izin

1.3K 212 28
                                    

Vanesha Pov

Tubuhku rasanya sangat sakit sekali,dingin!bahkan sangat dingin hingga aku bisa mendengar gertukan dari gigi-gigiku,kedua mataku sangat sulit di buka,ini tidak enak,aku tersiksa.

"A-al-"

Ah bahkan untuk memanggil nama Ale yang terdiri dari tiga huruf saja rasanya sangat sulit,tenggorokanku sangat kering.

Hingga akhirnya aku merasa tubuhku di guncang,aku merasakan kedua pundakku ada sebuah tangan besar menyentuhnya.

"Sha,,"

"Vanesha,,hai,,,"

Aku mendengar suara itu,iyah!itu suara Ale,dia memanggilku namaku.

"Sha,,bangun,kamu dengar aku?"tanya Ale

"S-ssakit"

Akhirnya aku bisa mengatakan sesuatu,aku bisa menyampaikan keadaanku saat ini pada Ale.

Aku fikir Ale merengkuh tubuhku,dia memelukku sangat erat,berkali-kali dia mencium kening juga pucuk kepalaku,aku ingin membuka kedua mataku,aku ingin melihat Ale,namun sangat sulit sekali.

"Kenapa demam lagi?tadi sudah turun"

Dengan samar aku mendengar Ale berbicara,dia semacam sedang menggerutu pada dirinya sendiri.

Beberapa detik kemudian,tubuhku terasa sedikit nyaman,ada suhu hangat yang mampu menghilangkan rasa dingin,aku tak lagi menggigil,tubuhku juga tidak terlalu sakit seperti beberapa menit yang lalu,entahlah apa yang di lakukan Ale?yang jelas saat ini aku sudah merasa sedikit nyaman.

Ale Pov

Aku panik ketika mendapati Vanesha menggigil,wajahnya sangat pucat,keadaannya setengah sadar,meskipun aku sudah mencoba membangunkannya.

"S-ssaakiit"

Hanya kalimat itu yang ia ucapkan,aku mencoba mengajaknya berkomunikasi namun hasilnya nihil!

Akhirnya aku memutuskan membuka baju kami,iya!kami sama-sama telanjang,hanya pakain dalam yang masih menempel pada tubuh kami,aku memeluknya erat,berharap dia tidak akan lagi menggigil,AC kamar sudah aku matikan.

Dan sekarang,aku sudah sedikit tenang ketika Vanesha sudah tidak lagi menggigil,dia membenamkan wajahnya pada dadaku.

Jangan tanya?apa juniorku baik-baik saja?tentu saja dia baik,dalam keadaan seperti ini tidak ada gairah yang menyelimutiku,yang ada hanya perasaan cemas dan khawatir akan keadaan Vanesha.

                                    ***

"A-ale"

Aku segera membuka kedua mataku,aku melihat ada sedikit sinar matahari pagi yang masuk melalui celah-celah jendela kamar.

"Sha"

Aku segera beranjak,aku ingat semalam kami tidur telanjang,aku tidak ingin dia berfikir yang tidak-tidak.

"Keadaanmu bagaimana?"tanyaku cemas

Dia hanya menganggukan kepala pelan,wajahnya masih pucat,tanganku terulur untuk menyentuh keningnya.

"Syukurlah sudah turun"ucapku merasa sangat lega

"Semalam-"

"Ah semalam kamu menggigil hebat,aku takut terjadi sesuatu denganmu,lalu aku membuka pakain kita,tujuanku ha-"

"Terimakasih"potong Vanesha

"Hah"

"Semalam aku merasa sangat dingin,badanku sakit semua,mataku sangat sulit di buka"ungkapnya

SILUET KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang