rapuh

1.4K 215 32
                                    

Vanesha Pov

Pagi ini tidak ada Ale di kelas,aku sudah terbiasa belajar dengan di ganggu oleh dia,kali ini rasanya ada yang berbeda,meja dan kursinya kosong,aku cukup cemas,karna kemarin saat dia mengantarku pulang,wajahnya tiba-tiba terlihat pucat,badannya juga demam,tapi aku tidak tahu alamat rumahnya,bagaimana caranya aku mamastikan jika dia baik-baik saja?bahkan dia pun tidak memiliki ponsel untuk ku hubungi.

Setelah kelas selesai,aku segera menemui Gusti,aku fikir dia tahu dimana alamat rumah Ale,meskipun aku harus melawan rasa takutku kepada orang lain,termasuk sosoknya Gusti yang sebelumnya sudah ku kenal.

"Kamu mau kesana?"tanya Gusti ketika aku mencoba menanyakan alamat rumahnya Ale

"Iyah"jawabku

"Bahaya Sha"balas Gusti

"Bahaya kenapa?"tanyaku

"Lokasi rumahnya Ale itu berada di gang yang cukup sempit,sepi dan banyak preman"jawab Gusti

Aku tahu apa yang di fikirkan oleh Gusti,tapi hari ini aku harus bertemu dengan Ale,aku tidak ingin Ale sendiri saat dia sedang sakit.

"Aku mau kesana"ucapku sekali lagi

Gusti terlihat membuang nafasnya dengan kasar,lalu dia menulis sesuatu pada kertas,"ini alamat rumahnya,setelah ini aku harus kerja di Cafe,aku gak bisa nganterin kamu kesana,hati-hati yaa"ucap Gusti

Aku tersenyum,merasa senang karna akhirnya Gusti mau memberikan alamat rumahnya Ale padaku.

"Iyah,terimakasih"balasku

Selanjutnya aku segera mengemasi barang-barangku,aku akan pergi ke rumah Ale sekarang,aku fikir alamat rumahnya tidak begitu jauh dari kampus.

Aku tidak tahu sesuatu yang aku rasakan saat ini?yang pasti aku akan merasa tenang jika berada di sisi Ale,bahkan semua rasa takutku bisa hilang begitu saja dengan melihat Ale tersenyum.

Dia orang pertama yang mampu meyakinkan aku untuk melawan semua ketakutan-ketakutanku,bahkan semenjak aku mengenal dia secara dekat,setiap malam aku bisa tidur nyenyak,mimpi buruk di masalalu itu tidak lagi datang saat malam hari,tidak menggangguku saat aku terlelap,dan itu membuat badanku sangat ringan ketika bangun pada pagi hari.

Sekarang,aku sedang menyusuri jalanan setapak yang tidak begitu lebar,hanya bisa di lalui satu mobil,tidak bisa untuk berpapasan dengan kendaraan yang cukup besar.

Banyak pagar tembok di tepi jalan yang tercoret-coret oleh seni mural,aku senang melukis,maka dari itu sepanjang perjalanan aku pun menikmati setiap gambar yang ada di pagar tersebut.

"Ah ini rumahnya"gumamku

Sekali lagi aku memastikan jika alamat yang di berikan Gusti sesuai dengan tempatku berdiri sekarang,aku sedikit mengamati keadaan sekitar,sangat sepi,lalu aku tersenyum ketika melihat motor Ale terparkir di samping rumah kecil,berpagar besi yang sudah berkarat.

Aku pun mencoba membuka pintu pagar tersebut,lalu langkahku semakin mendekat pada rumah yang sangat sederhana,terlihat sedikit berantakan,sesuai dengan gambaran diri Ale.

Aku pun mencoba membuka pintu pagar tersebut,lalu langkahku semakin mendekat pada rumah yang sangat sederhana,terlihat sedikit berantakan,sesuai dengan gambaran diri Ale

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SILUET KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang