Halooooo..
Apa kabar semuanya? baik kan yaaa 🖤🖤HUHU.. KANGEN PARAAAAH :')
maapin yaaa lamaaa..Oyaaaa..
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI YAAA..
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN 🖤
Maafin Yoana yaaa kalo ada salah..I LOVE U ALL :)
-•-•-•-
HAPPY READING...
❤
Baca pelan-pelan yaaa..-•-•-•-•-•-
Aletta sudah mengurung diri di kamar selama delapan jam lamanya. Kamarnya dia kunci rapat-rapat, lembaran tissue sudah berantakan di lantai, dia juga menonaktifkan ponselnya. Satu-satunya teman Aletta saat ini adalah ratusan lagu yang sudah berkumandang sejak delapan jam yang lalu, ya, dia hanya berteman dengan lagu-lagu sendu itu dan perasaan hancurnya sendiri.
Semalam, tepat pukul dua belas malam, Aletta meninggalkan Bian di rooftop kantor tanpa sepatah kata perpisahan lagi. Bagi Aletta, semua yang dia katakan pada Bian sudah lebih dari cukup. Lagipula, sebanyak apapun kata perpisahan yang terucap, tidak akan mengubah apapun.
Aletta sudah tiga puluh empat kali mendapat ketukan pintu dari luar kamarnya, entah itu dari Elita, Musical, atau Diska yang bergantian merayu Aletta. Tapi, Aletta tak merespon, dia memilih tidur di ranjang sambil memandang hujan yang turun ke bumi dari pintu kaca kamar dengan mata sembabnya, mendengarkan musik, dan meratapi waktu yang berjalan cepat.
Aletta melirik jam dinding, jam itu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Itu artinya, delapan jam lagi Bian akan menikah dengan Kiara. Melihat jam itu, begitu melukai perasaan Aletta, ingin rasanya Aletta mempunyai kekuatan ajaib untuk membuat waktu berhenti. Dia, hanya tidak ingin Bian menikah dengan Kiara.
Aletta merasa bodoh, selama ini dia yang merelakan hal ini terjadi, dia pula yang meminta Bian menerima, tapi pada akhirnya semua yang dia lakukan itu justru membuatnya sakit hati sendiri. Memang benar adanya, bertanggung jawab dengan apa yang kita putuskan dan menerima konsekuensi atas pilihan yang kita ambil, akan sesusah dan sesakit ini rasanya. Aletta mengalami itu kali ini.
Saat Aletta tengah meratapi sakit hatinya, mencabut satu tissue dari boxnya dan membasuh air matanya, lagi-lagi suara Musical menggelegar di balik pintu kamar, "Dek, lo keluar ga? atau gue dobrak pintu lo!" ancam Musical.
Aletta tidak peduli, dia malah menenggelamkan kepalanya di bantal seraya mengambil tissue lagi, dia menangis, lagi dan lagi.
"Aletta, keluar yuk? kamu sudah mengurung di kamar lama loh, makan dulu, nanti kita ngobrol." rayu Diska, kini Musical dan Diska bersekongkol untuk merayu Aletta.
Aletta malah semakin bodo amat.
Mendengarkan Diska membuat Aletta kembali mengingat waktu dimana wanita itu berubah jalang dan menggoda Bian di club malam itu. Aletta mendadak kesal, kenapa semua yang ada di sisinya membuat dia mengingat sosok Bian. Ini sungguh membuat Aletta frustasi.
"Hey, stupid girl, keluar gak?!" teriak melengking seorang wanita.
Mendengar itu, Aletta menjadi semakin kesal. Suara itu sangat melengking dan merusak pendengaran. Tak lama, yang terdengar di balik pintu bukan hanya suara beberapa manusia, tapi, pukulan keras dari beberapa barang, menyebabkan suara gaduh luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROM
RomanceAletta Melodia, biasa di panggil Aletta. Dia seorang gadis berparas cantik nan bertubuh mungil, sukses di usia muda nya sebagai seorang Lead Marketing sekaligus Public Relation di sebuah perusahaan ternama. Namun, kisah cinta dengan kekasih nya tid...