Pilih dia,
yang keluarganya bersedia menerima kamu.-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-
Aletta tak henti menatap kumpulan kertas di tangannya. Dia sampai melongo karena tidak percaya juga dengan yang Adrian ucapkan pada nya.
"Adrian, i don't love you anymore. Meski kamu memberikan dunia ini ke aku, aku tidak akan mau menikah dengan laki-laki yang tidak aku cintai." ujar Aletta.
Adrian dengan antusias meraih tangan Aletta, "Aku akan membuat kamu mencintaiku lagi, Aletta."
"Dan aku tidak akan pernah bisa, untuk mencintai kamu lagi." sela Aletta cepat. "Adrian, aku akui, aku sangat speechless begitu tau semua ini. Jika saja aku masih kekasihmu, aku pasti sangat bahagia dan akan terima lamaran mu ini. Tapi, keadaannya sekarang berbeda, Adrian. Aku mencintai laki-laki lain dan itu bukan kamu."
"Aletta, Bian kekasihmu itu akan menikah dengan wanita lain. Apa kamu masih mau mempertahankan laki-laki yang akan menjadi suami wanita lain?" tanya Adrian, pertanyaan itu berulang kali di dengar Aletta. Entah itu dari Kamelia ataupun Adrian sekarang, dan itu, menyakitkan. "Aletta, banyak pengorbanan yang aku berikan untuk kamu. Aku selama ini menghilang untuk semua ini, untuk kamu."
"Berhenti mengucap omong kosong mu itu, Adrian! Aku tidak meminta kamu untuk mengorbankan apapun demi aku. Tapi, terimakasih." ucap Aletta, dia kesal, dia bahagia, entah-- dia sendiri juga bingung akan perasaan nya. Tapi yang jelas, menerima Adrian lagi dalam hidupnya adalah sebuah kesalahan. Karena bagi Aletta, Adrian sudah menjadi masa lalu yang tidak lagi ingin dia ulangi.
Aletta cukup mengenal Adrian selama ini. Dia memang brengsek seperti ini, seenaknya pergi, juga seenaknya datang lagi seolah dia tidak pernah meninggalkan luka.
Ini bukan karena semua pengorbanan yang Adrian berikan, yang dia lalukan. Bukan itu. Ini lebih ke waktu, waktu mereka yang terbuang selama ini.
Adrian yang salah mengambil langkah, dia memilih pergi, memilih menghilang dengan membawa ambisi bahwa dia bisa membawa Aletta kembali dengan kesuksesan dan masa depan yang dia bawa suatu saat. Dia lupa satu hal, masa depan itu bukan hanya soal materi dan adanya seseorang di samping kita. Masa depan adalah ketika kita memiliki seseorang yang selalu ada untuk kita dan kita bahagia bersama orang-orang yang kita cintai. Banyak hal lain yang lebih spesifik untuk menggambarkan apa itu masa depan, versi Aletta. Dan Adrian, tidak memiliki satu hal pun yang menunjukkan apa itu masa depan.
Masa depan yang dia pikirkan hanya, materi. Dan Aletta, tidak pernah memandang itu. Adrian selalu menilai Aletta menginginkan harta nya, padahal pekerjaan Aletta di perusahaan milik Bian selama ini sudah sangat cukup membuatnya menjadi kaya di usia muda.
Aletta mengembalikan kertas-kertas yang ada di tangan nya ke Adrian, "Ini, ambil ini Adrian. Aku tidak bisa menerima ini."
"Tidak!" sergah Adrian, "Kamu harus menerima itu." paksa Adrian, dia kemudian meraih tubuh Aletta dan memeluknya paksa.
"Lepas Adrian! Maaf, aku nggak bisa." sergah Aletta sambil berusaha melepas pelukan Adrian.
Bukannya melepas, Adrian malah mengeratkan pelukannya meski Aletta terus memberontak.
"Adrian, kamu nggak waras!" cibir Aletta.
"Ya, aku nggak waras karena uda bodoh melepas kamu. Kamu buat aku nggak waras, aku uda berusaha keras buat membuktikan ke kamu, tapi kamu malah nolak aku dan lebih memilih Bian, sialan itu!"
"Aku sudah menyediakan semuanya untuk kamu. Rumah, uang tabungan, semua barang branded yang kamu inginkan, apartemen mewah, apapun, apapun yang kamu mau, aku akan memenuhi itu. Sekarang aku memiliki perusahaan ku sendiri Aletta, aku akan menyamakan derajat ku dengan Bian, si brengsek itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROM
RomanceAletta Melodia, biasa di panggil Aletta. Dia seorang gadis berparas cantik nan bertubuh mungil, sukses di usia muda nya sebagai seorang Lead Marketing sekaligus Public Relation di sebuah perusahaan ternama. Namun, kisah cinta dengan kekasih nya tid...