Keheningan terjadi saat Aletta dan Bian dalam perjalanan pulang. Aletta terdiam karena dia begitu malu karna relfleks memeluk Bian. Sedangkan Bian terdiam karna banyak sekali amarah serta pertanyaan yang tertahan di pikiran nya.
"Pak.." panggil Aletta,akhirnya dia memberanikan diri.
"Ya?"
"Maafin ya, tadi uda Peluk Bapak sembarangan." ujar Aletta.
"Ya." tanggap Bian singkat.
Aletta menghela nafas dan mencerna jawaban-jawaban singkat yang di berikan Bian. "Ba-pak ma-rah?"
"Dia siapa kamu?" tanya balik Bian.
"Erlang?" ucap Aletta. "Dia pemilik kedai Gelato itu."
"Oya? Terus kenapa tadi dia bersikap seperti itu ke kamu?"
"Iya. Ceritanya panjang, males ah ceritanya." ujar Aletta lalu dia memalingkan muka pada jendela di sebelah kirinya.
"Kalau kamu ngga mau cerita gapapa."
Aletta menoleh lagi ke arah Bian yang seperti nya mendadak badmood.
Ngapain sih kepo banget sama masa lalu gue?
Dengan terpaksa, Aletta menceritakan tentang Erlang, "Erlang itu dulu bukan apa-apa, dia cuma bantu kakak nya yang punya kedai Gelato itu. Sampai suatu ketika, kedai itu sepi, penjualan turun. Dan waktu itu ga sengaja aku ada disana, ga sengaja juga ngobrol sama Erlang dan malah memberikan dia solusi buat kedai Gelato itu. Karna kebetulan waktu itu aku uda jadi lead Marketing di Perusahaan, jadi sedikit banyak aku merasa bisa bantu dia dan kakak nya."
"Lalu Erlang nyampein saranku ke kakak nya, dia bilang kalau itu ide nya dan ternyata Kakak nya setuju bahkan bangga karena Erlang bisa punya ide secemerlang itu. Sampai akhirnya, Kakak nya Erlang ngasih usaha nya buat Erlang karena semenjak ide itu di terapin, Kedai Gelato itu semakin terkenal sampai sekarang" tambah Aletta.
"Oya? Lalu?"
"Ya.. Dari situ Erlang jadi ke ge'eran, dia kira aku suka sama dia karena dulu hampir tiga kali seminggu kesana, nyatanya aku cuma sekedar karna suka gelato nya. Dia malah tambah kecewa waktu tau aku pacaran sama Adrian. Dia bilang sama aku kalau dia akan nunggu aku sampai putus. Berlebihan kan ya?" penjelasan Aletta yang panjang tidak sama sekali diabaikan Bian.
Bian mendengarkan setiap detail kata yang terucap. Bagi Bian, siapapun jika dekat Aletta akan mempunyai kebahagiaan ter sendiri. Bagaimana cara Aletta menghadapi dunia nya sangat cermat, dia melakukan sesuatu hal tidak berlebihan. Baginya, ketika dia cuma punya niat menolong.. Ya itu saja niatnya, bukan untuk hal lain.
"Dia ngapain kamu tadi?"
"Dia.."
Aletta memberhentikan mulutnya untuk menjawab, rasanya teringat kembali saat pipi dan leher nya disentuh dengan cara yang menjijikan tadi, begitu membuat Aletta sakit hati. Bukan karena sentuhan nya, karena suasana yang di buat Erlang tadi, seolah hal buruk akan terjadi andai saja Aletta tidak menerabas untuk keluar.
Bian langsung menginjakkan kaki pada pedal rem mobil nya yang membuat mobil hitam itu tiba-tiba berhenti di tengah jalan.
"Dia melakukan hal buruk sama kamu?" tanya Bian dengan nada menyeramkan tanpa melihat Aletta sedikitpun.
Suasana mendadak mencekam, aura kemarahan Bian begitu terasa saat nafasnya mulai menderu.
"JAWAB ALETTA!" bentak Bian yang membuat Aletta tersentak.
"Mungkin, mung-mungkin kalau aku ga kabur dia akan ngapain-ngapain aku." ujar Aletta dengan sedikit gugup.
"Kita balik kesana." seru Bian sambil dengan cepatnya memutar balik tanpa mempedulikan keadaan sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROM
RomanceAletta Melodia, biasa di panggil Aletta. Dia seorang gadis berparas cantik nan bertubuh mungil, sukses di usia muda nya sebagai seorang Lead Marketing sekaligus Public Relation di sebuah perusahaan ternama. Namun, kisah cinta dengan kekasih nya tid...