Vanesha Pov
Hari yang aku tunggu akhirnya tiba,saat ini sudah di akhir pekan,Ale benar-benar membawaku ke rumahnya yang dulu,sebelumnya kami pergi ke supermarket untuk belanja beberapa bahan makanan.
Sesampainya disana,di rumah kecil yang sederhana,ada banyak sekali potongan-potongan kecil masalalu ketika dulu aku baru datang,saat itu Ale sedang sakit hingga akhirnya aku bisa tinggal di sini bersama Ale.
"Ayo masuk"ajak Ale
Halaman rumah sangat kotor,karna kami benar-benar lupa tidak menyambangi untuk sekedar bersih-bersih.
"Kotor banget Le"gumamku
"Iyah,aku bersihin kamar mandi dan bak mandinya dulu,biar kita bisa mandi pake air bersih"ucap Ale
Aku mengangguk setuju,"aku bersih-bersih bagian dalam sama dapur dulu kalo begitu"balasku
"Sha"
"Hmm"
"Halaman jangan langsung di sapu yaa?biar aku bersihin atap genteng dulu,diatas kayaknya banyak sampah daun,maksudku biar sekalian kita nyapu bareng-bareng"ucap Ale
Aku tersenyum,selanjutnya kami memulai dengan tugas kami masing-masing,aku memulai dari mengganti sprei terlebih dahulu.
Sudah sangat lama aku tidak berkegiatan seperti ini,selama tinggal di rumah Papa,semua di layani oleh para pelayan,bahkan menyentuh sapu saja aku tidak di izinkan,benar-benar menjadi ratu disana.
Tanpa sadar pekerjaanku sudah selesai,itu baru benah-benah rumah,sekarang aku melanjutkan dengan memasak,aku fikir Ale belum selesai membersihkan kamar mandinya.
"Eh udah selesai?"tanyaku
"Sudah,lagi ngisi bak mandi"jawabnya
"Aku baru mau masak,gimana dong?"tanyaku
"Iyah,kamu lanjutin aja dulu,aku juga mau lanjut bersihin atap rumah"jawabnya
"Ale"
"Iyah"
"Lampu dapur sama yang itu mati"ucapku sembari menunjuk bolam lampu yang ada di atas tempat tidur
Ale segera mengecek,beberapa kali menekan saklar,"nanti sore kita keluar,beli bolam lampu kalau begitu"balasnya
Beberapa jam kemudian,saat aku sudah selesai masak,aku sudah melihat Ale di halaman rumah,dia sedang mencabuti rumput liar,aku pun menyusulnya.
"Boleh aku bantu?"tawarku
"Boleh"jawabnya
"Seneng deh bisa kayak gini lagi"
Ale menatapku,lalu dia tersenyum sangat menawan,"ini untuk pembelajaran kita,setidaknya satu minggu sekali harus datang kesini,sekedar membersihkan rumah"ungkapku
"Iyah Sha"balas Ale
Tanpa terasa halaman rumah sudah bersih,tidak ada lagi rumput liar,tidak ada lagi sampah-sampah daun dan ranting,sekarang aku dan Ale sedang menikmati makan siang dengan menu yang aku masak tadi.
Benar kata Ale,bersama dia hal sederhana bisa membuatku sangat bahagia seperti sekarang ini,tidak ada bunga mawar atau lilin,kami makan di lantai,rumah tanpa AC dan tidak ada pelayan yang melayani kami.
Ale Pov
"Coba pencet saklarnya Sha"ucapku
Detik berikutnya lampu menyala,aku segera turun,mengembalikan kursi pada tempatnya.
"Kamu mau teh apa kopi?"tanya Vanesha
"Kopi saja"jawabku
Sembari menunggu Vanesha membuatkan kopi,aku memilih duduk di depan rumah,sudah sangat lama aku tidak menikmati suasana malam seperti ini,dulu hampir setiap hari.
"Ini kopinya"ucap Vanesha sembari mengulurkan satu cangkir kopi untukku
Aku tersenyum,lalu dia duduk di sampingku,"aahhh akhirnya bisa seperti ini"ungkap Vanesha
"Enak yaa sha?"balasku
"Di rumahnya Maliq terlalu banyak orang yang melayani kita,sedikit risih tapi tidak bisa kita tolak"lanjutku
"Jangan mulai deh Le"balasnya
Aku tersenyum,mau bagaimanapun keadaannya,meskipun aku kekasihnya,Vanesha selalu tidak suka jika aku menyebut Papa dengan namanya saja,apalagi membanding-bandingkan dengan hal-hal lain.
"Tujuan Papa itu baik"ucapku dan Vanesha secara bersamaan,hingga kami larut dalam tawa,aku sudah sangat hafal dengan kalimat-kalimat Vanesha tentang Papa.
"Pekerjaanmu di kantor bagaimana?"tanya Vanesha
"Baik,semuanya lancar kok"jawabku
"Besok kita ke rumah Paman yaa?"lanjutku
"Iyah,aku juga sudah rindu dengan mereka"balas Vanesha
"Masuk yuk?sudah jam 9"ucapku
Akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke dalam rumah,aku segera membaringkan tubuhku di atas ranjang,sedangkan Vanesha mencuci cangkir bekas kopiku terlebih dahulu,lalu dia menyusulku.
"Terimakasih"ucapku
"Untuk?"
Entahlah,aku hanya ingin mengucapkan terimakasih pada Vanesha,aku tidak tahu jika dalam hidupku tidak bertemu dengan dia,mungkin sekarang hubunganku dengan Papa tidak akan pernah membaik,mungkin aku masih bertahan menjadi mahasiswa paling tua,datang ke kampus untuk tidur dan menggoda para gadis.
"Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih saja"balasku
"Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu"ucap Vanesha
"Kamu-"
"Ssssttttt,,,kita sama-sama saling menyembuhkan"potongku
Vanesha tersenyum,selanjutnya tidak ada lagi suara dari kami,suasana menjadi hening,hingga aku sadar jika Vanesha sudah terlelap,aku berangsur turun dari ranjang,aku tidak bisa tidur dalam keadaan lampu yang sangat terang,maka aku putuskan untuk mematikan saklar lampu dan kembali ke ranjang untuk istirahat.
#tbc,,,
Terimakasih yang sudah ngevote dan selalu ngesupport aku,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
SILUET KEHIDUPAN
RomanceSeorang gadis dengan masalalu yang kelam,hampir di renggut kesuciannya oleh Ayah tirinya,hingga membuat dia mengalami trauma baik secara psikis atau pun mental,dia yang dulu ceria,sekarang memilih diam dan sangat tertutup,bahkan jika bersentuhan den...