UNA - Chapter 70 : Bukan Urusan Una

62 8 0
                                    

***

Dengan motor cruishernya, kita melaju membelah jalan ibu kota yang begitu sejuk ditengah hari yang mulai menggelap.

Mas Irman sesekali memberikan gue joke-joke lucu dan selera humornya not bad. Gue suka.

Yang gue ngerti adalah Mas Irman orang yang dewasa banget. Jelas sih, secara udah semester tujuh dan lagi banyak praktek-praktek. Anak UI lagi.

" Kamu beneran belum punya pacar, Na? "

Heuh? Mas Irman ngomong apa?

" Apa mas? " tanya gue ulang karna suara angin yang kencang mengganggung telinga gue.

" Kamu beneran belum punya pacar? "
Kenapa Mas Irman tanya hal itu lagi?

" Nggak, mas! " Jawab gue memperkencang volume suara gue.

" Bagus kalo gitu! "

Pas gue denger dia ngomong kata-kata itu terakhir, jantung gue langsung berdebar kencang.

Maksud dia apa...

Setelah setengah jam dijalan akhirnya gue sampe kebuah kafe yang keliatannya asik banget. Masa baru sampe parkiran udah disambut suara- suara akustikan gitu.

Gue pun turun dari motor dan ngeliat kearah kafe yang punya nuansa lebih kealam dengan lampu-lampu coklat yang memanjang dilangit-langit kafe, bahkan diparkiran juga dihiasin lampu yang sama.

Sumpah sih nih kafe fix banget enak.

" Yuk, masuk. " ajak Mas Irman dan lagi-lagi megang tangan kiri gue.

Entah kenapa kalo sama dia bawaannya nurut aja gitu.

Gue sama dia sampe didepan tabel kasir dimana kita mau sekalian pesen. Gue liat-liat menu yang enak-enak banget.

Tapi pilihan gue jatuh ke waffle dengan double ice cream vanilla yang dilumurin lagi dengan saus karamel, plus chocolate milk shake yang bakalan enak banget sih.

Sedangkan Mas Irman pesen makanan yang cukup berat, Fish and chips plus minumnya Pineapple splash.

" Enaknya di luar sih. Liat deh ada live music. " kata Mas Irman ke gue sambil nunjuk kearah luar kafe belakang yang keliatannya rame.

Gue pun mengangguk antusias. Gue sama dia pun jalan kearah halaman belakang kafe.

Dan disini bener-bener gak rugi sih. Kafe ini punya konsep bohemian gitu, jadi ada beberapa kain-kain yang menjuntai dengan motif etnis.

Bener aja lagi ada live music dimana lagi Untitled dari Maliq & d'Essentials dimainkan. Rasanya jadi kayak anget-anget gimana gitu, ditambah pencahayaan yang cenderung coklat buat efek nyaman buat berlama-lama disini. Gue sama Mas Irman memilih buat duduk disalah satu spot unik dimana tertata tapih meja bulat dan tiga bantal duduk berwarna cream yang dibawahnya beralaskan karpet berwarna mirip karung goni.

Sumpah sih enak banget tempatnya, jadi kita duduknya lesehan dan bikin nuansananya makin menyatu sama alam. So... amazing!

UNA (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang