Vanesha Pov
Pagi ini aku di kejutkan ketika melihat Ale sudah berada di depan rumahku,dia duduk di atas motornya sembari makan roti.
"Ale"
"Hai"
"Kamu ngapain di sini?"tanyaku
"Nungguin kamu,kita berangkat bareng"jawabnya
"Tolong dong buangin sampahnya"lanjut Ale sembari memberikan sampah plastik dari bungkus rotinya,setelah aku membuang sampah tersebut,Ale segera memakaikan helem padaku.
"Eh"
"Udah,ayok naik"ucap Ale memberikan perintah
"Aleeeeeee"
Aku berteriak ketika dia membawa motornya begitu cepat.
"Makanya pegangan"balas Ale
Aku tidak tahu kenapa dia senang menindas orang lain?bahkan dia sering memaksaku berbuat sesuatu yang dia mau,bodohnya kenapa aku juga selalu menuruti kemauannya?bahkan aku merasa kuat dan tidak ada rasa takut ketika bersama Ale.
Meskipun aku sadar,saat ini menaiki motor bersama Ale bukanlah sesuatu yang aman,bisa berakibat fatal karna dia terlalu cepat dan ugal-ugalan,tapi aku tidak takut,aku yakin jika Ale bisa melindungiku.
"Sebenarnya kamu ini siapa?"tanyaku dalam hati.
Saat kami sudah memasuki kawasan kampus,semua orang memandang kami,mereka seolah terkejut ketika aku bisa bersama Ale,bukan sesuatu yang aku suka!aku tidak suka menjadi pusat perhatian seperti saat ini,tapi siapapun yang berada di dekatnya,pasti akan selalu menjadi pusat perhatian.
"Ini,terimakasih"ucapku sembari memberikan helem pada Ale,kemudian aku segera berbalik dan mencoba jalan lebih dulu.
Baru beberapa langkah,tiba-tiba Ale menggandeng tangan kiriku.
"Ale"
"Aku menjemputmu ke rumah,biar bisa masuk ke dalam kelas bareng kamu"ungkap Ale
"Kenapa kamu malah jalan lebih dulu?"lanjutnya bertanya
Aku tidak mampu menjawab pertanyaan Ale,aku semakin menundukan kepalaku,aku tidak ingin melihat tatapan tajam dari para mahasiwa lainnya,sekarang saja aku bisa mendengar mereka sedang membicarakan kami,ah bukan!lebih tepatnya mereka membicarakan aku,gadis aneh yang sedang jalan beriringan dengan Ale.
"Kamu malu jalan sama aku?"tanya Ale
Aku menggeleng cepat,bukan!bukan karna aku malu,tapi aku tidak suka menjadi pusat perhatian,juga tidak ingin menambah masalah dengan Zea.
"Kalau jalan itu pandangannya ke depan"kata Ale dengan mengangkat daguku
"Ale,Vanesha"
Sebuah suara memanggil nama kami,ternyata itu Pak Roy,dosen bahasa asing di kelas kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILUET KEHIDUPAN
RomansaSeorang gadis dengan masalalu yang kelam,hampir di renggut kesuciannya oleh Ayah tirinya,hingga membuat dia mengalami trauma baik secara psikis atau pun mental,dia yang dulu ceria,sekarang memilih diam dan sangat tertutup,bahkan jika bersentuhan den...