"...pak Bian?" sapa Aletta pada Bian yang tengah terlihat menahan amarah di tempatnya berdiri.
"Turunkan dia, Adrian!" teriak Bian di lobby kantor itu, membuat semua mata terfokus akan dirinya.
"Dia sakit." respon singkat Adrian.
Bian mengalihkan pandangannya ke Aletta, memang benar kekasihnya itu kini lemas, bibir pink naturalnya berubah warna menjadi pucat. Tapi yang Bian kesal kan, Aletta yang mengalungkan kedua tangannya di leher Adrian. Serta tangan Adrian yang membopong tubuh mungil kekasihnya itu. Hal itu membuat Bian ingin saja membunuh Adrian disana.
Bian berjalan mendekati Adrian dan mengambil alih Aletta yang ada ditangannya, Aletta hanya pasrah, dia tak mampu banyak bicara. Tapi dia senang, setidaknya Bian masih khawatir akan dirinya meski saja Aletta tadi hampir mengucap kata 'pisah'.
Aletta beralih ke gendongan Bian, dia juga mengalungkan kedua tangannya ke leher Bian,"Kenapa pak Bian disini? bukannya Anda harus fitting baju dengan Kiara?" tanya Aletta lemas.
"Lebih penting kamu daripada fitting baju itu, sayang. Sudah, kita ke rumah sakit sekarang."
"No.." tolak Aletta, "Saya mau pulang pak Bian, antar saja saya ke mobil, saya akan pulang sendiri."
Bian mengecup bibir Aletta singkat di depan Adrian, membuat Adrian mendidih, "Bisa tidak jangan membantah saya? Kalau kamu masih membantah, saya akan terus cium kamu."
"What the.." umpat Aletta pelan dengan senyum gelinya, "Whatever.." lanjutnya.
Aletta hanya pasrah. Dia memang tidak menginginkan untuk ke rumah sakit, karena sebenarnya bukan badannya yang sakit, tapi, hatinya.
Adrian yang menyaksikan Bian dan Aletta sedang bermesraan dengan perlahan mengeratkan kepalan tangannya, relung hatinya serasa remuk saat melihat Aletta bersama laki-laki lain. Aletta adalah gadis paling baik yang pernah dia cintai seumur hidupnya. Dia adalah satu-satu nya gadis yang menemani Adrian dalam keadaan kelam nya dulu, dan dengan bodohnya saat itu dia malah menyianyiakan Aletta begitu saja.
Sejenak Adrian mengamati senyum bahagia Aletta, "Kenapa dulu kamu tidak pernah tertawa bahagia seperti itu saat bersama ku, Aletta?" tanya Adrian dalam hati.
"Apa aku dulu seburuk itu untuk kamu, Aletta?"
"Dalam hubungan kita selama empat tahun, tidak pernah sekalipun aku melihat kamu sebahagia dengan Bian saat ini."
Adrian justru melamun di dalam lift, menatap nanar Aletta dan Bian yang tengah saling tertawa bersama. Aletta terlihat sangat bahagia.
"Bian, turunkan Aletta!"
Bian langsung menoleh ke sumber suara, Kamelia dan Kiara keluar dari lift khusus dengan tatapan Kamelia yang tajam mengarah ke Aletta.
"Tidak Bunda, Aletta sakit, Bian harus bawa Aletta ke rumah sakit." tutur Bian.
"Bian, kamu pilih siapa? Bunda atau Aletta?" tanya Kamelia sarkas.
Mata Aletta langsung merah, berkaca-kaca saat ucapan itu terucap, "Turunkan saya pak Bian.." mohon Aletta.
"Tidak." tegas Bian.
Bian menggelengkan kepala, merasa tidak percaya dengan ucapan Kamelia. Dia merasa, Kamelia sangat berubah akhir-akhir ini, "Apa bunda bilang? Bian harus memilih antara bunda atau Aletta??" jelas Bian lagi, "Bian tidak akan memilih satu di antara kalian, bunda tau kenapa? Bunda dan Aletta adalah dua wanita yang saya cintai. Jangan meminta saya memilih satu di antara kalian, karena saya tidak akan memilih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROM
RomanceAletta Melodia, biasa di panggil Aletta. Dia seorang gadis berparas cantik nan bertubuh mungil, sukses di usia muda nya sebagai seorang Lead Marketing sekaligus Public Relation di sebuah perusahaan ternama. Namun, kisah cinta dengan kekasih nya tid...