UNA - Chapter 81 : Bunga Tidur

35 3 0
                                    

***

Kaki gue berpijak disebuah padang rumput yang hijau banget warnanya.

Ditengahnya ada sebuah pohon besar dan lucunya gue liat ada rumah pohon gue...

Iyaa rumah pohon gue!

Gue berjalan mendekati pohon itu. Tapi gue gak sadar kalau ada seseorang yang lagi berdiri munggungin gue. Dia kayak lagi merhatiin rumah pohon gue. Entah siapa dia...

Gue pun menghentikan langkah gue tepat di belakang tubuh laki-laki yang gue sadari dia adalah orang yang gue kenal.

Gak lama laki-laki itu berbalik kearah gue dan tersenyum manis kearah gue. Iya, manis... Karna gue sendiri gak menyadari seberapa tampannya dia sekarang.

"Hai..." Sapa dia sambil senyum.

Gue belum jawab... Karena gue masih merhatiin seluruh tubuh dia yang keliatan sehat. Bukannya dia lagi koma?

Apa dia udah sehat?

"Hei... Jangan bengong." Kata dia lagi tapi kali ini diakhirin dengan tawa.

Gue kangen tawa itu.

"Lo... Udah sembuh, Ga?" Tanya gue ke dia dengan tatapan gak percaya.

Gue liat Erga cuma senyum aja dan gak lama jawab. "Ikut gue yuk! Kita keatas, ke rumah pohon lo."

Gue liat tangan kanannya terbuka buat gue. Senyum gue gak bisa gue tutupin lagi dan gue pun menyambut tangan Erga.

Kita pun jalan semakin dekat kearah rumah pohon gue. Sesampainya, Erga ngasih jalan untuk gue duluan yang naik ke atas, gue pun nurut dan naik duluan keatas terus Erga ngikutin dari bawah. Gue pun sampai diatas dan ngeliat seisi rumah pohon gue yang berharga.

Wow... Isinya sama...

Gak ada yang beda.

Gue pun duduk di sisi kasur kesayangan gue, tapi enggak buat Erga. Dia cuma berdiri dan mandang hamparan padang rumput dari jendela rumah pohon gue.

"Kangen gue bisa ngobrol kayak gini sama lo..."

Ekhemm...

Sorry...

Gue nyaris keselek sama ludah gue sendiri. Ya... Gue juga.

"Gak kayak biasanya, berantemm... Mulu kayak anjing ama kucing!" Serunya mengundang tawa gue.

Gak lama dia balik badan dan gue liat dia. Tapi... Kali ini gue cuma bisa liat siluet dia aja karena dia ngebelakangin cahaya yang masuk ke dalem rumah pohon gue.

"Gue seneng banget bisa kenal sama lo..., Una."

Rasanya lidah gue keluu banget, pengen banget bales tapi susah...

UNA (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang