28

1.7K 226 9
                                    

Sudah dua jam gue cuma berguling-guling diatas tempat tidur. Gue ga bisa tidur dan merasa gelisah. Padahal gue ga tahu gelisah karena apa. Lapar? Ngga. Pengen nonton? Ga mau. Sakit? Ngga juga. Gue heran gue ini sebenernya kenapa.



Gue lalu duduk ditempat tidur. Menatap kamar gue. Sumpah gue ga tahu apa yang terjari pada gue sampai bikin ga bisa tidur. Gue lihat jam di nakas, dan sekarang udah jam 9 malam.



Gue memutuskan untuk tiduran di ruang tengah apartment gue. Nyalain TV biar ga ngerasa sunyi. Sebenernya gue suka di kosan lama gue, tapi abang gue tetep maksa gue buat pindah. Yaudah, gue bisa apa?






Gue masih aja rebahan di sofa sampai ada yang menekan bel apart gue. Gue ga tahu siapa yang bertamu malam-malam begini. Gue diemin aja males bukain pintu.

Tapi bel terus saja berbunyi, bikin gue mau ga mau harus lihat siapa yang datang dan bertamu jam segini.




Gue ga sempet ngecek siapa yang dateng, dan memilih langsung membuka pintu apart gue. Dan hal yang pertama gue lihat yaitu plastik bertulisan Pizza Hut.



"Hai" sapa orang dibalik plastik itu, dia menurunkan bawaannya dan tersenyum canggung di depan gue.



Gue bahkan kaget melihat siapa yang ada dihadapan gue sekarang.

"Kaisar....."


Kaisar menggaruk tengkuknya yang gue rasa tidak gatal itu dan tersenyum kikuk menatap gue.
"Gue ganggu ya Klee?" Tanyanya merasa ga enak.

Lagian Kaisar ga bilang apa-apa kegue, dia bahkan ga bilang mau ke apart gue.
Eh tunggu. Kayanya gue emang belum ngasih tahu dia kalau gue pindah. Dan juga darimana dia tahu apart gue?



"Ko lo tahu apart gue?"

"Ga akan disuruh masuk dulu nih?"

Gue yang tersadar kalau sekarang masih di luar segera mempersilahkan Kaisar masuk.
Gue bawa Kaisar ke ruang tengah, menyuruhnya untuk duduk di sofa yang tadi gue pake buat rebahan. Gue beresin bantal dan juga selimut yang tadi gue pake di sofa.



"Lo udah tidur ya?" Tanyanya melihat selimut dan juga bantal yang gue beresin.



"Ngga ko, gue belum tidur"

Kaisar lalu meletakan pizza yang dia bawa dan duduk menatap gue.
"Kalau gue ganggu, gue pulang aja ya" ucapnya masih merasa ga enak.

"Ngga Kai, lo ga ganggu. Gue malah ga bisa tidur, ga tahu kenapa" jelas gue supaya Kaisar ga pergi. Eh ko gue malah seneng dia disini ya?


Kaisar tersenyum tipis, dia lalu menyuruh gue buat duduk disamping dia. Tanpa banyak bicara gue nurut dan segera duduk disamping dia. Dia lalu merangkul bahu gue dan mencium puncak kepala gue. Please Kai, ini udah malam, jangan bikin jantung gue disko dong.




"Maaf gue ga bilang dulu kalau mau kesini, gue tahu alamat lo dari Sean" gue mendongak menatap Kaisar yang sekarang lagi mainin rambut gue. Gue jadi merasa bersalah karena ga bilang sama dia tentang kepindahan gue.



"Gue yang harusnya minta maaf karena ga ngasih tahu lo kalau gue pindah" sesal gue. Tapi Kaisar malah meraih tangan gue dan mengecup punggung tangan gue beberapa kali.

"Gapapa, waktu itu kan lo lagi jauhin gue. Jadi gue maafin" ucapnya terkekeh.

Gue mencubit tangannya.
"Siapa yang jauhin lo sih" dengus gue. Tapi dia semakin tertawa.


NATURAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang