Tigapuluhdelapan

72 4 0
                                    

Devan terbangun pagi-pagi sekali. Waktu menunjukkan pukul enam dan dirinya amat susah bangun. Namun karena annisa ingin dia tidak terlambat dan tak ngaret. Devan memaksakan badannya untuk bangun setelah mengumpulkan nyawa terlebih dahulu.

Devan berada dibalkon sedang makan sereal buatannya sambil berjemur dibawah sinar matahari pagi yang cukup hangat. Kegiatan berjemur ini menjadi teringat akan annisa. Lalu devan duduk diatas kursi yang berada dibalkon. Kemudian ia meneguk secangkir kopi yang ia buat agar tak terlalu mengantuk. Alangkah baiknya aku olahraga daripada ga ngapa-ngapain. Devan memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat olahraga. Udah lama dirinya tak membentuk otot-otot perut lagi setelah hampir lima bulan lamanya.

Devan berganti baju untuk olahraga di gym. Lalu menutupinya dengan sweater. Hari ini devan tak mengendarai motor, ia membawa mobil untuk ke tempatnya. Kali-kali lah bosen motor. Butuh waktu beberapa menit agar sampai ke tempat tersebut. Devan turun dari mobilnya. Berjalan masuk.

Devan sudah kenal dengan salah satu pembimbing olahraga di gym ini. "Devan kamu kemana aja sudah lama om tidak melihat kamu lagi" Kata Om dedi salah satu pembimbing disini.

"Hehehe ada aja kok om" Jawab devan. "Om gimana kabarnya? Makin hari makin bugar aja"

"Alhamdulillah. Karunia dari tuhan dan menjaga pola hidup sehat"

"Kalo gitu devan mau ganti baju ah. Mau membesarkan otot-otot"

"Yasudah"

Devan pergi kesebuah kamar pass untuk berganti baju kemudian ia menaruh tasnya disebuah loker penitipan agar tak hilang. Memakai kaus hitam sepundak sehingga terlihat otot tangan yang cukup besar dan celana selutut adalah pakaian yang pas untuk berolahraga biar keringat mudah keluar dan pernapasan kulit menjadi teratur. Devan memulai dengan pemanasan terlebih dahulu yang didampingi oleh om dedi.

***

Hari ini adalah hari yang paling membuat annisa bahagia sekali. Dimana ia akan bertemu dengan sang bias depan mata. Annisa melihat postingan orang-orang yang sudah sejak pagi menunggu diluar agar dapat tempat yang ia inginkan. Kemudian juga di youkiub, bts sedang melakukan vlive disebuah tempat akan menjadi konsernya. Melakukan gladi resik terlebih dahulu.

Annisa menjadi tidak sabar dan waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Ia menekan nomor devan agar pria itu tidak telat untuk bangun. Tetapi teleponnya malah tidak diangkat. Apa jangan-jangan dia sedang tidur.

Dajjalku💙
Terakhir dilihat kemarin 23.45

P
P
P
Udah ku bilang bangun!
Cepetan!
Ihh pasti ketiduran!
Nakal banget sih kamu
Awas aja kata aku kemarin malam kalo sampai telat aku gaakan ngomong lagi sama kamu!
P
P
P
Devan!
Woi njer!
Devan
P
P
P

Tak ada balasan dari orang tersebut yang ada perasaan annisa saja yang kesal. Yasudah deh jika saja dia sedang tidur. Aku takkan marah. Annisa berdiam diri diatas balkon sambil menikmati udara pagi yang begitu hangat kemudian dirinya melihat sebuah mobil berhenti melintas depan rumahku. Pak satpam membukakan gerbang dan annisa amat menantikan seseorang yang keluar dari mobil tersebut. Ternyata tak selang beberapa lama, devan-lah pengendara mobil itu. Annisa bahagia betapa ia tak bahagia, ia amat terharu, Bahkan pria itu mengenggam janjinya.

Andai dirinya memiliki kaki mungkin ia bisa menghampiri pria itu dan berlari kearahnya lalu memeluknya dengan puas. Tapi itu hanya imagination yang tak akan bisa aku gapai. Devan mengetuk pintu kamar annisa.

"Masuk" annisa mempersilahkan cowok itu segera masuk kedalam kamarnya sambil membawakan sesuatu yang tak biasa. "Kamu bawa apa tuh? Dalam kresek lagi?"

"Oh ini? Cuman minuman multivitamin" Devan mengeluarkan minuman itu yang ternyata Kiranti.

"Ini minuman datang bulan devan"

"Iya buat kamu"

"Ihh aneh-aneh aja kamu"

"Udah siap berangkat belom? Nanti kita telat ke konsernya"

"Eh iya. Tapi aku excited banget"

"Lebay deh kamu yaudah sini aku gendong" Devan melempar botol keatas kasur annisa. Lalu tangannya mengendong tubuh wanita tersebut. Annisa memandangi wajah devan yang begitu ngeselin dan juga tampan sih iya :( Tapi ganteng-ganteng masa sengklek otaknya.

Devan meletakkan annisa diatas kursi mobil yang lembut bagai sofa. "Aku ambil kursi roda dulu yak" Sesaat devan menegok kebelakang ternyata pembantu dirumah annisa telah membawakan kursi roda milik annisa. "Makasi bi"

Devan melipat kursi roda dan memasukannya kebelakang mobil. Annisa duduk disampingnya agar bisa berduaan seperti pasangan pada umumnya. Devan masuk kedalam mobil dan duduk disamping annisa yang sambil memainkan hape.

"Tapi kamu udah izin sama papa kamu?" Tanya devan.

"Udah sayang kemarin malam papa aku sampai bosen dengernya" Jawab annisa dengan lembut.

Devan menyalakan mesinnya kemudian mundur beberapa centi dari halaman rumah annisa. Lalu kepala annisa keluar dari jendela dan melambaikan tangan pada pak satpam. "Pak duluan yak nanti bilang sama papa, nisa pulang telat"

"Iyaa non nanti saya sampaikan"

Annisa memasukan kepalanya kedalam mobil. Devan fokus menyetir, pandangannya fokus kedepan tanpa sesekali melihat ke perempuan yang ada disampingnya. "Kamu kok ga balas chat aku?"

"Hah? Emangnya kamu chat apaan?"

Annisa memajukan bibirnya. "Tuhkan" Kesal annisa hingga menggerakkan kedua tangannya. "Kesel deh sama kamu" Ia melipat kedua tangannya diatas dada dan melihat kesamping. Begitu banyak pengemis diluaran sana yang bernasib hampir sama seperti annisa bahkan kaki mereka buntung alias amputasi. "Banyak banget pengemis yang aku temui tak jauh dari cacat fisik" kata annisa.

"Iya biasanya orang kayak gitu pemalas" Jawab devan. "Liat dari luar cacat eh taunya cuman kebohongan doang. Bahkan ada yang ketahuan kakinya sampai dilipat kebelakang supaya keliatan kek orang yang benar-benar malang"

"Kok bisa gitu ya ih? Jahat banget. Malahan aku ingin memiliki kaki yang bisa bergerak" devan mengenggam tangan kanan annisa yang ada disampingnya dengan tangan kirinya.

"Kamu jangan ngomong gitu. Aku sayang kamu apa adanya"

***

Spontan in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang