Vanesha Pov
Pada akhirnya perasaanku yang tidak tenang menjadi kenyataan,beberapa menit yang lalu Papa mendapat telfon dari anggota kepolisian,mereka memberi kabar jika Ale mengalami kecelakaan,bukan bersama motornya,tetapi ada seseorang yang tiba-tiba menyerang Ale di depan supermarket hingga dia mengalami luka tusuk pada bagian perutnya.
Air mataku jatuh tak terbendung ketika melewati lokasi kejadian,tanpa aku turun dari mobil pun keadaannya disana masih cukup ramai,banyak anggota polisi bahkan sudah terpasang garis polisi.
Marisa dan Ibu menenangkan aku,mereka tak pernah berhenti menggenggam jemariku,aku tidak tahu bagaimana keadaannya Ale sekarang,saat ini kami sedang menuju ke rumah sakit.
"Semua akan baik-baik saja nak,Papa akan mengurus kasus ini sampai tuntas"ungkap Papa yang duduk di depan
Aku fikir,Ale tidak pernah memiliki musuh,dia tidak pernah bermasalah dengan orang lain hingga berkelahi,kepalaku sangat berat sekali memikirkan hal ini,hari ini kami menikah,beberapa jam yang lalu kami masih bersama dan tertawa bersama.
"Ale tidak pernah punya musuh Pa"ucapku lirih,sangat lirih karena tertelan suara tangisku
Lalu Ibuku menggenggam jemariku semakin erat,beliau menatapku tajam dengan kedua matanya yang sudah merah karena air mata.
Beberapa menit kemudian mobil yang kami tumpangi sudah berada di rumah sakit,dimana Ale sedang di tangani oleh para tenaga medis.
Paman dan Selena sudah berada disana terlebih dahulu,karena mereka membawa motor,sedangkan di rumah ada Gusti danWidi yang mengurusi bekas acara pernikahan kami.
"Paman,bagaimana keadaan Ale?"tanyaku
"Masih di dalam,lukanya tusuknya cukup dalam,kita berdoa sama-sama saja yaa"jawab Paman
Seketika tubuhku merosot ke lantai,di depan pintu operasi rumah sakit ini,bagaimana mungkin ini terjadi?seharusnya hari ini kami bahagia,hari yang berkesan dan akan menjadi sejarah dalam perjalanan cinta kami.
"Sayang ayoo berdiri nak,kita duduk di sana"ucap Marisa
Tubuhku di papah oleh tiga orang,Ibu,Marisa dan Selena,rasanya seluruh tenagaku hilang.
"Maaf tuan"
"Ah iya"
"Boleh kami bicara sebentar?"tanya anggota polisi
Aku menatap Papa,Papa segera mendekatiku "percaya sama Papa,suamimu adalah orang yang kuat"ungkapnya
Aku menganggukkan kepala beberapa kali,karena aku merasa yakin dengan ungkapan Papa,Ale memang kuat,buktinya selama dia sakit,dia hanya butuh waktu istirahat yang cukup,dia tidak memerlukan obat sama sekali.
Detik berikutnya Papa meninggalkan kami di depan ruang Operasi,aku melihat Papa dan Paman pergi bersama kedua anggota Polisi.
Aku hanya bisa melihat dari luar,jika para tenaga medis sedang berusaha untuk menyelamatkan nyawa suamiku."Kamu tahu supermarket depan jalan sana kan?hanya 10menit aku akan kembali pulang,kamu tetaplah disini,layani tamu-tamu kita"
Aku ingat dengan ucapannya sebelum dia pergi ke Supermarket,hanya beberapa jam yang lalu,seharusnya aku bisa menahan Ale,seharusnya aku bisa mencegah Ale pergi,atau setidaknya aku bisa ikut dengan dia,tidak membiarkan dia terluka sendiri seperti ini.
"Sha"
Aku membalikan badanku,ada Ibu yang sudah berdiri di belakangku.
"Ibu keluar sebentar yaa?nanti Ibu kesini lagi"ucapnya
Aku menganggukkan kepala,lalu kembali lagi memperhatikan ke dalam ruang operasi.
"Ma,kenapa tidak ada tanda-tanda dokter akan selesai mengoperasi Ale?"tanyaku
Sudah hampir satu jam aku berdiri di depan pintu operasi,rasanya aku ingin masuk ke dalam.
"Sabar sayang,dokter sedang berjuang di dalam sana"balas Marisa
"Kamu duduklah dulu,jangan berdiri seperti itu,kamu juga perlu menenangkan dirimu sendiri"lanjutnya
Aku menggeleng,aku tidak bisa jika hanya berdiam diri dan duduk saja,aku ingin segera bertemu dengan Ale.
Air mataku masih saja menetes,meskipun tidak sederas tadi,sesekali mulutku menggerutu,atau kuku jemariku yang patah karena sengaja aku gigit.
Papa dan Paman belum kembali,begitu juga dengan Ibu,kemana perginya mereka?lalu beberapa detik selanjutnya pintu ruang operasi terbuka,"dokter bagaimana keadaan suami saya?"tanyaku dengan cepat
Sang dokter membuka masker di wajahnya,lalu menyerahkan kepada salah satu perawat,"Suami anda sudah bisa melewati masa kritisnya,semoga dia segera sadar dan cepat pulih yaa?"balas Sang dokter
Oh tuhan??betapa lega nya aku sekarang?aku perlu bersyukur meskipun keadaan Ale belum sepenuhnya stabil.
Marisa dan Selena segera menghambur memelukku,"pasien akan kami pindah ke ruang rawat inap dulu"ucap salah satu perawat,aku Marisa dan Selena segera menganggukkan kepala.
"Bagaimana keadaan Ale sha?"tanya Ibu yang baru saja kembali
"Dia sudah melewati masa kritis"jawabku
Lalu Ibu pun memelukku erat,beliau menangis di pelukanku,begitu juga denganku.
#tbc,,
Happy readyng,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
SILUET KEHIDUPAN
RomanceSeorang gadis dengan masalalu yang kelam,hampir di renggut kesuciannya oleh Ayah tirinya,hingga membuat dia mengalami trauma baik secara psikis atau pun mental,dia yang dulu ceria,sekarang memilih diam dan sangat tertutup,bahkan jika bersentuhan den...