Karena waktu pasti akan membuktikan,
Siapa yang pantas di perjuangkan dan siapa yang pantas di lepaskan.-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-
Aletta baru sampai di apartemen nya pukul dua belas malam. Dia sengaja membawa kunci cadangan untuk berjaga-jaga, mengingat Musical adalah salah satu manusia yang sangat susah untuk bangun dari tidur nya. Aletta dengan perlahan memasuki apartemen itu, mengendap-ngendap seperti maling. Lampu di dalam studio apartemen itu bahkan sudah padam.
Melelahkan memang berpura-pura itu, dia harus menunggu lama untuk menunggu taksi online menjemputnya di hari yang sudah selarut ini. Belum lagi, dia harus berjalan cukup jauh tadi untuk mengikis waktu akibat tidak kunjung mendapatkan taksi online.
"Bang.." panggil Aletta mencari Musical.
Namun ketika langkah nya semakin masuk ke apartemen, Aletta justru menemukan Musical sudah tertidur lelap di sofa ruang tamu apartemen itu, bersama dengan seorang wanita yang tengah tidur dengan menundukkan kepala nya di meja ruang tamu.
Perlahan Aletta mendekati, mata nya mengitari sekeliling meja ruang tamu disana. Ada laptop yang tengah terbuka dan dalam posisi menyala, menunjukkan satu foto yang familiar bagi Aletta. Foto Ferry Antonio Sandjaya dengan jas merah maroon nya, foto yang sama persis dengan foto di surat perjanjian.
Aletta lalu mengenali wanita yang tengah kelelahan sampai tertidur itu, rambut panjang dengan warna cokelat-hitam nya sudah sangat menjelaskan siapa dia.
"Nadya.. bangun.." panggil Aletta. Dengan lembut Aletta menepuk lengan Nadya.
Tak lama, Nadya terbangun dari tidur nya dan mengusap lembut mata nya untuk menyadarkan diri, "Lo gila ya? jam segini baru balik." komentar Nadya saat memandangi jam laptop nya menunjukkan pukul 00:15.
"Maaf Nad, gue abis jalan ama pak Bian."
"Gue tau, tapi gue nunggu lo seharian disini dodol! Gue lo suruh nyelidiki tapi lo malah ga bantuin gue, gue malah di bantuin ama abang lo."
"Makasih yaa.." Aletta merengkuh tubuh Nadya, berterimakasih karena Nadya sudah mau membantu nya, "Gue ngerepotin lo ya?"
"Untung aja gue sayang sama lo, jadi meski lo ngerepotin gue, gue mau-mau aja." ucap Nadya. "By the way, gue seperti nya sedikit yakin kalo surat perjanjian jodoh itu cuma boongan.." pungkas Nadya.
"Ha? Kenapa lo bisa yakin?"
"Nih..."
Nadya memang terbaik. Sejak memutuskan untuk akan tinggal sementara di apartemen, Aletta menyetujui juga usul Musical untuk meminta bala bantuan beberapa orang terpercaya untuk menuntaskan kasus yang di sangka kebohongan ini.
Orang yang pertama di hubungi Aletta adalah, Nadya. Dan lebih bahagia lagi Aletta tidak salah memilih orang, nyata nya, dia adalah sahabat yang selalu ada untuk Aletta. Aletta menceritakan semua nya pada Nadya dan tanpa pikir lama, Nadya bahkan menawarkan diri untuk membantu Aletta.
"Sementara, yang harus lo lakuin, jangan biarin ulet bulu manjat ke atas buat ambil pucuk teh kualitas terbaik. Lo paham?"
Aletta berfikir sejenak, menyambungkan ucapan Nadya di kepala nya, "Lo niru omongan nya iklan?"
"Dan lo baru nyambung?" heran Nadya, "Sejak kapan sih lo jadi lemot gini?"
"Barusan, sebelum nya gue selalu fast respon kok." ucap Aletta sambil memeletkan lidah nya. "By the way Nad, gue harus gimana sama Kiara itu?"
"Harus lo nanya sama gue? Lo pasti tau apa yang harus lakuin, Aletta.." pukas Nadya.
"Tapi, gue uda terlanjur ijin tiga hari. Lebih tepat nya, dua hari, sehari uda gue relain buat jalan ama pak Bian tadi." ucap Aletta, "Gue mau selama dua hari ini fokus ke prioritas gue buat urusin ini Nad."
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROM
RomanceAletta Melodia, biasa di panggil Aletta. Dia seorang gadis berparas cantik nan bertubuh mungil, sukses di usia muda nya sebagai seorang Lead Marketing sekaligus Public Relation di sebuah perusahaan ternama. Namun, kisah cinta dengan kekasih nya tid...