belum seutuhnya sembuh

1.2K 204 22
                                    

Ale pov

"Kamu harus menyelesaikan kuliahmu,setidaknya kamu bisa bertahan tanpa nama Maliq,lalu bahagiakanlah gadismu"

Pesan dari Selena masih saja aku ingat,apa yang dia ucapkan ada benarnya,jika aku bisa menyelesaikan kuliahku,aku bisa mencari pekerjaan yang lebih layak untuk membahagiakan Vanesha,tidak seperti saat ini,menjadi mahasiswa tertua,berandalan,tidak memiliki pekerjaan tetap,hidup bebas,benar-benar miris sekali hidupku.

Sedangkan Vanesha?dia gadis yang baik,lemah lembut dan sangat perasa,kalaupun Vanesha mau denganku,belum tentu orang tuanya mau menerimaku.

"Elu kok di sini?"tanya Gusti

"Kenapa?kaget gue pagi-pagi udah di kelas?"balasku

Gusti terlihat sedikit bingung,lalu dia memandang pada meja sebelahku,meja milik Vanesha.

"Elu cari Vanesha?"tanyaku

"Kenapa kalian gak bareng?"balas Gusti

"Tadi dia mau ke toilet sebentar katanya"jawabku

"Toilet?"gumam Gusti

Lalu dia seperti sedang mencari sesuatu lagi,entahlah Gusti memang kadang-kadang sedikit terlihat aneh.

"Lee"

"Hmm"

"Vanesha Lee!"

"Kenapa sama dia?"

"Pinkan sama Tari tadi mengajak Vanesh-"

Bruuukkk

Suara gebrakan meja dari kedua tanganku membuat kalimat yang akan di ucapkan Gusti terpotong.

"Dimana?"tanyaku

"Taman belakang"jawab Gusti

Aku segera berlari,aku juga melihat Gusti mengikuti,aku bersumpah!jika Zea melakukan sesuatu pada Vanesha lagi,kali ini bukan Pak Roy atau dosen yang menghukumnya,tetapi aku.

Vanesha Pov

Saat aku baru saja keluar dari toilet,tiba-tiba Pinkan dan Tari menyeretku,mereka membawaku ke taman belakang,aku tidak tahu apa yang mereka inginkan dariku,padahal sudah aku katakan,bukan aku yang mendekati Ale.

"Hai,apa kabar?"tanya Zea

Ternyata dia sudah menungguku di sini,"kamu mau apalagi?"balasku

"Satu minggu aku dan kedua sahabatku di skors,itu semua karna kamu!kamu ngadu kan sama dosen?"tanya Zea membentakku

Aku tidak habis fikir,kenapa Zea nekad melakukan pembullyan lagi terhadapku?seharusnya setelah dia mendapatkan hukuman,dia akan merasa takut lalu tidak akan mengulanginya lagi.

"Aku tidak pernah melaporkan apa-apa"jawabku

"Bohong!!"bentak Zea

"Zee,bukannya ini gelangnya Ale"imbuh Pinkan saat dia melihat gelang keberuntungan yang aku pakai,lalu Zea tersenyum.

"Hebat sekali yaa kamu?pakaianmu yg tertutup ini ternyata bisa menggoda Ale"ucap Zea

Aku menggelengkan kepala,aku tidak tahu apa yang di maksud Zea,sungguh!

Lalu Zea mengeluarkan gunting dari dalam tas nya,kedua mataku terbelalak,tentu saja aku sangat takut,aku takut jika Zea akan melakukan hal yang sama seperti di rooftop beberapa minggu lalu.

Zea mengambil pergelangan tangan kiriku,dia mengamati gelang yang terpasang disana.

"Jika aku gak bisa miliki Ale,berarti kamu juga gak akan pernah bisa,sekalipun dengan gelang ini"ucap Zea

"Jangan Zee,aku mohon"balasku sedikit berteriak.

Zea seolah tuli,dia tetap saja mencoba menggunting gelang dari Ale,namun aku berusaha untuk melawan.

"Lepasin gak?"

Sebuah suara yang sangat aku hafal,itu Ale!dia datang bersama Gusti,Zea pun terkejut,lalu dia segera membuang guntingnya.

"Ale"

"Kalian gak ada kapoknya yaa?perbuatan kalian sudah aku rekam,ini akan jadi bukti,sebentar lagi kalian bisa bebas dari kampus ini"ucap Ale

Zea menggelengkan kepala,lalu dia mendekati Ale dengan menangis.

"Ale,pleaseee!!!aku mohon jangan lakukan itu"ucap Zea

"Kamu sudah gila Zee,Vanesha tidak pernah melakukan kesalahan apapun,mengerti?"ucap Ale

"Aku emang salah,maafin aku Lee"balas Zea

"Sekali lagi kamu macam-macam dengan Vanesha,aku tidak segan-segan membuatmu keluar dari kampus ini,ada atau tidak adanya bukti"ucap Ale

Zea menganggukkan kepalanya cepat,lalu Ale menarikku,membawaku pergi dari taman belakang,aku bisa melihat jika Zea masih menangis.

"Jangan cepet-cepet jalannya"ucapku

Ale melepaskan genggaman tangannya,lalu mendorongku hingga punggungku menempel pada tembok,untuk kali ini aku cukup terkejut,bayangan masalalu itu tiba-tiba muncul ketika Ale mendekatkan wajahnya pada wajahku.

"Kalau kamu di tindas,jangan hanya diam!kamu harus melawan,bukankah kamu sudah memakai gelang keberuntungan itu?"tanya Ale

Dan benar saja,bayangan itu semakin jelas di fikiranku saat ini,aku tidak bisa mencerna dengan baik ucapan Ale,hingga akhirnya aku berteriak cukup keras.

"Ale,apa yang-"

"Sha,,hai Vanesha"ucap Ale memotong perkataan Gusti,dia mencoba menggunjang kedua bahuku.

Aku sudah menangis,kenapa bayangan itu muncul lagi?nafasku tercekat,jantungku bergemuruh,keringat dingin juga sudah keluar dari pelipis kepalaku.

"Sha"

Aku mencoba membuka kedua tanganku yang menutupi wajah,Ale terlihat sangat cemas,begitu juga dengan Gusti.

"Are you okey?"

Aku menggelengkan kepala,detik selanjutnya aku berlari menuju toilet,sepertinya Ale dan Gusti juga mengikutiku.

Sesampainya di dalam toilet,aku segera membasuh wajahku dengan air,aku ingin menyadarkan diriku,jika itu hanya masalalu,masalalu yang seharusnya sudah mati terkubur oleh waktu.

Saat aku merasa lebih tenang,aku melangkah keluar,benar!Ale dan Gusti mengikutiku,mereka menungguku di luar.

"Sha"

"Maafin aku"ucapku

"Untuk apa?"tanya Ale

"Membuat kalian panik"jawabku

"Sekarang bagaimana?"tanya Ale

Aku menganggukan kepala dengan lemah "aku baik-baik saja"jawabku

Lalu aku melangkah,aku melangkah untuk masuk ke dalam kelas,Ale dan Gusti berjalan di belakangku,beruntungnya dosen belum masuk,aku segera duduk di kursiku.

"Kamu yakin,kamu baik-baik aja?"tanya Ale

Aku menatap manik mata Ale yang begitu hitam,raut wajahnya masih saja mencemaskan aku.

"Iyah"jawabku

Ale mencoba menggenggam jemariku,aku membiarkannya,ternyata hal itu tidak memberikan efek buruk,bayangan itu tidak muncul saat Ale melakukan ini,bahkan saat aku menautkan jemari kami,bayangan itu tidak muncul sama sekali.

Ale tersenyum,"Aku fikir,aku sudah sembuh,bayangan laki-laki itu---,ternyata aku salah!aku belum sepenuhnya sembuh"ucapku lirih

"Aku akan menamani kamu,sampai kamu sembuh"balas Ale,aku tertegun mendengar ucapan Ale,apa dia tetap akan seperti ini?jika dia tahu sebabnya?jika dia tahu bahwa aku hampir menjadi korban pemerkosaan dari Ayah tiriku?lalu apa dia bisa menerimaku menjadi teman dekatnya?pertanyaan-pertanyaan itu selalu melintas di fikiranku saat bersama dia.

#tbc,,,
Di ajakin lembur sama partner!nyeduh kopi sampek abis 3 gelas,efeknya melek sampek jam dua pagi,besok paling bakal jadi kalong,menghabiskan waktu di atas tempat tidur wkwkwk,,,

Thank you untuk kalian yang ngevote dan selalu join koment,seneng ngobrol sama kalian.

SILUET KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang