ancaman

1.4K 221 34
                                    

Ale Pov

"Ini,minumlah"ucapku sembari memberikan susu kotak rasa coklat untuk gadis aneh.

Setelah aku membuatnya menangis sampai dia berteriak di perpustakaan,aku sedikit merasa senang,aku seperti tahu apa yang dia rasakan selama ini,sebuah beban dan luka.

"Makasih"ucap Vanesha

Aku tertegun sejenak,dia baru saja mengucapkan terimakasih dengan sedikit senyum yang cukup samar.

"Aku tidak punya uang lebih untuk mentlaktirmu minum di cafe,hanya bisa membelikanmu susu kotak"ungkapku

Vanesha segera menatapku,wajahnya berubah menjadi serius,namun tidak ada lagi ketakutan seperti biasanya.

"Maaf"ucapnya lirih

Aku tertawa mendengar ucapan gadis aneh ini,dia seperti merasa sangat bersalah karna sudah menghabiskan uang di dompetku.

"Aku senang,meskipun kamu sudah menghabiskan uangku"ucapku

"Kita berteman"lanjutku sembari mengulur kan jari kelingkingku ke hadapannya

Satu detik,dua detik,tiga detik dan "berteman"balas Vanesha dengan menautkan kelingking kecilnya pada kelingkingku,kami tersenyum.

Aku tidak tahu kenapa aku bisa begitu peduli dengan dia?bahkan seolah-olah aku seperti ingin menjadi pahlawan kesiangan untuk dia,aku ingin Vanesha berbagi beban dan luka itu padaku,meskipun aku belum tahu pasti apa yang terjadi dalam hidupnya.

                                  ***
Hari sudah sore,akhirnya aku pulang bersama Vanesha,iyah!aku mengajaknya pulang bersamaku dengan menggunakan motorku.

Sudah aku katakan,ini memang aneh!aku baru pernah mengizinkan seorang gadis menaiki motorku,sebelumnya hal seperti ini tidak pernah terjadi.

"Terimakasih sudah mengantarku pulang"ucap Vanesha ketika kami sudah sampai di depan rumahnya,cukup besar tapi tidak terlalu mewah memang.

"Aku tinggal bersama Ibuku"ungkap Vanesha

"Ayahmu?"tanyaku

"Ayahku sudah meninggal sejak usiaku enam tahun"jawab Vanesha

"Kakak atau a-"

"Aku anak tunggal"potong Vanesha

Jika dia anak tunggal dan sudah tidak memiliki Ayah,darimana luka itu datang?kenapa dia begitu tertutup,padahal menurut Gusti,Vanesha dulu anak yang ceria juga cerdas.

"Ibumu bekerja dimana?"tanyaku

Mungkin sedikit lancang,tapi sungguh!aku sangat penasaran dengan Vanesha dan kehidupannya.

"Ibu bekerja sebagai pegawai Bank"jawab Vanesha

Aku mengangguk,pandanganku masih mengamati lingkungan di sekitar rumahnya.

Aku mengangguk,pandanganku masih mengamati lingkungan di sekitar rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SILUET KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang