Ale Pov
"Mobilmu dimana?"tanyaku
Banyak dari para mahasiswa memandangku yang sedang berjalan menggandeng Sydney,rasanya aku ingin marah dengan dia karna sudah berbuat kasar pada Vanesha,tapi aku fikir akan percuma memarahi manusia seperti Sydney.
"Itu"jawab Sydney sembari menunjukkan mobilnya yang terparkir
Setelah kami sudah berada di dekat mobil,sang sopir pribadi pun segera membukakan pintu untuk si tuan putri.
"Masuk,sekarang kamu pulang ke rumah,jangan datang lagi ke sini,ini kampus Ney,bukan tempat bermain"ucapku
"Makanya kasih tau aku alamat rumah kamu,jadi aku tidak perlu datang ke kampus"balas Sydney
Dasar si keras kepala,manusia tak berperasaan!!
"Ney,please!!!don't follow me"ucapku tegas
"Enggak,selama ini aku cari kamu kemana-mana,gak mungkin sekarang aku biarin kamu pergi lagi"balas Sydney dengan tingkahnya yang menyebalkan
"Okey!tapi kamu harus hargai keputusan aku,hargai hidup aku yang sekarang,Ale yang kamu kenal dulu sudah berubah Ney"ungkapku sedikit memohon
"Dan satu lagi,hargai Vanesha!"lanjutku
Sydney sudah menangis,dia masih saja cengeng seperti dulu,aku bukan Ali,yang setiap melihat dia menangis akan melakukan apa saja agar dia berhenti menangis,aku Ale.
"Aku fikir setelah Ali pergi,kamu bisa menggantikan dia untuk aku"ucap Sydney,suaranya bergetar karena tangisan.
Aku mengusap wajahku dengan gusar,rasanya benar-benar harus bersabar menghadapi Sydney.
"Ney,aku Ale,sekali lagi aku bilang,aku Ale,bukan Ali!Ali sudah gak ada,dia sudah tenang di sana,meskipun kami kembar,tapi kami memiliki pilihan yang berbeda,jika Ali memilih perempuan sepertimu,itu sudah pilihan dia,dan aku?aku memilih perempuan seperti Vanesha"ungkapku dengan penuh penekanan dalam setiap katanya.
"Ali meninggal karna menyelamatkan kamu!seharusnya kamu sadar itu"balas Sydney
Jantungku bergemuruh,kedua telapak tanganku sudah menggenggam menjadi kepalan,jadi tidak hanya Mama yang menyalahkan aku atas kepergian Ali,Sydney juga sama.
"Aku tidak pernah meminta Ali menyelamatkan aku,jadi aku tidak punya hak untuk menggantikan setiap tugasnya Ali selama dia hidup,termasuk aku harus mencintai kamu"kataku
Lalu aku menutup pintu mobilnya,berbalik menghadap sang sopir,"bawa Sydney pulang dengan selamat yaa Pak,terimakasih"ucapku
Detik selanjutnya aku pergi,mencari Vanesha,mungkin saat ini dia sedang menangis karna sikapku tadi.
Aku tersenyum ketika melihat Vanesha di dalam kelas,sepertinya dia sedang sibuk melukis sesuatu di sebuah kertas."Hai"
"Ale"
Aku tersenyum,mencoba membenarkan anak rambutnya yang panjang ke belakang telinga.
"Tadi aku tidak melakukan apa-apa,aku tidak mendorong dia,sungguh!"ucap Vanesha dengan mimik wajah yang serius,sepertinya dia berfikir jika aku marah pada dirinya,karna insiden tadi.
"Ssstttt"
"Ale-"
"Aku percaya kamu,tidak perlu kamu jelaskan,aku tahu semuanya"ucapku
"Mana tangan kirimu"lanjutku
Dengan ragu Vanesha memberikan tangan kirinya padaku,aku hanya ingin memastikan jika pergelangan tangan Vanesha baik-baik saja,tidak ada luka sedikit pun.
"Sakit gak?"tanyaku
Vanesha menggelengkan kepala,meskipun tidak ada luka,tapi pergelangan tangannya membekas merah akibat di tarik paksa oleh Sydney.
"Sydney dimana?"tanya Vanesha
"Sudah pergi"jawabku
Vanesha Pov
"Aleee"aku terpekik ketika Ale menciumi leherku,aku menikmatinya tetapi bayangan masalalu itu datang dengan potongan-potongan kecil
Sedangkan Ale seperti tuli,dia tidak mendengarkan suaraku,dia masih saja mencoba mencium leherku.
Entah bagaimana ceritanya kami bisa berciuman seintim ini?tadi sore sepulang dari kampus,kami memiliu kembali ke rumahnya Ale,sesampai di dalam rumah, Ale mencium bibirku,dan aku membalasnya,hingga sekarang aku dan Ale sudah berada di atas kasurnya.
Air mataku sudah menetes dari kedua sudut mataku,rasa takut dan menikmati hadir secara bersamaan tanpa bisa aku memilih salah satu dari keduanya.
Saat tangan Ale mencoba masuk ke dalam kaosku,aku memberontak dan menjerit,bayangan pria itu memperkosaku tiba-tiba muncul dengan sangat jelas.
"Sha"
Nafasku tersenggal-senggal,Ale menatapku,keringat dingin sudah membasahi kedua pelipisku,aku segera menutupi wajahku dengan kedua tangan.
"Aku minta maaf,aku fikir-"
Aku menggeleng cepat,aku tidak menyalahkan Ale,karna aku pun menikmatinya tadi,hanya saja ini salah aku, yang belum sembuh dari trauma itu.
"Aku yang minta maaf"ucapku lirih
Ale merengkuh tubuhku,dia memelukku,dan rasanya jantungku sedikit tenang,aku menangis di dalam pelukannya,aku menangis karena kecewa pada diriku sendiri yang tidak mampu melawan rasa takut.
"Aku belum sembuh Le"
Ale menggelengkan kepala dengan posisi masih tetap memelukku,"kamu sudah sembuh,aku yang tadi kurang pelan"balasnya
Benarkah begitu?aku fikir tidak,Ale melakukannya dengan pelan,jika tidak?tubuhku pasti tidak akan terbakar oleh sebuah gairah,dan tadi yang Ale lakukan sudah membuatku mendesah dan menikmati permainan bibirnya.
#tbc,,,
Jeng-jeng!!!!Selamat siang,semoga kegiatan hari ini lancar semuanya,,,
Biar gak terbakar emosi,sedikit tak kasih part yang menggelitik perut wkwkwk,,,
Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILUET KEHIDUPAN
RomantikSeorang gadis dengan masalalu yang kelam,hampir di renggut kesuciannya oleh Ayah tirinya,hingga membuat dia mengalami trauma baik secara psikis atau pun mental,dia yang dulu ceria,sekarang memilih diam dan sangat tertutup,bahkan jika bersentuhan den...