UNA - Extra Part

60 4 1
                                    


***

Desiran angin terasa menusuk ke kulit.
Rasanya cahaya hangat matahari udah gak mampu mengalahkan angin yang datang dari arah luasnya lautan di Kepulauan Seribu ini.

Gue ngelirik kearah kanan, ada seseorang yang dateng.

Seseorang yang dateng dari masa lalu.

Sesuai janjinya kemaren setelah makan malem, dia pengen ketemuan sama gue. Katanya ada pembahasan penting yang mau dibahas. Dan hebatnya ini jam tujuh pagi, dimana gue harusnya bangun siang walaupun tujuan gue kesini bukan untuk berleha-leha.

"Sorry, saya dateng telat. Sudah nunggu lama ya?"

Sialnya suaranya berubah jadi lebih serak dan berat. Jauh beda sama terakhir kali perpisahan kita.

"Gapapa, pak." Jawab gue mencoba mengontrol kupu-kupu yang berterbangan diperut gue.

Dia keliatan sedikit mendekat kearah gue, bikin gue semakin salah tingkah dibuatnya.

"Kamu sudah sarapan, Una?" Tanyanya.

Gue cuma bisa geleng-geleng kepala.

"Nanti kita makan bareng. Tapi setelah pembicaraan kita berdua." Katanya yang membuat pembicaraan ini mengarah ke pembicaraan yang mulai serius.

Gue mencoba untuk mengatur napas terlebih dahulu, lo mesti siap, Una.

"Ada yang mau saya sampaikan kepada kamu. Ini serius, karna ini menyangkut antara saya dan kamu." Tuturnya yang gue anggukin.

"Ini soal janji yang pernah saya buat kepada kamu."

Deg...

Tubuh gue seketika kaku. Gue seperti gak bisa ngegerakin tubuh gue sendiri. Gue sebetulnya pengen banget nutup telinga gue sekarang, sayangnya tangan ini terlalu lemah dan kaku untuk bisa bergerak.

"Soal janji aku tujuh tahun lalu, Una. Janji aku ke kamu."

***

UNA (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang