lama ga jelas deh nad."
"Lo deket sama Pak Bian?"
"Iya deket." jawab malas Aletta.
"SERIUS?!" raut muka Nadya menjadi heboh, "KALIAN DEKET NYA YANG KAYAK GIMANA ? PACAR? GEBETAN? ATAU APA SIHH?!"
"iya, deket. Sebatas Bos dan Karyawan."
Jawaban Aletta itu membuat Nadya murung seketika.
"Sialan lo!" umpat Nadya.
"Lagian lo juga,kenapa sih doyan banget cocok-cocokin gue sama banyak cowok."
"Gue mau lo move on dari mantan lo yang menyedihkan itu."
"Udah deh, gausah mulai Nad." kata Aletta.
Aletta tidak menggubris lagi semua perkataan Nadya setelah itu, yang masih saja membahas kejombloan Aletta yang tidak kunjung berakhir.
Di meja kerja nya, Aletta menyelesaikan proposal materi nya untuk presentasi minggu besok sebagai Public Relation, kepala nya sedikit pening entah karena apa. Mungkin lelah, batin nya.
Aletta menidurkan kepala nya ke meja kerja miliknya, rasa pusing di kepala nya semakin menjadi. Ditambah lagi dengan suara nyaring Deril yang menyampaikan kalau Aletta di panggil oleh Pak Direktur dan harus datang se segera mungkin.
Aletta mendengus pelan, dengan berat hati dia duduk dengan benar di kursi nya. Merapikan rambutnya dengan menguncir ke belakang dan sedikit memberikan lipstick di bibirnya agar bibir yang terlihat lebih pucat itu tertutup sempurna.
Langkah awal nya sungguh berat karena pusing yang melanda nya, tapi Aletta justru memaksakan keadaan. Dia terus berjalan saja ke ruangan Bian.
"Maaf Pak, Bapak panggil saya?" tanya Aletta.
"Iya." jawab singkat Bian.
"Ada apa Pak?"
"Mana materi mu untuk acara Gathering Gabungan di Perusahaan Multiguna empat hari lagi?" tanya Bian yang sibuk memilah banyak kertas di meja kerja nya.
"Maaf proposal yang mana ya Pak?"
"Are u kidding me?" sahut Bian. "Jangan bilang kamu lupa."
Aletta masih berdiri di tempat yang sama, dan tiba-tiba otak nya berfikir keras . Tak lama dia teringat akan sesuatu yang sudah di lupakan nya.
"Maaf Pak, apa ini soal Reschedule Gatering yang sempat akan batal?" tanya Aletta dengan gugup. "Mereka tidak membalas email saya Pak, maaf saya tidak tau kalau Gatering itu akan terlaksana 4 hari lagi."
"Apa kamu bilang? Mereka tidak me reply email kamu? Kamu yakin Aletta?" tanya Bian dengan memicingkan mata nya pada Aletta. Sungguh, ini adalah tatapan menakutkan.
"I-iya, sa-ya ya-kin, Pak." jawab Aletta dengan rasa gugup yang sangat.
"Kalau mereka membalas email kamu, apa yang akan kamu lakukan?"
"Membuat materi perusahaan,secepatnya." jawab Aletta lagi.
"Good job Aletta. Selain itu?"
"Selain itu apa ya Pak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROM
RomanceAletta Melodia, biasa di panggil Aletta. Dia seorang gadis berparas cantik nan bertubuh mungil, sukses di usia muda nya sebagai seorang Lead Marketing sekaligus Public Relation di sebuah perusahaan ternama. Namun, kisah cinta dengan kekasih nya tid...