🖤12 - One night with u

3.7K 248 24
                                    

"Kalau aku gamau, gimana?" celetuk Aletta.

Bian hanya tersenyum menanggapi itu. "Apa saya seburuk itu buat kamu?"

"Enggak juga,Pak." jawab Aletta sambi lanjut meniup bubur lagi. "Aaaa.. Buka mulut nya, Pak. Makan dulu."

Bian menuruti perintah Aletta, dia membuka mulutnya dengan lebar sambil melihat terus gadis di samping nya ini.

"Aletta.. Maaf soal tadi di kantor."

"Maaf untuk apa ya Pak?"

"Seharian tadi saya kelewatan ya? Saya lagi ngga enak hati."

Aletta berhenti meniup bubur di sendok yang dia pegang, perasaan tiap hari galak mulu, ga tadi doang! Jadi tiap hari ga enak hati gitu?

"Bapak ngga enak hati sama sapa? Cepetan di kelarin, Pak. Ga baek kalau galak terus kayak tadi." kata Aletta sambil terkekeh pelan. Dia kembali menyuapi Bian.

Bian dengan senang hati menerima suapan yang Aletta berikan, "Sama kamu."

Aletta menghentikan aktifitas nya dan kini mata nya terfokus pada Bian yang sedang menatap nya.

"Aku?" tanya Aletta gugup.

"Laki-laki kemarin siapa Aletta?" tanya balik Bian dengan raut muka serius,sangat serius.

Aletta malah diam, sambil menyibukkan diri dengan semangkok bubur di tangan nya.

"Laki-laki kemarin siapa Aletta? Kenapa setiap pagi dia sudah ada di rumah kamu, apa dia antar kamu kerja juga?" tanya Bian lagi dengan pertanyaan yang sama, bahkan kini lebih rinci.

"Hmm.. Maksud Bapak, Musical?" tanya Aletta dengan heran.

"Saya tidak tau nama nya, dia laki-laki bermobil VW kuning." ujar Bian, kini wajahnya tertunduk. "Dia pacar kamu?" tanya Bian yang kini mengalihkan wajahnya pada Aletta.

"Bapak cemburu?"

"Kalau iya,bagaimana?"

Aletta menyunggingkan senyuman manis miliknya, "Iya, Dia pacar saya." jawab Aletta.

Jawaban Aletta bagaikan bom bardir untuk Bian, tangan Bian sudah tekepal dengan sempurna sekarang. Rasanya ingin saja dia hancurkan meja kaca di hadapan nya ini.

Muka nya mendadak merah seperti amarah nya sedang memuncak, wajah yang semula memandang Aletta tanpa henti, kini dia mengacuhkan keberadaan Aletta di samping nya.

Aletta agak nya belum paham dengan situasi yang ada,dia malah dengan polos nya menawari Bian sesendok bubur, "Ayo makan lagi Pak, biar cepet sembuh." ujar Aletta.

"Tidak perlu, saya sudah sembuh." ucap Bian dengan wajah nya yang bahkan tidak menoleh pada Aletta. "Kamu pulang saja sekarang."

Aletta cukup terkejut dengan usiran halus dari Bian barusan, suasana yang awal nya hangat berubah menjadi dingin dan mencekam.

"Bapak marah sama saya?"

"Kamu pulang saja, Aletta." jawab Bian tanpa sedikit pun mengandung jawaban atas pertanyaan Aletta.

Bian merasa emosi nya sedang memuncak, otak nya berfikir dengan keras saat ini. Saat mengingat lagi jawaban itu dengan mudah nya keluar dari mulut Aletta, "dia pacar saya".

Bian berdiri dari tempat nya, dan masih memberikan instruksi yang sama pada Aletta, "Kamu pulang saja Aletta. Saya sudah lebih baik sekarang." ketus Bian.

Aletta malah terkesan tidak mendengarkan intruksi Bian itu, dia masih duduk di sofa dan dengan heran memandang Bian yang mendadak dingin seperti ini.

MONOKROM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang