2 juni 2021
Dunia berangsur-angsur normal bahkan sudah tidak ada jaga jarak lagi apalagi penyuluhan untuk tetap menggunakan masker dilingkunan luar seperti beberapa bulan lalu dan juga tempat wisata full buka, mall, bioskop, taman olahraga, sekarang manusia melepaskan maskernya sebagai selebrasi kami semua. Termasuk para tenaga medis yang berjuang mati-matian bahkan ada berkerja sampai empat shift dan juga ada beberapa tenaga medis yang terpaksa tidur dirumah sakit atau asrama karena diusir dari tempat tinggalnya karena khawatir tertular covid19. Pemerintah memberikan gaji yang cukup besar untuk para tenaga medis, jumlahnya tidak main-main bisa capai triluan juta jika digabungkan dan dibandingkan dana APBN 2020. Karena insentif ini tak hanya tenaga medis disatu daerah saja tapi seluruh Indonesia, yang turut.
Dan ini juga merupakan buah dari kesabaran manusia dalam menghadapi pandemi yang cukup memakan waktu lama walau tidak sepenuhnya berakhir tetapi vaksin sudah ditemukan dan dilakukan secara massal pada awal tahun 2021. Semua orang amat senang bisa jalan-jalan bebas lagi seperti dulu dan duduk bersama tanpa jaga jarak. Sekolah juga sudah dibuka untuk tatap muka.
Tepat pada tanggal 4 april 2021, para angkatan 2021 lulus secara normal tidak seperti tahun lalu. Saling bersorak dan juga merayakan kelulusan mereka semua. Tidak ada acara coret-coret seragam karena itu dilarang oleh pemerintah. Akhirnya Devan bisa hidup tanpa beban dan dihantui oleh tugas tetapi kehidupan yang sebenarnya telah menanti.
Tapi tepat pada tanggal ini pula, 2 juni 2021. Satu sahabat kita akan pergi meninggalkan Devan dan bagas ditempat. Jujur Chacha terharu dan berat melepaskan kami berdua. Setelah kemarin Elang kini dia. Semoga saja ditahun-tahun berikutnya kita dipertemukan kembali, full seperti waktu tahun lalu.
***
01 Desember 2021
Waktu berjalan dengan cepat tanpa terasa sama sekali, kemarin serasa sekolah dengan sistem tak jelas sekarang sudah kerja cari duit dan bersenang-senang dengan uang gaji akhir tahun dari tempat kerjanya masing-masing. Annisa mendapatkan pekerjaan sebagai kasir disalah satu toko buku. Justru pekerjaannya ini menyenangkan karena setiap pulang sesekali Annisa membaca salah satu novel. Kalo ada edisi promo, ia bisa membeli paling awal.
Awal bulan Desember adalah ulang tahun Annisa. Devan sudah mengatakan bahwa akan menyelenggarakan pesta dirumah Annisa bersama bagas dan beberapa teman lainnya. Annisa justru bahagia dan dengan senang hati memperbolehkan. Asalkan tidak mabuk atau membawa alkohol karena annisa takut.
"Kamu sudah buat kuenya belom sayang" Kata annisa menghampiri devan diruang depan sambil mengaduk adonan dengan mixer. "Aku mau coba dong" mixer dimatikan. Annisa mencelupkan jari telunjuknya untuk merasakan adonannya. "Enak" Tapi ini adalah kelemahan dia. Suka icip-icip adonan yang masih basah karena itu adalah kesukaannya.
"Udah ah kamuma nanti abis"
"Huuuh iyadeh aku goreng ikannya dulu" Annisa berdiri dan kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan yang sedang ia masak.
"Lain kalo gausah bikin segala dehh, lebih baik beli aja kan simple"
"Gamau aku maunya kue buatan kamu soalnya waktu tahun lalu enak banget ihh"
"Kalo misalkan ga sesuai ekspektasi bagaimana?"
"Hmm gapapa nantikan kasih aja ke Bagas dan yang lain"
"Hahaha gaada akhlak kamu bilang gitu"
Semua akan kulakukan untuk kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spontan in Love
Ficção Adolescente"Kenapa kamu jatuh cinta pada wanita seperti aku? Punya fisik yang tidak cantik dan sesempurna wanita lainnya?" "Terkadang cinta yang sesungguhnya itu bukan dari dia sempurna tapi, bagaimana ia mengubahnya menjadi sempurna," Kehidupan Annisa sebelu...