🖤45 - Gala Dinner

2.4K 156 31
                                    

Jam dinding di kantor sudah menunjukkan pukul empat sore, satu jam menuju jam pulang kantor dan itu merupakan waktu yang ditunggu para karyawan. Termasuk Aletta.

Namun, notifikasi yang baru masuk di email nya membuat Aletta kecewa. Email dari ABIMAX GROUP itu bisa akan membuat jam kerja Aletta bertambah. Meski saja dia akan bekerja mendampingi kekasih nya sendiri, tapi tetap saja seharusnya Aletta bisa bersama kekasih nya itu tidak dalam kondisi 'bekerja'.

Email itu berisikan tentang undangan Gala Dinner di salah satu resto hotel ternama. Undangan berupa email itupun di cetak oleh Aletta untuk di berikan pada direktur utama nya.

Aletta segera bergegas ke ruangan kerja Bian, "Permisi pak.."

"Ya, masuk Aletta.."

Aletta berjalan ke arah meja kerja Bian dan memberikan undangan Gala Dinner itu, "Ini ada undangan Gala Dinner dari ABIMAX GROUP pak. Jam tujuh malam di resto Jati Lounge hotel Alibanar."

"Lalu?"

"Lalu? ya.. Bapak akan datang bukan?"

"Tidak.."

"Tidak? kenapa?"

Bian yang tengah sibuk dengan laptop nya pun menghentikan aktifitas nya dan melirik tajam Aletta, "Kamu kira disana tidak akan ada Kiara? Wanita gila itu sudah pasti disana."

"I know, tapi ini soal pekerjaan pak. Saya harap bapak tidak mencampur urusan pribadi dan urusan pekerjaan." ucap Aletta, "Apa perlu saya ikut?"

"Tidak." sela Bian cepat. "Saya tidak mau kamu ikut di acara Gala Dinner seperti itu, kamu tau, disana akan banyak pengusaha muda."

"Lalu?" heran Aletta.

"Saya tidak mau kamu bertemu mereka dan saya tidak mau mereka bertemu kamu, mereka pasti akan tertarik dengan kamu."

Aletta terkekeh sambil menggigit bibir bawah nya, gemas dengan sifat posesive kekasih nya itu, "OmG.. saya tidak menyangka pak Bian berfikir sampai ke arah sana."

"Maksudnya?"

"Pekerjaan saya disini adalah sebagai sekertaris bapak, sudah tugas saya untuk mendampingi bapak. Kalaupun ada yang tertarik sama saya, jelas saya akan menolak. Untuk apa bapak takut?"

Bian berdiri dari tempat duduk nya dan berjalan menuju Aletta yang ada di depan meja kerja nya, Bian menyandarkan diri di meja kerja dan menyilangkan kedua tangan di dada, "Dan tugas saya disini adalah menjaga kamu sebagai kekasih saya. Kamu fikir saya rela jika relasi bisnis saya tertarik dengan kekasih saya? haa?"

"Pak Bian..."

"Apa?" potong Bian, "Ini soal pekerjaan, bapak tidak bisa mencampurkan urusan pribadi dan pekerjaan. Itu kan yang mau kamu katakan?"

Aletta mengangguk polos, "Udah hafal ya?"

"Itu sudah takdir saya, mencintai gadis yang ternyata bekerja di perusahaan saya. Saya akan terus mencampurkan kedua unsur itu sampai kapan pun. Kamu tau itu?"

"Okey, whatever.. saya tidak akan ikut." setuju Aletta, lelah sudah dia berdebat dengan Bian di sore hari begini.

Tatapan hangat dari mereka terjadi beberapa saat, belum lagi Aletta tak henti menatap wajah tampan direktur utama nya itu. Dia masih terpesona akan outfit yang Bian kenakan kali ini.

Bian bahkan tidak terlihat seperti direktur utama saat memakai t-shirt , jeans , dan sneakers seperti ini, dia lebih terlihat seperti mahasiswa senior sekaligus mahasiswa yang terlahir dari anak sultan. Sungguh, mempesona sekali. Ingin sekali Aletta memeluk tubuh gagah kekasih nya itu, gemas sekali melihat dada bidang nya tercetak samar di balik cotton t-shirt white Dior itu.

MONOKROM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang