🖤25 - Benar-benar sendiri

2.5K 166 5
                                    

Saat jam makan siang, Aletta masih bertengger di meja nya. Masih memikirkan hal yang sama, perkataan Bian yang menyakitkan tadi.

Belum lagi beberapa menit yang lalu, Aletta melihat Bian keluar dari ruang kerja nya bersama Manda yang memegang erat tangan Bian. Sungguh, kenapa hal ini nyakitin banget, ujar Aletta dalam hati.

Ajakan Nadya untuk makan siang, ditolak mentah-mentah oleh Aletta. Selain dia mengurus kegiatan Bian, dia juga sibuk sendiri memikirkan pekerjaan nya yang lain. Laporan HRD tadi pagi, menyangkut kontroversi proyek pembangunan perumahan, tentang warga sekitar yang menolak pembangunan itu karena dianggap merugikan warga. Hal itu membuat pikiran Aletta lelah, berat, dan semakin sukar berfikir.

Masalah yang biasa sebenarnya, tapi kini berhasil membuat Aletta pusing. Saat ini dia harus membuat proposal tentang solusi yang akan dia berikan, menyusun nya agar cepat selesai dan agar dia bisa segera menyelesaikan pekerjaan nya.

Setelah proposal itu selesai, Aletta belum melihat Bian kembali ke kantornya. Sementara, dia sendiri harus rapat dengan HRD dan memberikan proposal nya agar segera di setujui.

Aletta mengambil satu sticky note berukuran besar, dia memilih warna hijau, dengan arti pesan yang dikirim Aletta bertanda baik-baik saja dan menuliskan pesan disana lalu ditempelkan di meja kantor Bian.

Setelah itu, Aletta segera menyelesaikan tugas nya sebagai P-R. Berharap masalah satu per satu bisa selesai dengan teratur agar tidak memberatkan pikiran nya.

"Baik, kalau begitu saya segera ke lokasi Pak untuk bertemu dengan warga." Ujar Aletta saat HRD sudah menyetujui proposal nya.

"Saya harap masalah itu segera selesai. Mengingat proyek itu harus segera kita selesaikan dalam waktu 7 bulan untuk tahap pertama." ujar Vallen.

"Baik, Pak."

Aletta lalu meninggalkan ruangan HRD dan kembali ke tempat nya. Dia melihat ponsel nya,sudah banyak sekali notifikasi tersemat. Salah satu nya notifikasi telepon dari Bian.

Dengan berat hati, Aletta kembali menghubungi Bian dengan menekan nama Bian di layar ponsel nya,

Bapak Bian
Memanggil...

Halo iya Pak?

Kemana aja kamu?

Saya habis dari ruang HRD pak.
Bapak lupa, selain saya sekertaris Bapak, saya juga lead P-R dan lead tim staff.

Lalu?

Saya juga harus mengurus pekerjaan saya yang lain.

Itu tanggung jawab kamu.

Iya, memang tanggung jawab saya!
Tanggung jawab Bapak juga untuk mengerti sama hal itu!

Ke ruangan saya sekarang.

Maaf, saya harus pergi ke proyek perumahan Royal Garden.
Semua laporan kegiatan, dan revisi divisi sudah saya selesaikan sesuai dengan pesan saya di note.

Kenapa harus kesana?

Kerja.

Saya antar kamu.

Aletta terdiam beberapa saat,

Tidak perlu.
Tidak seharusnya saya di antar Direktur Utama.
Terimakasih Pak.

Tut..tut..tut..

Aletta menghela nafas panjang, tidak disangka dia akan berani menyampaikan hal sedemikian rupa. Menolak sekaligus menyindir Bian.

MONOKROM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang