"Lama banget sih!"
"Hehe maaf, tadi Shilla minta ditemenin ke perpus dulu"
"Mau makan dimana?"
"McD yuk!!!"
"Yaelah McD mulu, gak bosen?"
"Udah ah lama, buruan jalan"
Hari ini gue emang janjian sama Sean buat makan siang bareng. Dia tadi jemput gue setelah gue selesai kelas.
"Pesenin yaaaa, kaya biasa aja. Eh tambah es krim"
"Bilang aja gue yang bayar" dengus Sean. Gue cuma nyengir doang, tahu aja kalau pengen dibayarin.
Setelah Sean pesen makan, gue nungguin dia sambil ngechat Kai, ngasih tahu dia kalau gue lagi makan siang bareng Sean. Lagipula Kaisar juga tadi bilang ke gue gak bisa jemput gue, jadi gue menerima tawaran nya.
"Pesanan sudah datang Nyonya" cibir Sean. Mukanya udah kusut banget. Dia kelamaan ngantri, makanya kesel kaya gitu.
"Asem banget muka lo" ledek gue. Dia mendelik sebal setelah meletakan makanan di meja. Sean pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangannya. Karena antrian wastafel juga panjang, makanya dia memilih ke kamar mandi.
"Maaciwwwww Seaaaaannnn" Sean mengabaikan gue, dia bergidig ngeri mendengar suara so imut gue. Yee bangsul emang.
"Tumben mau diajak keluar sama gue?"
"Kaisar lagi gak bisa jemput gue, jadi ya gue terima ajakan lo aja, kan lumayan makan gratis"
"Anjir, gue cuma dimanfaatin doang"
"Bodo amat, suruh siapa masih jomblo, jadinya gak punya temen nongkrong kan lo? Makanya lo ngajakin gue mulu" cibir gue.
"Sialan lo. Awas aja kalo nanti nyari gue pas lo lagi galau, gue ogah ya nemuin lo!"
Gue ketawa denger ucapannya. Emang bener sih, kalai gue lagi galau Sean selalu jadi orang pertama yang gue cari. Maaf aja, bukan maksud gue manfaatin dia. Gue merasa nyaman aja kalau sama dia. Dia itu udah kaya abang gue juga. Walaupun irit ngomong, tapi dia selalu nenangin.
"Sean, lo masih mikirin Diva?"
"Gue gak bisa berhenti, Klee. Gue selalu merasa bersalah sama dia"
"Tapi lo gak salah apa-apa. Diva kaya gini bukan karena lo."
Semenjak Diva kecelakaan. Sean menjadi orang pertama yang merasa bersalah. Walaupun dia gak nunjukin ke semua orang, tapi gue tahu apa yang dia rasakan. Sean menceritakan semuanya ke gue.
Malam sebelum kecelakaan, Sean memang ikut kumpul di sekre bareng Diva dan yang lainnya. Sean dan Diva menjadi orang terakhir yang meninggalkan Sekre malam itu. Awalnya Sean mengajak Diva untuk pulang ke rumahnya, tapi Diva menolak. Sean juga sudah menawarkan untuk mengantarkan Diva karena lelaki itu kelihatan lelah, tapi tetap saja Diva menolaknya. Jadi mereka berpisah karena Diva menolak tawaran Sean. Sampai pagi harinya ibu Diva menghubungi Sean, memberitahukan bahwa Diva kecelakaan. Sean sangat shock. Tapi dia gak bisa melakukan apa-apa. Dia selalu menyalahkan dirinya sendiri, kenapa dia tidak berhasil membujuk Diva untuk menginap di rumahnya, atau kenapa dia tidak memaksa Diva untuk mengantarkannya pulang. Dia selalu merasa bersalah karena hal itu.
"Gue masih gak percaya sama yang Diva alami. Kejadian itu terjadi setelah beberapa menit gue dan Diva kepisah untuk pulang. Gue gak bisa membayangkan kalau gue yang ada di posisi Diva"
"Sean udah. Semuanya udah kejadian. Ini bukan salah lo, ini takdir. Jangan nyalahin diri lo terus. Diva juga udah dalam masa pemulihan kan"
Sean menghela nafasnya berat.
"Gue emang tahu ini takdir. Kecelakaan itu gak bisa dihindari. Cuma gue masih gak nyangka aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
NATURAL
FanfictionNatural itu kamu Kamu datang secara alami, dan membuat hatiku berdebar Aku menyukainya