cemas

1.2K 204 31
                                    

Vanesha Pov

Setiap orang akan selalu memiliki alasan,alasan untuk pergi,alasan untuk bertahan,alasan untuk mencintai seseorang,hampir tiga jam aku menunggu Ale pulang,namun belum ada tanda-tanda dia akan pulang,bahkan langit pun sudah hitam.

Aku punya alasan di sini,aku punya alasan untuk menunggu dia sampai pulang,tidak peduli waktu,tidak peduli dimana,tidak peduli ini benar atau salah,aku harus bertemu dengan Ale,sekarang!ah bukan,tapi secepatnya.

Badanku sudah lelah,tidak ada kursi di depan rumahnya,maka aku putuskan duduk di depan pintu dengan memeluk kedua lututku,berharap angin malam ini tidak begitu kencang,hingga membuat tubuhku kedinginan.

Gelap,tidak ada penerangan sama sekali,ini menandakan bahwa Ale belum pulang ke rumah dari pagi tadi.

"Kamu cari kerja dimana?"tanyaku lirih

Dalam hati aku selalu merapalkan doa yang baik untuk laki-laki itu,dan penantianku tidak sia-sia ketika aku mendengar suara motornya masuk ke halaman rumah,kedua mataku sedikit tertutup karna tersorot lampu depan dari motor Ale.

Saat Ale melangkah mendekatiku,aku segera beranjak dari dudukku,"kamu darimana?"tanyaku

"Kenapa kamu disini?"balas Ale

Aku menggeleng,aku butuh jawaban dari Ale,bukan malah pertanyaan semacam ini,"kamu darimana?jawab!"kataku

"Cari kerja,dan aku sudah dapat"jawab Ale

"Kerja apa?"tanyaku

Ale hanya tersenyum,aku tidak bisa melihat Ale secara jelas karna penerangannya yang sangat terbatas,lalu dia membuka pintu rumahnya,saat Ale menekan saklar lampu,aku baru bisa melihat sosoknya dengan cukup jelas.

"Kamu bau bensin"ungkapku

"Iyah,hari ini aku sudah kerja,besok aku juga akan kerja lagi"balas Ale

"Dimana?aku tadi ke rumah Paman,kamu gak ada di bengkel"ucapku lagi

"Aku kerja di Pom Bensin Sha,gajiannya setiap hari,kalau aku bisa kerja satu hari full,aku bisa dpt uang 300 ribu,lumayan kan?"balas Ale

Entahlah aku harus merespon bagaimana?tapi mendengar cerita Ale,aku justru menangis sekarang,aku merasa kesal dengan Ale,Ale tidak seharusnya bekerja dari pagi sampai malam seperti ini,dia harua kuliah.

"Hai kenapa menangis?"tanya Ale

Saat Ale mencoba mendekatiku,aku memukul dadanya berulang kali,"Sha"

"Kamu gak boleh kerja kayak gini,kamu harus kuliah"ucapku dengan menangis

Ale berhasil menahan kedua tanganku yang mencoba memukul dadanya.

"Aku gak akan biarin kamu kembali ke rumah itu lagi,percaya sama aku,kuliah atau tidak kuliah orang-orang akan menilaiku berandalan"kata Ale

"Kamu bukan berandalan!kamu harus kuliah,selesaiin tugas-tugas kamu,buktiin ke semua orang kalau kamu bukan sampah,kamu akan menjadi orang besar nanti"balasku

"Kamu harus kuliah Ale"lanjutku lagi dengan tangis yang semakin pecah,dadaku rasanya sakit sekali.

"Aku akan jadi orang besar suatu saat nanti,tapi tidak dengan cara kuliah,kuliah tidak menjamin kita menjadi orang besar Sha"balas Ale

"Janji sama aku,jangan kembali ke rumah suami Ibumu,tetap di sampingku,aku akan menjadi orang besar jika ada kamu"lanjut Ale

Kedua tangan Ale menangkup wajahku,Ibu  jarinya mencoba menghapus air mataku,bahkan Ale juga mencoba membersihkan air yang keluar dari hidungku.

SILUET KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang