belanja dan kantor

1.3K 204 25
                                    

Vanesha Pov

"Vanesha"

Aku tersenyum ketika mendapati Marisa di kampus,sudah dua hari ini aku mulai mengikuti kelas lagi,sedangkan Ale?dia sudah tidak pernah berangkat,dia tengah fokus untuk mengurus perusahaan bersama Papa.

Rasanya memang berbeda,ketika Ale sudah tidak lagi kuliah,aku sudah pernah merasakannya dulu,ketika dia memilih bekerja untukku dan Ibu,hanya saja saat ini aku lebih tenang,karena aku tahu Ale bahagia bisa di dekat Papa,meskipun dia tidak mengungkapkan hal itu.

"Mama"

Aku segera memeluk wanita cantik yang berusia 35thn,"Mama mau mengajakmu pergi"

"Kemana?"

"Belanja"

Aku tidak bisa membantah,tanganku sudah di tarik dalam genggamannya,Oh ya!semenjak aku tinggal di rumah Papa,kemanapun aku pergi akan ada mobil dan sopir yang mengantarku,bahkan ada satu ajudan yang khusus mengawalku,termasuk ketika aku berangkat ke kampus,aku sudah mencoba menolak secara halus kepada Papa dan Marisa,meminta pengecualiaan saat aku ke kampus,namun mereka juga memiliki jawaban yang tidak bisa terbantahkan olehku.

"Papa tidak mau kamu kenapa-kenapa?menjadi kekasih dari seorang Ale itu tidak mudah,musuhmu banyak"

***

Kakiku rasanya lemas sekali ketika Marisa membawaku ke pusat perbelanjaan di Ibu kota,dimana semua toko barang berbraded berjajar,dan dia mengajakku menyantroni semua toko tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kakiku rasanya lemas sekali ketika Marisa membawaku ke pusat perbelanjaan di Ibu kota,dimana semua toko barang berbraded berjajar,dan dia mengajakku menyantroni semua toko tersebut.

"Kamu suka merek apa?"tanya Marisa

Merek?bisa membeli merek Nevada dengan diskon 50% saja itu sudah menjadi sesuatu yang bisa aku banggakan.

Marisa tersenyum ketika melihatku hanya diam tak bergeming,dia mengulurkan tangan untuk mengusap punggungku.

"Aku dan Papa,menyayangimu seperti halnya kami menyayangi Ale sebagai anak kami"ungkapnya

"Hah"

"Ale tidak mungkin mau kembali ke rumah,jika tidak ada kamu,terutama Papa,dia sangat kagum padamu Sha"

"Kenapa begitu?"tanyaku

"Karna kamu berhasil membuat Ale luluh"jawab Marisa

"Hampir 10thn lebih Ale bersikap dingin dan keras seperti batu,setiap hari Maliq hampir selalu menangis karna menahan rindu,berbagai cara sudah kami lakukan untuk meluluhkan hati Ale,tapi kami gagal"lanjutnya

Aku menelan salivaku ketika mendengarkan ungkapan-ungkapan dari Marisa,tidak hanya Ale yang tersiksa karena rasa bersalah,tetapi Papa pun sama,beliau tersiksa karena menahan rindu pada putra satu-satunya.

"Ah sudahlah,kita lanjutkan belanja saja,kenapa jadi sedih seperti ini sih"ucap Marisa

Aku mengangguk,lalu mengekori Marisa,aku akan patuh dengan apa yang Marisa ucapkan padaku,aku hanya akan mengatakan sesuatu jika dia meminta pendapat saja.

SILUET KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang