pertemuan di meja makan

1.3K 214 28
                                    

Vanesha Pov

Ketika manusia sedang menghadapi sesuatu yang berat,seperti sebuah masalah misalnya,dia akan berfikir sebuah kegagalan atau kekecewaan,padahal banyak sekali orang-orang di sekililingnya yang menjadi sandaran dan penolong,percayalah Tuhan tidak akan membiarkan siapapun menghadapi masalah itu dengan seorang diri.

Tanpa terasa hari sudah petang,pintu kamar Ale terketuk dari luar,aku segera melangkah untuk membukanya,namun tanganku di cekal oleh Ale.

"Biar aku saja"ucapnya

Aku pun membiarkan dia untuk membuka pintu kamar,aku mendengar Ale seperti bicara dengan seseorang,namun samar tidak begitu jelas terdengar.

"Siapa?"tanyaku

"Pelayan,kita sudah di tunggu Papa dan Marisa di meja makan"jawabnya

Ah Marisa,aku sangat penasaran sekali siapa wanita itu?namanya selalu di bahas ketika Ale sedang bersama Papanya.

"Siapa Marisa?"tanyaku

"Nanti kamu akan tahu,ayo kita turun"jawabnya

Selalu saja begitu,apa sulitnya menjawab pertanyaanku?apa terlalu rumit?atau perlu waktu yang panjang untuk menjelaskan siapa Marisa?menyebalkan sekali dia.

Saat aku dan Ale sudah melangkah menyusuri rumahnya,dengan tiba-tiba Ale berhenti,dia memandang sebuah ruangan berpintu yang di depannya ada bangunan menyerupai jembatan,iyah!harus melalui jembatan itu untuk menuju ke ruangan tersebut.

"Ale-"

"Itu kamarnya Ali sha"potong Ale

"Hah"

"Dari kecil dia memang pendiam,dia selalu memiliki dunianya sendiri,bahkan kamar saja dia meminta terpisah dari bangunan di rumah ini"ungkapnya

Aku mengusap punggungnya Ale,aku tahu bagaimana perasaannya dia saat ini,rindu,menyesal,kecewa juga ingin marah,namun dia tidak tahu harus melampiaskan kepada siapa?bersyukurnya dia tidak lari menjadi seorang pemakai narkoba.

"Tuan muda,maaf-"

"Iyah,ini kami segera kesana"potong Ale ketika ada salah satu pelayan yang menegurnya

"Tidak sabaran sekali"lanjutnya menggerutu,aku hanya menggelengkan kepala melihat sikap Ale,masih saja dia bersikap jual mahal di depan Papanya sendiri.

                                   ***

Saat aku dan Ale sudah sampai di meja makan,aku melihat Papa tersenyum sangat hangat,lalu ada seorang wanita cantik yang memakai lipstik merah,dia terlihat sangat elegan,aku fikir dia juga baik,karna saat ini dia sedang tersenyum menyambut kami.

Sepertinya wajah wanita ini tidak asing,aku pernah melihat sosoknya,tapi dimana?aku lupa.

"Selamat datang kembali di rumah"ucap Papa

Ale segera duduk,namun aku masih memilih berdiri,otakku masih berfikir secara keras mengingat wajah wanita di depanku ini.

"Sha"

"Ah"

"Duduk nak"ucap Papa

Aku merasa sedikit malu,karna tanpa sadar aku melakukan sesuatu yang bodoh.

"Sepertinya dia sedang mengingat tentang aku mas"ucap si wanita itu

Aku semakin menundukan kepala,sialan!ternyata dia bisa membaca isi otakku.

"Perkenalkan,aku Marisa,kita pernah bertemu di kampus,di taman kampus tepatnya"ucapnya sembari mengulurkan tangan padaku,aku pun segera menerima uluran tersebut.

SILUET KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang