Ale Pov
Malam ini rasanya aku ingin segera tidur,karena sudah terlalu lelah,namun sepertinya keinginanku harus di tunda sebentar karena Vanesha sedari tadi mencoba mengintrogasiku.
"Siapa temanmu yang punya kekuasaan Ale?"tanyanya
"Paman?"lanjutnya
Aku tersenyum sembari menggelengkan kepala,sesekali aku menguap karena memang sudah mengantuk.
"Tidur aja dulu yuk"ajakku
Seketika wajah Vanesha terlihat murung,dia kembali memandang langit-langit kamar.
Pertemuanku bersama Papa tadi?rasanya belum siap jika aku menceritakan pada Vanesha,aku saja masih memikirkan tiga syarat yang Papa ajukan untukku.
Dan sekarang Vanesha sudah membelakangiku,dia marah!dan baru kali ini dia berani bersikap seperti itu padaku.
"Boleh aku peluk kamu gak?"tanyaku
Dia masih diam,enggan menjawab pertanyaanku,"hari ini aku capek bgt loh"lanjutku sedikit mengeluh
Selanjutnya aku mengulurkan tangan untuk memeluk pinggang Vanesha dari belakang,dia tidak menolak.
"Akhir pekan ini,kamu akan aku kenalkan ke dia"ungkapku lirih
"Maksud kamu?"tanya Vanesha
Aku sedikit berdehem sebelum menjawab pertanyaan Vanesha,"kita di undang makan malam bersama,nanti kamu akan kenal dia"jawabku
Vanesha berbalik arah,dan aku masih memeluk pinggangnya,aku mencoba meniup wajahnya yg sedikit tertutup oleh anak rambut.
"Dia perempuan?"tanya Vanesha
"Bukan,dia seorang pria"jawabku
"Kaya?"
"Banget"
Vanesha tersenyum,aku pun sama tersenyum lalu mengeratkan kembali pelukanku dan di balas oleh Vanesha.
Vanesha Pov
Beberapa cerita memang pada akhirnya harus usai,bukan karena di rencanakan,tapi memang karena harus ada cerita yang baru akan di mulai.
Aku fikir ceritaku bersama Ale harus usai ketika Ale mengatakan selesai,ternyata salah!aku fikir hari kemarin cerita kami akan benar-benar selesai karena laporan tuntutan itu,ternyata aku masih salah.
Manusia memang mudah putus asa dan menyerah,padahal ada Tuhan yang menguatkan dan memberi jalan keluar.
"Kenapa?"tanya Ale ketika aku menahan langkah kami
Pandanganku lurus ke depan,disana aku melihat sosok wanita yang sangat aku kenal,dia Ibu.
Ale pun mengikuti arah pandangku,dia sedikit terkejut namun hanya sebentar."Kita temui bersama"ucap Ale
Aku menundukan kepalaku,mengikuti langkah Ale yang menggandeng tanganku,kami berdua sudah berada di kampus,dan hari sudah sore.
"Vanesha"
"Selamat sore tante"
Aku tetap menundukan kepala,aku tidak ingin memandang Ibu ku,aku kecewa.
"Boleh saya bicara berdua dengan anak saya?"tanya Ibu
"Tentu saja boleh"jawab Ale
Namun aku semakin mengeratkan genggaman tangan kami,aku tidak ingin Ale pergi,meninggalkan aku bersama Ibu saja.
"Ibumu ingin bicara-"
"Kita bicara bersama"potongku
Ale menatapku dan Ibu secara bergantian,sepertinya dia meminta persetujuan pada Ibuku.
***
"Kamu apa kabar?"tanya Ibu
Sekarang kami sudah berada di dalam kantin kampus,Ale yang mengajak kami bicara di sini,katanya agar lebih nyaman.
"Baik,jika Ibu datang di hari pertama aku pergi dari rumah,tentu saja keadaanku tidak baik"jawabku dengan sarkas.
"Maafin Ibu Sha"ucapnya
Aku menatap wajah Ibu dengan sengit,rasanya aku tidak percaya!aku fikir Ibu akan memelukku,menangis dengan memberikan aku ciuman sebagai permintaan maaf,tapi ternyata salah!Ibu mengatakan maaf dengan keadaan tenang sekali,seperti tidak terjadi sesuatu yang besar.
"Ini gelangmu kan?"tanya Ibu dengan menyodorkan gelang keberuntungan milikku yang di beri Ale
"Bagaimana bisa-"
"Ibu menemukan gelang ini di kolong meja ruang tengah,ketika Ibu membersihkan pecahan botol kaca dan darah"potong Ibu
Ah aku ingat!gelang ini terlepas ketika aku hampir di perkosa oleh pria itu.
"Ibu salah Sha,Ibu selalu memberimu beban dan luka untukmu,selama ini Ibu terlalu egois"ucap Ibu
"Apa tante menemui Vanesha karena di suruh suami tante?apa karena dia tidak berhasil menjebloskan aku ke penjara dan membuatnya bangkrut,lalu-"
"Tidak,ta-tante menemui Vanesha karena memang merasa bersalah"ucap Ibu memotong perkataan Ale.
"Kenapa baru sekarang?kenapa di saat semuanya sudah kembali membaik,Vanesha bahkan sudah hampir melupakan kejadian pahit itu tante,kenapa tidak dari kemarin-kemarin saat Vanesha ketakutan dan butuh perlindungan?"tanya Ale dengan menyecar banyak sekali pertanyaan pada Ibu
"Tante memang salah"jawab Ibuku lirih
Sedari tadi genggaman tangan kami tidak terlepas,kami seperti saling menguatkan satu sama lain,semua pertanyaan yang ingin aku ajukan pada Ibu,sudah di wakilkan oleh Ale,dan aku tersenyum,karena merasa senang,aku memiliki laki-laki yang selalu membela dan melindungiku,bahkan dia tidak takut dengan siapapun.
"Aku tidak akan kembali ke rumah itu lagi bu,bahkan untuk menginjakkan kaki di halaman rumahnya saja tidak"ungkapku pada akhirnya
Ibu menangis,dia menganggukkan kepalanya dengan pelan.
"Ibu jaga diri baik-baik"lanjutku
Lalu Ale melepas genggaman tangannya,dia seperti mengambil sesuatu dari dalam dompetnya,entahlah aku tidak tahu itu apa?benda itu menyerupai kartu nama.
"Jika tante merindukan Vanesha,tante datang ke alamat itu saja,dia tinggal di situ"ucap Ale
Ibu mengambil kertas persegi panjang itu,aku menatap Ale,seolah menanyakan alamat rumah siapa yang dia berikan pada Ibu?tidak mungkin Ale memberi alamat rumahnya kan?aku sangat tahu Ale,dia tidak suka jika banyak orang yang tahu tentang alamat rumahnya yang sekarang kami tinggali bersama.
#tbc,,,
Keren banget sih kamu Le,ah jadi inget pas Sha di bully haters,Ale selalu siaga membela Sha,terus berusaha mengalihkan perhatian publik.Happy readyng guys,,,
Ps.foto sampul di bagian atas "akan indah pada waktunya" adalah IGS dari Uncle Dhani setelah keluarnya video dari pandal,hahaha emang enak jadi team keluarga inti daripada team ibu kocheng yang kebanyakan hoax.
Kocheng aja di halu.in jadi anaknya,di bilang Ale kakaknya,jiaaaaaaahhhhh di kira nyetak Ale gampang???maen ngasih adek seekor kocheng.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILUET KEHIDUPAN
RomanceSeorang gadis dengan masalalu yang kelam,hampir di renggut kesuciannya oleh Ayah tirinya,hingga membuat dia mengalami trauma baik secara psikis atau pun mental,dia yang dulu ceria,sekarang memilih diam dan sangat tertutup,bahkan jika bersentuhan den...