ke Bogor

1.2K 202 28
                                        

Vanesha

"Jangan membuat acara seperti ini lagi"ucap Ale ketika kami berjalan di lorong menuju kamar

"Kenapa?aku suka,kamu lihat kan tadi?Papa sama Mama juga kelihatan bahagia"balasku

"Geli tau gak?"protes Ale

Lalu aku melangkah lebih cepat darinya,menghadang langkahnya Ale hingga dia berhenti.

"Apa?"tanya Ale

"Jika aku sudah tua nanti,kamu tidak mau melakukan hal-hal romantis seperti tadi?kamu tidak mau menciumku lagi?"balasku bertanya

Ale mengacak rambutnya,"aku akan melakukan sesuatu yang lebih sederhana dari ini,tapi bisa membuatmu senang dan bahagia"ucap Ale

"Maksudmu?"tanyaku tidak mengerti

"Aku punya cara sendiri untuk membahagiakanmu Sha,gak semua hal romantis itu di lambangkan oleh mawar dan lilin-lilin seperti yang kamu buat untuk mereka"jawab Ale

Seperti ada sebuah pemahaman yang melintas di fikiranku,aku mengerti!Ale bukanlah aku,Ale adalah badboy yang selalu berhasil meyakinkan aku jika di dekatnya aku akan aman dan nyaman.

"Aku percaya sama kamu"balasku lalu kami berjalan kembali,dan sesekali Ale menggelitiki pinggangku,hingga aku merasa geli,lalu berlari.

Entahlah sudah berapa kali kami melakukan hal seperti ini?rumah ini terlalu luas bak hotel berbintang,jadi aku dan Ale lebih suka bercanda dengan bermain kejar-kejaran layaknya anak kecil yang sedang bermain layang-layang atau petak umpet.

                                    ***

"Aku rindu rumah kita yang dulu"ungkapku ketika aku dan Ale sudah berada di atas ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku rindu rumah kita yang dulu"ungkapku ketika aku dan Ale sudah berada di atas ranjang

"Kamu ingin kesana?"tanya Ale

"Iyah,aku juga ingin bermalam disana"jawabku

"Akhir pekan ini kita kesana"balas Ale

Aku menatap Ale,"Kamu tidak ada acara bersama Papa?"tanyaku

Setiap akhir pekan Papa sering mengajak Ale untuk mengunjungi beberapa pabrik dan cabang kantor perusahaan,jadi aku memilih bertanya untuk memastikan.

"Nanti aku bisa bilang ke Papa"jawab Ale

"Kalau tidak bisa,kita bisa kesana lain waktu"ucapku

"Akan aku usahakan,lagi pula kita juga sudah lama tidak pergi bersama,kamu selalu pergi dengan Marisa"balas Ale

Iyah benar!setiap hari Ale selalu sibuk di kantor,dia seperti sudah bisa menikmatinya,tidak pernah lagi aku mendengar Ale mengeluh atas pekerjaannya di perusahaan.

"Ah lusa aku akan keluar kota"ucap Ale memecah keheningan.

"Kemana?urusan pekerjaan?"tanyaku

"Iyah"jawab Ale singkat

"Kemana?aku tanya kemana kamu akan pergi?keluar kota kan banyak"ucapku lagi sedikit menggerutu

"Bogor"balas Ale

Aku diam,aku tidak ingin bertanya lebih detail,Ale sudah jelas mengatakan jika kepergiannya keluar kota adalah urusan pekerjaan,jadi aku tidak perlu bertanya seperti polisi yang sedang mengintrogasi terdakwah.

"Sha"

"Hmm"

"Saat Papa tadi memelukmu,apa kamu tidak takut?"tanya Ale

Aku menggelengkan kepala pelan,aku sudah bahagia di sini,aku sudah bisa melupakan masalaluku,aku sudah bisa mengalahkan rasa traumaku,dan aku juga sudah kenal dengan baik bagaimana Papa,jadi tidak ada alasan aku takut hingga menjerit histeris.

"Jadi kamu sudah benar-benar sembuh?"tanya Ale lagi

"Aku tidak tahu,aku hanya percaya jika Papa adalah orang baik"jawabku

Ale tersenyum,"syukurlah,kamu harus percaya dengan orang-orang yang berada di sekitarku"ucap Ale

"Iyah,boleh aku tidur sekarang?"tanyaku

Ale memelukku lebih erat,dia mengusap punggungku dengan pelan,"tidurlah"bisiknya.

Ale Pov

Pagi ini aku harus berangkat ke Bogor,bahkan dari jam 4 pagi aku sudah bangun dan segera mandi.

Vanesha masih terlelap dalam tidurnya,aku tidak ingin mengganggunya,aku sengaja berangkat setelah subuh,agar nanti malam aku bisa langsung kembali pulang.

Meskipun Vanesha sudah di sini,tinggal bersama Papa dan Marisa,bahkan memiliki ajudan,tetap saja aku tidak akan tenang meninggalkan Vanesha ketika malam hari sendiri.

Meskipun Vanesha sudah di sini,tinggal bersama Papa dan Marisa,bahkan memiliki ajudan,tetap saja aku tidak akan tenang meninggalkan Vanesha ketika malam hari sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menyibakkan selimut yang menutupi tubuh sampai wajahnya,lalu aku mengecilkan suhu AC agar Vanesha tidak terlalu kedinginan.

"Sha"

"Hmm"

Dia menggeliat,namun matanya masih saja terpejam,"hai,,aku mau berangkat ke Bogor"ucapku berbisik

Detik selanjutnya kedua mata Vanesha terbuka lebar,dia seperti terkejut mendengar aku pamit.

"Jam berapa sekarang?"tanya Vanesha

"Hampir setengah enam,nanti aku sarapan di jalan,biar malamnya aku sudah kembali ke sini"jawabku

Vanesha beranjak untuk duduk,"kamu pergi sama sopir kan?"tanya Vanesha

"Iyah"jawabku sembari merapikan rambut panjangnya

"Hati-hati di jalan,kabari aku jika sudah sampai"ucap Vanesha

"Iyah"jawabku

Lalu aku segera menghujani wajahnya dengan banyak ciuman,"sebelum ke kampus sarapan dulu jangan lupa!"kataku mengingatkan

Vanesha mengangguk,lalu aku beranjak,mengambil jaket dan tas kerjaku,tujuanku kesana adalah ingin menemui Ibunya Vanesha,membawa tas kerja hanya untuk meyakinkan dia agar percaya,jika aku ke Bogor dalam rangka urusan pekerjaan.

"Ba bye"kataku

"Bye"balasnya dengan tersenyum.

#tbc,,,
Jangan minta next yaa?ini terakhir update untuk hari ini,nungguin dokter sambil ngetik biar waktunya sedikit berfaedah.

SILUET KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang