Kaisar menghela nafasnya kasar. Tidak seperti yang Krystal pikirkan. Dia sama sekali tidak berniat menyakiti hati Krystal.
Kaisar masih duduk ditempatnya, kembali memandang api unggun yang masih menyala dihadapannya. Dia ingin menjelaskan semuanya pada Krystal, hanya saja gadis itu lebih dulu mengambil kesimpulan dan pergi begitu saja.
"Hey" seseorang menepuk bahu Kaisar, membuat lelaki itu menoleh dan medapati orang yang dikenalnya tengah berdiri disampingnya.
"Mana adek gue?" Tanya Steven, kakak Krystal.
Dia duduk disamping Kaisar. Dan mengedarkan pandangannya mencari sosok adiknya itu, tapi dia tidak menemukannya.
"Dia udah masuk tenda bang"
Sejujurnya Kaisar kini sangat gugup, dia tidak tahu harus seperti apa dihadapan kakak Krystal.
Steven mengeluarkan bungkus rokok dan menawarkannya pada Kaisar, tapi Kaisar menolaknya secara halus. Bukan karena ia tidak suka merokok, hanya saja sekarang dia tidak ingin.
"Kalian disini dari kapan?" Tanyanya pada Kaisar.
"Kita baru kesini tadi sore, tapi berendam dulu di Cimanggu, dan lanjut camp kesini" jelas Kaisar.
Steven mengangguk-ngangguk mendengarkan penjelasan Kaisar.
"Sebenernya gue udah tahu kalau adek gue ikutan himpunan pecinta alam di kampusnya"
"Adek gue, walau kelihatannya tomboy, jutek, dan percaya diri tinggi, tapi dimata gue dia masih kaya gadis kecil. Dari dulu Krystal ga pernah nyusahin keluarga gue, ga pernah minta ini itu layaknya anak bungsu. Dia selalu mandiri dan cenderung nyembunyikan perasaannya. Kalau dia kena marah orangtua gue, dia cuma bisa menunduk dan ga berani melawan. Lalu yang dia lakukan hanya mengurung diri di kamar dan menangis secara diam-diam. Dia ga pernah nunjukin rasa sedihnya didepan ortu gue....."
".... tapi gue selalu memanjakan Krystal, gue selalu memberi perhatian lebih buat adek gue. Apapun yang dia lakukan gue selalu mencaritahu sendiri, gue selalu ada buat Krystal. Sampai akhirnya dia mulai terbuka pada gue, selalu senang ketika merajuk pada gue dan ga tanggung tanggung menunjukan sisi manjanya. Awalnya gue ga setuju dia kuliah di Bandung, karena gue ga bisa selalu mantau dia. Gue tahu dia udah dewasa, tapi dia masih butuh gue buat menjaganya. Dia memang bukan introvert, hanya saja dia selalu menutupi dirinya sendiri. Dia sangat pintar menyembunyikan perasaannya dari orang lain. Lo ngerti maksud gue?"
Kaisar mengangguk, dia merasa Steven memiliki sifat yang sama dengannya. Dia merasa nyaman dengan Steven. Sekarang dia sudah tidak canggung lagi berhadapan dengan kakak Krystal. Steven tidak semenakutkan yang Kaisar kira.
"Ya. Krystal memang seperti itu, gue setuju sama ucapan lo bang. Seperti kata lo yang selalu ingin menjaga Krystal. Gue pun selalu ingin melindungi dia setiap waktu"
"Tapi gue rasa dia sudah membuka diri dihadapan lo, dari caranya yang merajuk terhadap lo dan sifat santainya saat bersama lo gue yakin dia udah terbuka sama lo, walau ga sepenuhnya"
Kaisar menggeleng.
"Dia memang selalu kaya gitu sama gue dan yang lainnya. Maksud gue sama temen-temen himapanya juga. Bukan hanya ke gue doang""Mungkin lo bener, karena gue ga tahu temen dia siapa aja. Apalagi temen cowoknya, gue cuma tahu lo dan Sean doang. Tapi beberapa hari yang lalu adek gue posting foto Sean dan temennya. Gue bisa menyimpulkan kalau dia udah sangat nyaman dengan temennya."
Kaisar sedikit terkejut ketika Steven membicarakan Sean. Apa kakaknya mengenal Sean juga? Apa mereka sudah pernah bertemu? Padahal ia pikir hanya dia yang udah ketemu sama kakak Krystal. Tapi ternyata kakak Krystal sudah mengenal Sean juga. Jadi sebenernya sejauh mana hubungan Krystal dan Sean. Kenapa Kaisar merasa tertinggal jauh dari Sean?
Bahkan pertemuan pertamanya dengan kakak Krystal pun sangat tidak baik, dia hampir aja marah karena lelaki itu ada di kosan Krystal, dia cemburu waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATURAL
FanfictionNatural itu kamu Kamu datang secara alami, dan membuat hatiku berdebar Aku menyukainya