AL-59. Satu Hari Paling Menyenangkan

18.2K 1.8K 128
                                    

Kalau lupa, baca bagian sebelumnya dulu ya. Hehe.
Selamat membaca.

***

"Aku punya kejutan." Rayhan berkata pada Nadin di sore hari, saat mereka berdua sedang duduk di sofa menonton televisi.

Sore itu, cuaca di luar cerah tanpa awan. Sinar matahari hampir senja yang keemasan menyelinap masuk lewat celah kaca jendela.

Hari itu, tiga hari sejak Nadin pulang ke rumah. Keduanya lebih sering bersama, menghabiskan waktu berdua meski tak melakukan apa-apa.

Kini Rayhan jadi orang paling semangat bangun pagi, duluan mengetuk pintu kamar Nadin mengajak shalat tahajjud. Lalu Nadin akan menyiapkan sarapan ba'da subuh, sementara Rayhan shalat di masjid. Ia yang kini pengangguran karena tinggal menunggu masuk kuliah, kerjaannya hanya uring-uringan di rumah. Kegiatannya banyak diisi dengan pergi ke rumah Papa untuk belajar ekonomi dan bisnis, mengingat ia masuk jurusan Manajemen.

Tapi pengangguran satu ini juga punya hobi baru: senyum-senyum sambil menatap Nadin yang sedang memasak atau menyapu. Sepertinya ia girang karena ia tidak merasa jomblo lagi.

"Hadiah apaan?" Nadin bertanya curiga. Dicomotnya keripik singkong dari dalam toples.

Rayhan nyengir.

"Aku seneng kamu pulang."

"Trus?"

"Sebagai perayaan, gimana kalau kita jalan-jalan?"

Uhuk uhuk! Nadin hampir keselek kripik. Apa ia tak salah dengar?

"Yang benerr?"

Rayhan mendengus. "Ya beneran.. masa bohong,"

Nadin tertawa. Semenjak ia pulang, sungguh ia banyak sekali terkejut. Karena Rayhan banyak berubah, perubahan lebih baik pastinya. Selain lebih rajin ibadah tanpa harus disuruh, ia juga lebih banyak bicara sekarang. Meski kadang ia masih harus banyak sabar, karena nyatanya sifat Rayhan ya begitu. Ia harus jadi penebak yang handal. Kapan Rayhan badmood, kapan ia senang, kapan juga ia sedang malas ngomong.

"Ya udah, kapan?"

"Ahad besok?"

"Oke!" Nadin berseru girang.

***

Hari yang dinanti akhirnya tiba juga. Nadin tak sabar menunggu hari ini, pertama kali ia dan Rayhan akan pergi berdua. Kocak, nyatanya Rayhan tidak pernah mengajaknya pergi keluar rumah kemana-mana selama ini. Nadin lebih banyak pergi bersama Tante Rina.

Matahari cerah, langit teduh. Cuaca sedang mendukung Nadin untuk berbahagia. Hatinya melonjak senang, tidak bisa tidur semalaman.

Ia bertanya pada sahabat-sahabatnya, "aku alay gak sih deg degan? Ini rasanya kayak mau pergi berdua sama pacar tapi Kak Rayhan bukan pacar aku," dan langsung dicemooh Fita. "GAK USAH MANAS-MANASIN JOMBLO!!" Jawabnya. Nadin tergelak.

Rayhan juga sama. Ia pamer pada Anton, berfoto sebelum pergi dan dibalas emotikon kesal. "Gua blok baru tau rasa lu." Rayhan ngakak di depan cermin.

Menjelang siang, mereka berangkat. Destinasi pertama adalah kebun binatang. Jangan tanya, sebab Rayhan yang pilih tempatnya. Nadin mah nurut-nurut aja udah.

"Kamu tau kenapa aku pilih kebun binatang?"

"Enggak. Kenapa emang?"

"Karena aku pengin liat yang lucu-lucu, kayak kamu."

Nadin ngakak. Itu gombalan macam apaa?
"Oh jadi Nadin lucu kayak jerapah? Kayak simpanse? Kayak macan tutul?"

"Eh? Bukan, bukan.." Rayhan garuk-garuk kepala. Sudahlah, ia memang tak berbakat gombal.

AfterlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang