🖤17 - Ambang Batas Sabar

3K 224 10
                                    

Sepulang kantor, Aletta langsung melesat pergi dari ruang kerja nya karena ada janji dengan Musical untuk menemani nya membeli oleh-oleh untuk teman nya di Australia.

Sesampainya di lobby kantor pandangan Aletta justru terfokus pada laki-laki yang sedang duduk di sofa melingkar di tengah-tengah lobby. Laki-laki itu memakai hoodie hitam dengan celana panjang jeans berwarna hitam juga, topi yang dia pakai jelas menunjukkan siapa dia meski dari kejauhan. Topi berwarna hitam itu bertuliskan "ANGKASA" di bagian depan nya.

"Ngapain dia disini!" , cibir Aletta dalam hati nya.

Aletta berlalu saja bagai tidak tau kedatangan Erlang disana. Tapi tiba-tiba langkah nya terhenti, saat ada seseorang yang mencekat lengan Aletta.

"Lepasin!"

"Ngga mau."

"Lepasin Erlang!" tegas Aletta lagi.

"Kenapa sih lo selalu gini in gue? Gue kurang apa buat lo?!"

"Lepasin Erlang! Ini di kantor tempat gue kerja,jangan sampai gue bikin malu lo!"

"Gue ngga peduli, lo mau ya jadi pacar gue?"

Aletta membalikkan badan nya pada Erlang dan menatap Erlang dengan tatapan tajam.

"GUE GAMAU DAN GA AKAN PERNAH MAU!" ujar Aletta.

"Let, gue uda nunggu lo selama 4 tahun!"

"Gue ga pernah nyuruh lo ngelakuin itu!" balas Aletta.

Dengan kasar nya Erlang menarik tangan kiri Aletta menjauh dari lobby kantor, Erlang justru membawa Aletta kedalam kantor, memasuki sebuah lorong kecil yang Aletta baru kenali,ternyata ada tempat seperti ini di dalam kantor nya.

"Lo mau ngapain Erlang! Lepasin gue!" umpat Aletta mencoba melepaskan tangan nya dari Erlang. Ketakutan kini merasuki perasaan Aletta saat tangan nya semakin ditarik menjauh di tempat yang semakin sepi. Air mata yang sedari tadi ingin dia lepaskan, dia tahan, demi terlihat kuat di mata Erlang.

"Gausah banyak nanya,sayang!"

"Fuck up your mouth,Erlang!" umpat Aletta.

Erlang tidak menggubris umpatan Aletta yang mengatai nya dengan Brutal. Sedangkan Aletta begitu ketakutan dan dia berinisiatif mengeluarkan ponsel yang untung nya dia taruh di saku kanan celana nya.

Dengan cepat Aletta mengambil ponsel dengan tangan kanan dan mencari nama Nadya di kontak. Aletta memencet tombol whatsapp di kontak Nadya yang langsung terhubung dengan chat, dia segera mengirimkan Nadya pesan.

••••

Jam Rolex dipergelangan tangan Bian sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Bian segera beranjak dari tempat kerja nya untuk menghampiri Aletta. Dia berencana untuk mengajak Aletta makan malam, setelah kejadian kocak bagi Bian tadi.

Saat sampai di kubikel kerja milik Aletta, sang pemilik tidak ada disana. Bian tersenyum, se gugup itu dia sampe menghindar ketemu saya?

Bian hendak melangkah pergi, namun teriakan Nadya membuatnya tetap berada disana sambil meneliti hal yang membuat karyawan lain nya mengerubuti Nadya.

"Deril! Dengerin ini!" kata Nadya panik lalu mengulurkan ponsel nya ke deril.

Deril terlihat serius saat mendengarkan sesuatu dari ponsel Nadya.

"Kenapa?" tanya Dewi panik.

"Eh nyet! Lo jelasin kek itu voice note kenapa!" tanya Bima juga.

Tapi Deril masih diam, mencoba menelusuri suara di balik Voice note itu.

MONOKROM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang