🖤30 - Definisi Bahagia

2.8K 189 34
                                    

My favorite part of the day is..
When we say - I love u -
to each other.

-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-

Bian merasa aneh dengan keadaan saat ini, acara reuni yang seharusnya diisi dengan pertemuan dan kebersamaan malah berakhir dengan alkohol dan wanita, ke dua hal yang di hindari Bian selama ini. Ya, menghindari wanita, bukan semua wanita, tapi ya macam wanita yang ada di club ini.

Wanita yang tidak berhenti menggoda Bian, meski Bian sudah terang-terangan berkata 'tidak' maupun 'pergi'.

Di sebuah ruangan VIP yang bisa muat sampai lima belas tamu, ruangan itu kini hanya di isi lima orang termasuk Bian dan Andra. Andra menggila dengan memesan banyak sekali wine serta Tequila dengan kualitas premium.

"Ndra, lo gila pesen segini banyak? Yang abisin siapa?" tutur Bian.

"Kita lah, Bi. Mau siapa lagi?" tanya Andra. "Mau cari temen cewek buat bantu abisin?"

"Ash!" umpat Bian. "Kelakuan lo masih sama aja ya. Gue ke toilet dulu."

"Masih hafal ga dimana toilet? Secara lo lama kan ga kesini?"

"Masih." jawab Bian singkat.

Bian keluar dari ruangan itu, berbelok ke sisi kanan lalu menuruni anak tangga yang tertuju pada lantai bawah club itu. Dance floor di bawah semakin malam semakin penuh, diisi dengan banyak anak muda yang joged dengan leluasa.

Ketika Bian sampai di lantai dasar, dia berjalan menuju toilet. Tapi dia berhenti beberapa saat, lirikan mata nya berakhir pada sosok gadis yang tengah duduk dan meneguk segelas Wine di tangan nya. Gadis itu terlihat sudah mabuk parah, dia bahkan sempat terjatuh saat hendak berdiri dan menuju dance floor.

Bian mengabaikan itu, dia meneruskan langkah kaki nya. Tapi entah mengapa, sosok gadis itu seperti sangat di kenali nya. Pakaian yang di gunakan pun rasa nya baru tadi dia lihat, dress mini berwarna cokelat tua dengan cardigan hitam. Bian berfikir sejenak, Apa itu Aletta?

"Dia bilang ngga langsung pulang. Apa dia kesini? Buat apa?" tanya Bian dalam hati.

Dari toilet pria, Bian langsung merangsak keluar dan mencari keberadaan gadis yang dia duga adalah Aletta.

Pandangan nya mengitari sofa-sofa hitam di area pinggir dance floor . Dia menelisik satu persatu sofa hitam yang berjejer rapi disana.

Setelah beberapa menit Bian berkelana, pandangan nya berhenti pada sekelompok manusia yang tengah mabuk di sebuah sofa hitam disana. Bian tertegun beberapa saat mengamati seorang gadis yang tengah terkulai lemas di sofa itu. Ternyata benar, gadis yang tengah meneguk segelas wine tadi adalah Aletta.

Bian memandang sekeliling nya, ternyata Aletta tidak sendiri. Dia bersama Nadya, Deril, Bima, Dewi dan satu laki-laki yang tidak di kenal nya. Mereka semua lemas di sofa itu, tapi tidak dengan Deril, keadaan mabuk membuat nya tidak menyadari akan kehadiran Bian. Sehingga dengan senang hati dia malah berlenggang menuju dance floor.

Bian mendengus kesal, sakit hati rasanya melihat Aletta tergeletak di sofa dengan pakaian minim yang pasti nya sedari tadi menjadi pusat perhatian para lelaki hidung belang disini.

Nadya tiba-tiba tersadar dari mabuk nya, dia menoleh ke arah Bian yang tengah diam memandang Aletta.

"Pak Bian?" heran Nadya. "Bapak ngapain disini?"

"Saya yang harus nya nanya, kenapa Aletta bisa ada disini?"teriak Bian pada Nadya.

"Hmm.. Itu Pak, kita lagi party aja. Biasa." Ujar Nadya.

MONOKROM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang