Ale Pov
Mungkin pagi sudah datang,karna aku bisa mendengar suara burung gereja di luar kamarku,tapi aku dengan sengaja enggan beranjak dari ranjangku,pagi ini aku lebih senang di sini,mengeratkan pelukanku di pinggang gadis pujaanku.
Semalam Vanesha tidur di rumahku,dia tidak pulang,entahlah setelah aku melihat lukisan itu,aku jadi tidak ingin berjauhan dari Vanesha.
"Ini jam berapa?"tanya Vanesha dengan suara serak,kedua matanya masih terpejam.
Aku semakin erat memeluknya,lalu aku mencium tengkuknya yang masih saja wangi karena parfum.
"Aku tidak tahu"jawabku
"Tidurlah lagi"lanjutku
"Ada kuliah Ale"balasnya
Aku tidak menghiraukan penuturannya,aku masih ingin seperti ini,memeluk dia seerat ini tanpa jarak.
Lalu Vanesha melepas pelukan tanganku,dia berputar hingga menghadapku,kedua bola mata kami bertemu,dia tetap terlihat cantik meskipun baru bangun tidur.
"Semalam kamu mimpi buruk?"tanya Vanesha
"Hah"
Aku terkejut mendapat pertanyaan Vanesha,mimpi?kenapa dia bisa memberi pertanyaan seperti itu?
"Semalam tidurmu gelisah,bahkan aku melihat kamu seperti ingin berteriak tapi kamu menahannya"ungkap Vanesha
"Kamu mimpi apa?"lanjutnya lagi,tanga kirinya sudah membelai wajahku.
"A-aku tidak mimpi apa-apa"jawabku berbohong
"Tapi kam-"
"Aku tidak ingat semalam mimpi apa?semalam justru aku merasa sangat nyenyak karna kamu disini"potongku
Setiap malam Ali selalu datang ke mimpiku,kami bertemu,namun dia tidak pernah mengatakan sesuatu,dia hanya ingin mengajakku pergi entah kemana?setiap aku tanya,Ali hanya tersenyum,dan mimpi itu hampir setiap malam datang,aku tidak menyangka jika reaksi dari mimpi itu tergambar secara jelas di kehidupan nyata,sampai Vanesha bisa menebak jika aku sedang mimpi buruk.
"Mau kemana?"tanyaku
"Mandi"jawabnya
Aku membiarkan Vanesha masuk ke dalam kamar mandi,sedangkan aku masih tetap berada di atas ranjang,memikirkan soal Ali dan mimpi itu.
Vanesha Pov
Aku berada di gedung pameran,melihat karya dari mahasiswa lain yang sangat menakjubkan.
Hari sudah sore,sedangkan Ale masih asik bermain basket bersama teman-temannya,aku tidak ingin mengganggunya,aku membiarkan dia puas bermain bersama teman-temannya.
Aku melihat sosok pria paruhbaya,usianya sekitar 60tahunan,dia memakai Jas berwarna Abu-Abu,sosoknya terlihat sangat tegas dengan tulang rahangnya yang di miliki,dia berdiri di depan lukisanku,lalu aku memilih berdiri di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILUET KEHIDUPAN
RomanceSeorang gadis dengan masalalu yang kelam,hampir di renggut kesuciannya oleh Ayah tirinya,hingga membuat dia mengalami trauma baik secara psikis atau pun mental,dia yang dulu ceria,sekarang memilih diam dan sangat tertutup,bahkan jika bersentuhan den...