mencari tahu

1.2K 202 59
                                    

Ale Pov

Satu jam setelah makan malam,aku dan Vanesha segera kembali ke kamar,Vanesha memilih berbaring di ranjang dengan wajah sendu.

"Besok aku sudah bilang ke Papa,kamar sebelah di jadikan ruangan melukis untukmu,biar kamu tidak bosan ketika di rumah"ucapku

Aku melihat Vanesha bergerak,dia mencoba beranjak dari tidurnya,dan aku sedikit membantunya.

"Kamu demam?"tanyaku

"Sedikit,mungkin karna kelelahan saja"jawab Vanesha

"Ale"

"Iyah"

"Waktu kamu memilih keluar dari rumah,lalu hidup sendiri di luar,kamu pernah merasa takut tidak?kamu pernah merasa Tuhan tidak adil tidak?kamu pernah menangis sampai lelah?"

Aku mengangguk dengan tetap memberi senyum untuk kekasihku.

"Bagaimana caranya kamu bertahan?"tanyanya lagi

"Aku pernah merasa takut,bahkan sangat takut,aku juga merasa Tuhan tidak adil,hidup terlalu keras,aku juga pernah menangis hingga dadaku rasanya sangat sakit,bahkan aku tidur 2 hari 2 malam seperti orang pingsan"jawabku

Vanesha menatapku tanpa berkedip,bibirnya sedikit terbuka.

"Tapi Tuhan sangat baik karna mengirim Paman dan Selena sebagai penolongku,lalu sekarang Tuhan memberi hadiah yang sangat indah,wanita secantik kamu"lanjutku

"Tapi Tuhan sangat baik karna mengirim Paman dan Selena sebagai penolongku,lalu sekarang Tuhan memberi hadiah yang sangat indah,wanita secantik kamu"lanjutku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vanesha tersenyum tipis,lalu dia menundukkan pandangannya,aku mencoba mengusap ujung kepalanya dengan pelan.

"Seperti Tuhan mengirim kamu dan keluargamu untuk aku yaa?"tanya Vanesha lirih

"Iyah,seperti itu"jawabku

"Bagaimana pekerjaanmu di kantor?"tanya Vanesha lagi

"Baik"jawabku singkat

"Aku panggil pelayan dulu,kamu tunggu disini"lanjutku

"Untuk apa?"tanya Vanesha

"Meminta obat penurun demam"jawabku

Selain untuk menurunkan demamnya,aku juga berharap dia bisa segera istirahat,aku ingin menemui Roy,ajudannya Vanesha.

Vanesha Pov

Jadi Tuhan itu baik,Tuhan tidak pernah jahat padaku,buktinya Tuhan mengirim Ale,Papa juga Marisa untukku.

Tapi tetap saja,rasanya ada sesuatu yang mengganjal di hatiku,aku masih belum tenang,aku masih memikirkan bagaimana hidup Ibu sekarang?apa dia sudah makan?apa dia sudah minum obat?apa dia sehat dan bahagia bersama laki-laki itu?banyak sekali pertanyaan di kepalaku.

"Sekarang kamu minum obat dulu"

Suara Ale menyadarkan aku,aku tersenyum walaupun rasanya sangat berat.

SILUET KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang