"Mau ketoprak atau bubur ayam?"
Gue yang masih sibuk liatin pedagang yang berjejer kini mengalihkan pandangan menatap Kaisar yang sekarang natap gue minta jawaban.
"Ketoprak aja deh, bosen bubur mulu" putus gue akhirnya. Kaisar mengangguk dan menggandeng gue kesalah satu penjual ketoprak dipinggir jalan.
Kita berdua abis olah raga pagi di Lapangan Gasibu, ituloh lapangan depan Gedung Sate. Setiap hari minggu memang selalu ramai oleh masyarakat yang dateng. Sekedar olahraga, jalan-jalan doang atau keliling liat pedagang kaki lima dadakan yang selalu memenuhi jalan sekitar gasibu kalau di hari minggu.
Pagi-pagi sekali Kaisar datang ke apart gue dan bangunin gue ngajak gue buat olahraga. Padahal minggu itu hari rebahan bebas buat gue.
Mau ga mau akhirnya gue bangun dan nurutin Kaisar."Yang satu ga usah pake sambel mang" cegah Kaisar ketika melihat abang penjual ketoprak itu mau ngasih sambel ke mangkuk kita.
"Ini neng, A selamat makan" ucap abang itu. Gue cuma senyum doang.
Gue makan ketopraknya tanpa lihat ke Kaisar. Gue laper banget setelah lari keliling lapangan. Kaisar juga ga ada ampun buat gue lari terus, gue ga dibolehin istirahat bentar sebelum waktu yang udah dia tentuin selesai. Dan sekarang barulah kita istirahat setelah gue merengek ke Kaisar kalau gue laper. Sia-sia dong gue olahraga tapi langsung diisi lagi? Gue sih bodo amat.
Kaisar ngasih gue kerupuk dan nyampurin di dalam ketoprak gue.
"Kerupuknya enak disatuin, jangan makan dipisah" ucap dia.Gue cuma ngangguk aja dan lanjut makan. Gue emang kalau lagi makan ga suka diganggu, apalagi sambil ngobrol, gue ga bisa fokus makan kalau gitu.
Setelah selesai Kaisar ngasih gue teh hangat, gue lihat jam tangan gue dan sekarang baru nunjukin pukul 8 pagi.
Kaisar yang bayar makanannya, dia kembali nyamperin gue dan bawa gue pergi dari situ. Kasian banyak yang nungguin tempat duduknya, soalnya tempatnya terbatas jadi kita harus gantian.
"Mau kemana lagi?" Tanya gue pada Kaisar yang sekarang masih anteng menggandeng tangan gue. Ternyata dia bawa gue ke parkiran.
"Pulang aja ya" ajak dia. Gue sih nurut aja, kan dia yang bawa gue keluar, yaudah jadi ngikut aja.
Setelah sampai apart gue, Kaisar ga langsung pulang. Dia malah ikut masuk ke apart gue.
"Katanya mau pulang?" Kaisar malah merebahkan tubuhnya di sofa gue.
"Nanti aja, mau istirahat dulu" ucapnya.
"Modus!" Dengus gue yang dibalas dengan kekehan Kaisar.
Gue memutuskan buat mandi dulu, karena gue ga betah banget lama-lama sama keringet. Gue ga tahan sama keringet sendiri. Biarin ajalah Kaisar gue kacangin dulu, kalau haus dia bisa ngambil minum sendiri ko.
Setelah selesai mandi gue kembali ke ruang tengah dan mendapati Kaisar yang lagi tidur di sofa. Tangannya memeluk bantal sofa, bibirnya sedikit mengerucut dengan dahi berkerut. Kentar banget dia capeknya, tapi tetep lucu pas tidur.
Gue duduk dikarpet depan sofa menghadap ke dia. Mengelus rambutnya pelan dan sesekali membenarkan anak rambutnya yang menutupi pelipisnya. Rambutnya sedikit basah karena keringat. Gue pun mengusap keringatnya dengan tangan gue. Kaisar sama sekali tidak terusik sama ulah gue.
Saat gue hendak berdiri Kaisar nahan tangan gue.
"Mau kemana?" Gumamnya dengan mata yang masih tertutup."Mau ngambil minum" jawab gue sambil melepaskan tangan Kaisar yang menahan gue. Kaisar ga menolak dan kembali memeluk bantal sofa gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATURAL
FanfictionNatural itu kamu Kamu datang secara alami, dan membuat hatiku berdebar Aku menyukainya