"Telpon..nggak...telpon...nggak aduhhh,ah telpon aja deh,eh nggak ah" gumamnya dalam hati yang sedang bingun apa yang ingin ia lakukan karena kalau ia menyampaikannya,
ia takut akan kehilangan sahabatnya tapi kalau tidak di sampaikan akan mengganjal di hati dan pikirannya.
"Udahh..ikutin aja keinginan dalam hati kecilmu"terlintas di pikiran Aleena dan otomatis Aleena memutuskan untuk menelpon Vino.
'Calling Vino'
"Hal..hallo vin"
"Iya len ada apa?"
"Gu..gua mau ngajak lo ketemuan boleh?"
"Oh..kirain ada apa, ya boleh lah"
"Ok gua tunggu di tempat biasa ya, jam 5 ya"
"Ok"
Aleena mematikan sambungannya dan ia tidak menyangka respon Vino akan seperti itu.
Aleena berjalan mondar-mandir hanya karena memikirkannya.
"Bagaimana yang akan terjadi?" gumamnya dalam hati dan dia memutuskan untuk bersiap-siap karena jam sudah menunjukkan pukul setengah 4 sore tidak terasa waktu sangat cepat sekali.
Aleena pun sempat kebingungan dalam memilih pakaian yang ia akan pakai.
"Argh..pake baju apa ya?" Aleena bertanya kepada dirinya sendiri hingga Aleena mengeluarkan semua pakiannya ke atas kasur.
"Tunggu,tunggu len ini bukan mau ngedaite! ini cuma mau ketemuan biasa jadi ga usah pake pakaian yang terlalu wah banget cukup pake baju biasa aja" gumamnya pada diri sendiri
Setelah selesai memilih baju yang akan dipakai yaitu sebuah rok selutut berwarna hitam dan kaos berwarna pink dan di lengkapi dengan sepatu berwarna putih tidak lupa dengan jepitan kecil yang di selipkan di rambutnya yang terurai.
Jam sudah menunjukkan pukul 16.20 tiba-tiba ada 1 pesan masuk di handphone Aleena.
Drttdrtt..
Ersyavino
Len mau di jemput nggak?Aleenzel
nggak usah lo duluan aja kesana gua juga udah mau berangkatErsyavino
owh yaudah,ati-atiAleenzel
okAleena pun bersiap untuk berangkat lalu dia memanggil supir keluarganya untuk mengantarnya ke cafe biasanya.
"Pak Her..berangkat sekarang ya.."
"Siap neng.."
Dalam perjalanan Aleena hanya terdiam menatap keluar jendela yang kini sedang hujan yang tidak begitu besar namun cukup membasahi jalanan yang sedikit macet. Dan tak lama kemudian setelah kurang lebih 15 menit di perjalanan Aleena pun sampai di cafe itu. Untung saja hujan pun sudah reda hingga tidah perlu repot membuka payung.
Aleena pun memasuki cafe itu yang sudah tidak asing lagi dengan suasananya kini cafe itu tidak begitu banyak pengunjung yang datang. Aleena pun melihat Vino sudah datang dan menunggunya di meja biasanya meraka tempati yaitu dengan 4 kursi,mungkin yang Vino tau ia akan berkumpul dengan kedua sahabatnya bukan hanya Aleena saja.
"Vin.."panggil Aleena
TBC
~~~~~~~
Ingin tau bagaimana ceritanya?
Mulai di part 1 ya..
Maaf tolong minta VOTE nya ya...
Aku butuh dukungan dari kalian nih..
.
.
.
Terus lanjut baca ya..
Siapa tau di part selanjutnya suka😊Maaf kalo ada typo
dimana-mana 😅6 januari 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in silence
Teen FictionSebuah kisah perjalanan cinta Aleena Fabrisia Zeline, Aleena biasa dikenal dengan gadis pendiam dan belum pernah merasakan jauh cinta, dan ini saat pertamanya.. "Ah elah ga usah bertele-tele dah langsung intinya aja" acuh Aleena, "Ok,ok gu..GUA MAU...