Pulang sekolah, devan melepaskan celananya lalu memasukan kedalam sebuah keranjang. Dirinya kembali bergulat pada kasur. Rebahan. Sambil meng-chat annisa bebep.
Syg kamu udh sembuh?
Belom ada balasan dari sang pacar. Devan bergulir-gulir WhatsApp berharap ada pesan chat yang masuk. Nyatanya tak ada sama sekali. Hanya pembaruan status dari teman-temannya. Devan merasa malas. Ia menaruh handphonenya. Matanya memandang langit-langit kamar. Kemudian mbok ijem, pembantu rumah devan mengetuk pintu.
"Ada apa mbok?" Devan terbangun.
"Anu den... Ada surat dicelana den tadi pas mbok mau cuci" Ucap mbok ijem dengan sedikit gugup. Devan berdiri. Menghampiri mbok ijem.
Mbok ijem memberikan surat itu kepada devan. "makasi ya mbok"
"Iya den sama-sama" mbok ijem menutup pintu. Devan memandang sebuah note kecil yang ia lipat menjadi kecil. Lalu ia teringat bahwa dirinya pernah mengambil note milik annisa. Astaga padahal itu sudah dari kemarin-kemarin.
Lantas devan membuka note tersebut. Isinya berupa curahan hati. Tulisan indah dari tangan bidadari membuat devan betah berlama-lama membacanya.
Ya tuhan, dihari ulang tahunku nanti. Aku ingin sebuah kado. Bukan kado yang berbentuk. Tetapi aku ingin menonton konser BTS yang dijakarta :) aku tau masih lama tetapi aku ingin membeli tiketnya. Hanya saja aku tak bisa datang kesana. Aku hanya bisa memandangi lewat YouTube saja. Jikalau aku kesana, siapa yang akan menemaniku? Ayahku? Dia tidak suka oppa oppa. Teman-teman? Aku tak punya teman seperti kebanyakan orang. Sudahlah, aku terpaksa menguburkan niatku ini. Yang penting semakin tambah usia aku bertambah sehat :) aku ingin sehat dan normal seperti orang lain :")
Sebuah curahan yang didasari oleh pengalaman membuat devan terdiam sejenak. Dirinya memikirkan bagaimana caranya agar bisa membeli tiket VIP konser bts. Sebelumnya ia tak pernah datang kekonser. Devan memeriksa kalender ternyata sudah memasuki bulan November. Tepatnya akhir minggu November. Duh bentar ulang tahunnya. Hingga dirinya terpikirkan sebuah ide.
"Hallo bima, gue boleh chat pacar lu gak?"
"Buat apaan?"
"Pacar lu suka korea korea gitukan?"
"Iya dia suka sekali"
"Kalo gitu gue boleh minta nomor dia? Plis gue ga bakalan nikung ini da masyaallah"
"Iyaya gue kasih"
"Thank you friend hehe"
Panggilan dimatikan. Devan mendapati pesan dari bima. Kontak yang terkirim melalui chat. Dengan cepat devan chat pacar bima yang bernama aulia.
Aul, ini gue devan. Cara pesan tiket konser BTS dimana sih? Lu suka korea" gtukan?
Belom ada balasan. Membuat devan kesal. Kenapa sih ketika orang-orang ga balas chat gue. Ko gue ngerasa kayak kesel gitu padahal sendirinya juga ga balas chat orang dengan cepat. Astaghfirullah egoisnya aku.
Aul pacar bima temen gue jangan diembat!:
Gampang kok. Gue jelasin entar disekolah. Gue besok bawa laptop ko selow. Kita pake wifi sekolah.Gue:
Njesss cari gratisan. Btw save nomor gue yakPanggilan masuk Annisa'luv
"Hallo sayang ada apa?"
"Enggak ada apa-apa kok"
"Pasti rindu ya sama aku? Hehehe"
"Iyajugasi aku rindu"
Mendadak ia teringat dengan penemuan sebuah note kecil milik annisa. Akankah devan memberitahunya? Ah mungkin tidak usah. Ini akan menjadi sebuah kejutan hebat untuk annisa kedepannya.
***
Siang hari dikantin khususnya istirahat kedua karena, disekolahan kami istirahat diadakan secara dua kali. Devan bertemu dengan aulia dikantin bersama dengan bima. Memang ya Bima itu tidak percaya dengan sahabatnya sendiri. Selalu saja curiga. Takut digebetlah, takut apalah. Kan devan sudah ada annisa. Duh dasar bima.
Aulia membuka laptop miliknya. Membuka website jual beli tiket konser secara online. "Lu tinggal buka Traveloka aja. Bisa pake pay later lagi. Jadi, lu mesen sekarang tapi bayarnya nanti" aulia menunjukan dashboard Traveloka versi PC. "Nih lu tinggal masukin aja kata kuncinya apa"
"Lu aja deh. Tiket konser BTS gitu"
"Ohh kalo yang itu ada sih, bentar"
Sementara menunggu aulia memesan tiket. Bima mengajak ngobrol dengan devan. "Lu kenapa sih ngedadak banget beli tiket? Jangan-jangan lu fanboy BTS ye"
"Dih najes kagaklah. Gue itu pesan buat hadiah ulang tahun bebep gue"
"Hmmmm bucin. Emang kapan ultahnya?"
"Desember nanti, makanya gue mulai dari sekarang harus pesan tiket buat annisa sebagai kejutan"
"Nih udah" aulia menunjukan kepada devan. "Lu mau pesannya berapa?" Devan mengatakan dua. "Udah sekarang lu install aplikasi Traveloka. Login biar kelar pembayarannya"
Bel sekolah berbunyi.
Didalam kelas yang begitu membosankan bagi seorang annisa. Ia melihat beberapa temannya berbicara dengan semangat. Ghibah. Sementara dirinya hanya duduk diatas kursi roda. Sambil memainkan handphone dan kini baterai ponselnya telah kritis. Ia matikan ponselnya. Membaca novel? Mungkin bukan ide yang bagus mengingat suasana kelas begitu ramai oleh teriakan murid yang barbar.
"Hey" siulan devan yang sedang berdiri dijendela yang terbuka membuat annisa kaget melihatnya. "Kamu diem aja sih?" Tanyanya.
"Devan udah aku bilang jangan dijendela. Nanti ketahuan guru gimana?"
"Gapapa ko lagian aku gabut banget dikelas"
"Kamu liat note kecil aku gak?" Tanya annisa.
Devan terdiam beberapa saat. Bagaimana ini? Akankah berbohong demi suprise yang tak pasti akan mengejutkan dirinya. " Hmmm aku ga liat tuh, mungkin ada di tas"
"Gaada, aku udah cari kemana-mana tetap gaada juga"
"Hmmm kalo gitu aku kekelas dulu ya nanti dimarahin guru"
"Kenapa gak daritadi aja langsung masuk kekelas"
"Akukan pengen ketemu kamu"
"Setiap hari kitakan selalu ketemu"
"Kurang puas. Ehh nanti malam aku kerumahmu yak?"
"Buat apa?"
"Ada deh" Devan mengangkat jendela agar kepalanya bisa dikeluarkan. Kemudian, pergi dari pandangan annisa. Devan, jika kamu lebih dulu bersamaku mungkin kau akan melihatku secara normal.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/201648083-288-k613039.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Spontan in Love
Teen Fiction"Kenapa kamu jatuh cinta pada wanita seperti aku? Punya fisik yang tidak cantik dan sesempurna wanita lainnya?" "Terkadang cinta yang sesungguhnya itu bukan dari dia sempurna tapi, bagaimana ia mengubahnya menjadi sempurna," Kehidupan Annisa sebelu...