70

2.2K 293 28
                                    

D-1 DIKLATSAR

"Baik untuk paripurna hari ini cukup sekian. Jaga terus kesehatan kalian karena besok kita sudah masuk ke dalam tahap karantina di kampus. Dan juga diharapkan semua panitia bisa menjalankan tugasnya sesuai divisi kalian. Bisa dipahami?"

"SIAP BISA!!"

"Sebelum mengakhiri kegiatan, alangkah baiknya kita berdoa. Berdoa dalam hati sesuai kepercayaan masing-masing dimulai...."

"Mari teriakan nama HIMAPA 3x dengan keras dan lantang!"

"HIMAPA!! HIMAPA!! HIMAPA!!"

Gue tersenyum dan menepuk bahu Sean pelan setelah panitia dibubarkan. Gak kerasa juga besok kita udah mulai diklat. Dan gue sangat berterimakasih pada Sean yang membantu gue sebagai sekretaris. Padahal seharusnya gue yang bantuin dia, tapi karena kondisi dan permasalahan gue jadinya dia yang dengan seka rela bantuin gue.

"Makasih banyak Se, semoga diklatsar sekarang berjalan dengan lancar. Lo hebat banget sebagai Danlat tahun ini"

Sean balas tersenyum menatap gue.
"Sama-sama. Lagian ini kan tugas dan tanggungjawab gue sebagai Danlat. Kalau bukan Danlat juga gue ogah kali Klee"

"Yeee dasar"

Saat sedang asyik ngobrol dengan Sean, Bayu dan Chandra datang menghampiri gue dan seperti biasa mereka selalu merangkul bahu gue secara bersamaan.

"Neng main yuk sama abang" goda Chandra.

"Abang beliin apapun dah yang neng mau, gimana?" Sahut Bayu.

Gue mendelik dengan kelakuan mereka. Suka random banget emang mereka tuh. Dengan sedikit kencang gue mencubir perut mereka sampai mereka mengaduh kesakitan. Salah siapa ganggu gue terus.

"Aww aww sakit, Klee... aduh iya iya maaf aww" ringis Chandra.

"Aaawww Klee... aduduh perut gue... ishhh Klee. Iya gue minta maaf, becanda doang aww... lepasin Klee" Bayu juga sama sama meringis. Lagian salah siapa?

Sean langsung meledakan tawanya. Dia gak berniat bantuin Chandra dan Bayu, yang ada dia malah ikutan mengejek.

"Syukurin. Emang enak?" Ejek Sean.

"Bangsat lo Se!" Dengus Chandra dan Bayu bersamaan.

Karena gue merasa kasihan, akhirnya gue melepaskan cubitan maut gue pada mereka. Dan seketika mereka duduk di kursi dan mengelus perut yang gue cubit tadi.

"Pedes banget anjir cubitannya"

"Hooh, perut gue ampe memar gini" sahut Bayu.

Gue gak peduliin lagi ringisan Bayu dan Chandra, sekarang gue memilih buat pulang. Karena Kaisar udah nungguin gue.

"Langsung pulang?" Tanya Kaisar.

"Iya"

Kaisar mengangguk lalu menuntun gue ke parkiran. Sebelumnya gue udah pamitan pada semuanya untuk pulang lebih dulu.

Sebelum pulang, Kaisar mengajak gue untuk ke kosanya dulu. Karena rapat paripurna ini diadakan siang dan gak memakan banyak waktu, jadi gue masih bisa istirahat dulu sebelum besok memulai kegiatan Diklatsar.

Ya walaupun sebenarnya gue gak akan turun ke lapangan juga sih. Mengingat kondisi gue yang sekarang, dan juga anak-anak gak ngizinin gue buat full di lapangan. Apalagi gue ini cuma sekretaris, yang kerja rodinya bukan di lapangan tapi sebelum ke lapangan. Karena tanpa sekretaris, diklatsar gak bakal bisa berjalan.

Kaisar ke kostan buat ngambil peralatan yang bakal dia bawa untuk Diklatsar besok. Walaupun 2 hari masih kegiatan karantina di kampus, tapi panitia wajib mengumpulkan peralatannya di sekre dari besok.

NATURAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang