Perayaan tahun baru 2019 akan dimulai disalah satu pantai yang pernah menjadi saksi dari segala kebohongan disinilah permusuhan antara dua manusia telah berakhir semuanya tak terkecuali hubungan asmara. Devan sudah melupakan semuanya sudah saatnya kini ia mengatur tatanan kehidupan baru yang lebih baik dari sekarang tanpa menekankan kata kebencian dan juga menekankan arti 'kembali' sejak tadi pagi, Devan sering melewati rumah sederhana tersebut berharap penghuninya keluar namun tak kunjung menampakkan diri. Apakah bagus baginya mengajak annisa untuk perayaan menyambut tahun baru. Devan menguatkan tekadnya dan membuka pagar yang tidak terkunci. Devan mengetuk pintu berwarna cokelat. Tak nunggu beberapa lama, wanita berwajah natural dengan memakai celemek dibaju serta rambutnya terikat rapih kebelakang persis seperti habis memasak sesuatu, kedua tangannya juga kotor.
"Kamu habis masak?" Tanya devan mengurangi rasa canggung dan aneh. Something feel like embrassed. Annisa mengangguk. "Yaudah kalo gitu aku lain kali kesini, maaf ganggu"
"Ehh kamu kemari ada keperluan apa?" Tanya Annisa menahan kepergian Devan yang sudah membalikan badannya.
Devan menatap kearah Annisa. "Hmm entaran saja, kamu abis masak. Entar makanannya gosong"
"Ehh udah selesai kok, sini makan bareng sekalian coba masakan aku enak apa engga?"
Waduh tawaran yang sungguh menjebak. Tak tahu apakah harus menerima atau menolak. Tapi disatu sisi, lumayan juga karena perut ini belom terisi makanan berat kecuali teh dan roti saja. Lagian ini masih pukul tujuh pagi, warung nasi di weekend seperti ini pasti penuh. Devan mengangguk setuju dan ia diizinkan masuk kedalam rumah perempuan itu. Matanya menatap takjub kearah sekeliling penuh dengan interior yang begitu aesthetic. Kemarin saat berkunjung kerumah ini, belom pernah melihatnya begitu indah.
Devan duduk diatas kursi. Lalu Annisa membawakan masakan buatannya keatas meja makan. Kali ini dia begitu banyak membuat masakan seakan ini adalah jamuan besar untuk mertua.
"Ayo makan" Annisa duduk disamping devan setelah melepaskan celemek yang ia pakai. "Sengaja aku masak banyak takut kamu belom makan" Annisa menuangkan air untuknya dan juga Devan.
Devan mencoba salah satu masakan annisa. Kentang balado. Sesendok saja. "Mmmm enak banget kamu jago juga masaknya" puji devan tulus tanpa rekayasa.
"Masa sih?" Annisa kaget dengan pujian yang dilontarkan oleh devan. "Padahal aku ga pake takaran lho, asal aja"
"Mana mungkin asal seenak ini" Devan memakannya beberapa kali karena saking enaknya. Tapi ada satu yang membuat tak enak yaitu kebersamaan yang bukan seperti dulu. Susah payah Devan menahan rasa dan mengubur dalam-dalam perasaannya kepada Annisa sejak masih smp hingga bertemu dengan Annisa membuatnya menjadi semangat dan rasa-rasanya yang sudah terkubur lama, mendadak bangkit kembali. Tapi waktu memilikinya tak selama yang ia kira. Tapi, Devan bersyukur telah menjadi pacarnya saat kondisi fisiknya belom sempurna semoga saja dia paham bahwa tidak semua laki-laki hanya ingin wanita Sempurna untuk mencintai.
Melihat annisa sempurna saat ini membuat Devan ingin menitikkan air mata. Apakah kita harus pura-pura lupa demi kebersamaan yang terus menerus seperti ini? Rasanya aneh. Ketika sakit hati menyerang mendadak pelangi muncul hanya sebentar. Dua kali sakitnya. Tapi aku masih memiliki awan harapan untuk kamu, tapi mana mungkin dia mau sama aku lagi.
"Devan kok kamu diem aja? Ga enak ya capcay buatan aku? Emg gaada soalnya kebanyakan micin"
"Ehh enggak enggak, tadi ngelamun aja soalnya belom bayar tunggakan listrik hehe"
"Bukannya kamu masih dibiayai sama orang tua angkat kamu"
"Kata siapa?"
"Bagas, dia yang ngasih tau dari omongan ibunya"
"Aku gabutuh bantuan mereka, aku lebih baik sendiri seperti ini saja"
"Heyy kamu gaboleh begitu. Walau mereka jahat karena menutupi semuanya dari kamu selama ini, tapi merekalah yang rawat kamu, ngasih kamu kehidupan yang layak coba bayangkan kalo gaada mereka mungkin saja kamu jadi anak panti atau anak gelandangan" Annisa menyentuh punggung tangan Devan. "Didunia ini kita tidak bisa memilih takdir apa yang kita inginkan, cukup jalankan. Ingat sekarang posisi kita sama"
Devan hanya tertegun menatap sekaligus mendengarkan Annisa. Kepekaan yang membuatnya ingin sekali mengeluarkan air mata karena telah menemukan Annisa. "Posisi kita sama apa kita bisa kembali kedalam posisi sama seperti dahulu?" Entah apa yang dipikirkan oleh diriku, ucapan itu terlontar begitu saja tanpa pikir panjang.
Annisa terdiam dan bingung untuk menjawab. Jika ia diam maka pikiran itu akan semakin menghantuinya. Sungguh permintaan yang membuat akal sehatku menjadi tercekik.
***
Malam hari pergantian tahun yang sangat meriah, begitu banyak pengunjung berdatangan untuk menyambut tahun 2020. Mereka semua kebanyakan membawa kembang api dan juga ada yang ngobrol-ngobrol santai. Malam ini kami berada di pantai yang dimana begitu banyak kejadian pernah kami lewati bersama dan memiliki cerita tersendiri. Sayangnya annisa tidak hadir dalam acara ini. Padahal jika dia benar-benar hadir, devan akan mengutarakan segalanya. Tapi mungkin saja tuhan tidak berkehendak untuk waktu sekarang. Semua orang berbahagia, tertawa, bersenang-senang. Elang mengajak aku saja untuk bermain kembang api hanya pasrah mengikuti dengan senyuman palsu padahal dalam hati penuh kebimbangan dan tidak mengerti lagi.
"Lu kenapa sih van? Murung mulu daritadi? Ada masalah?" Tanya elang disamping yang sejak tadi memperhatikan wajahku, mungkin. "Gue tau pasti karena annisa kan?" Dia bisa menyimpulkan dengan beberapa kata saja. Devan mengangguk. "Padahal lo kan sama dia udah gaada hubungan apa-apa lagi sama dia, ngapain juga lo mikirin dia terus?"
"Gue juga gatau tadi pas kemarin-kemarin bertemu dengannya tuh suasananya berubah jadi canggung. Yang dulunya gue sampe heboh banget mungkin sama dia mendadak diam" Kata devan menjelaskan. Elang mengerti mengangguk akan isi hati sahabatnya. "Disatu sisi gue masih sayang sama tapi disatu sisi gue ini bukan siapa-siapanya lagi"
"Terus lu bakalan umpetin perasaan lo sampai kapan? Cepat atau lambat mungkin saja annisa mendapatkan yang baru, maybe"
"Tapi gue juga ga rela dia dimiliki yang lain karena dia itu sangat special sekali dan ga sembarang orang bisa memiliki dia"
Elang melihat kesekelilingnya begitu banyak orang yang hadir mungkin dihitung ada puluhan ribu yang menyaksikan pergantian malam tahun baru. Dari sekian puluhan orang matanya menatap satu wajah yang familiar. Annisa berada disini bersama beberapa temannya sambil berfoto. Elang langsung memberitahu kepada devan. Cowok itu langsung tertegun dan mendadak mati kutu, karena apa yang ia ucapkan dan isi hatinya akan bisa terlaksana untuk hari ini. Annisa pun menatap hal yang sama dan senyumannya perlahan-lahan memudar seiring kami saling melihat. Tapi dari tatapan mata, aku sangat berharap bisa kembali seperti dulu.
***
Mian yeorubun(ehh tulisannya yeorubun kan? Takut slah) Baru kali ini author update karena begitu banyak tugas meneror kayak banaspati haha bercanda sayang. Tugas numpuk banget tambah laporan yang tak kunjung pasti. So, kalian tunggu aja yak dan jangan sekali-kali kabur dari gue. Awas lo pada!!
Kok gue galak banget.g
![](https://img.wattpad.com/cover/201648083-288-k613039.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Spontan in Love
Novela Juvenil"Kenapa kamu jatuh cinta pada wanita seperti aku? Punya fisik yang tidak cantik dan sesempurna wanita lainnya?" "Terkadang cinta yang sesungguhnya itu bukan dari dia sempurna tapi, bagaimana ia mengubahnya menjadi sempurna," Kehidupan Annisa sebelu...