Ale Pov
Aku sudah menduga,cepat atau lambat Vanesha akan tahu perihal masalaluku,entah dari aku sendiri atau pun orang lain,bagaimanapun kerasnya aku berusaha menutupi itu semua.
"Aku ingin tahu tentang Ali,siapa Ali?sedekat apa kamu dengan Ali?lalu bagaimana persahabatan kalian bersama Sydney"ungkap Vanesha
Aku mengajaknya makan di warung Bakmie Djawa,sebuah warung kaki lima yang akan buka dari menjelang sore hingga dini hari.
Aku mengambil dompetku,lalu memamerkan fotoku bersama Ali,saat kami berusia 7 tahun dan ketika kami Berusia 14 tahun dengan seragam sekolah.
"Hah!Ale in-"
"Dia Ali,dan ini aku"potongku
"Bagaimana-kalian kembar?"tanya Vanesha terkejut
Aku mengangguk sembari mengunyah Bakmie yang sudah ku pesan,masih panas memang,tapi aku lebih suka makan Bakmie ketika masih panas seperti ini.
"Ali meninggal di usia 17 tahun"ucapku
Kedua mata Vanesha terbelalak,dia semakin terkejut dengan fakta tentang Ali.
"Dia menyelamatkan Aku dari sebuah kecelakaan"ungkapku
"Setahun selanjutnya Mama yang meninggal,dia bunuh diri karena depresi setelah Ali pergi"lanjutku
Dengan gerakan pelan dan hati-hati,Vanesha mencoba menggenggam jemariku,aku tersenyum,aku tidak ingin terlihat sedih di depan Vanesha.
"Setelah itu aku memilih keluar dari rumah,dan tanpa sengaja bertemu Paman juga Selena,karena mereka tidak memiliki anak,mereka menampungku di rumahnya,merawat aku dengan baik"ungkapku lagi
"Kenapa sekarang kamu tinggal sendiri?"tanya Vanesha
"Aku tidak mungkin terus-terusan membebani mereka Sha,aku juga ingin mandiri,jadi ketika usiaku 21thn,aku berhasil mengumpul uang dari hasil kerjaku di bengkelnya Paman"jawabku
Aku menatap kekasihku,wajahnya yang cantik berubah menjadi sendu,aku mencoba menyuapi dia,"makan dulu,aaaak"ucapku
Akhirnya Vanesha menerima suapan dariku,aku mencoba membersihkan sudut bibirnya dari kuah Bakmie.
"Lalu aku membeli rumah kecil yang cukup jauh dari keramaian"ungkapku lagi
"Keluargamu?"tanya Vanesha
"Ada"jawabku
"Ada Papa"lanjutku
"Kenapa kamu tidak tinggal dengan Papamu?"tanya Vanesha lagi
"Karna aku belum siap kembali ke rumah itu,terlalu banyak kenangan disana,aku,Ali juga Mama"jawabku
Tanganku kembali terulur untuk menyuapi Vanesha,kali ini dia tidak menolak,langsung menerima suapanku begitu saja.
"Lalu sydney?"
"Dia temanku dari SD sampai kami SMA,dia anak cengeng yang sering di Bully,lalu Ali memintaku untuk membela Sydney,aku dan Ali beda karakter,Ali sepertimu"
"Sepertiku?"tanya Vanesha
"Pendiam,pemalu"jawabku
Memang begitu kenyataannya,sekarang aku baru sadar kenapa aku sangat ingin melindungi Vanesha,karna dia seperti Ali.
"Hah"
"Akhirnya aku membela Sydney karna Ali,akhirnya kami berteman baik,tahun pertama kami masuk SMA,Ali dan Sydney berpacaran,setahun mereka pacaran,Ali meninggal"ungkapku
Vanesha menutup bibirnya dengan kedua telapak tangan,aku tersenyum.
"Jadi aku harap kamu tidak salah faham,jangan cemburu jika Sydney bersikap seperti tadi siang"ucapku
Vanesha mencubit lenganku kecil,hingga terasa sangat sakit.
"Hai,sakit!!"
"Aku tidak mengatakan jika aku cemburu,aku juga tidak pernah cemburu,tadi siang justru aku menyuruhmu mengantarnya pulang kan?"tanya Vanesha
Aku tertawa,menggemaskan sekali kekasihku ini,aku segera mencubit pipinya.
"Aku hanya memberitahumu,bertemu Sydney sama halnya hubungan kita akan sedikit rumit,dia pasti akan sering merepotkan aku,ah tidak!merepotkan kita berdua lebih tepatnya"ungkapku
Vanesha tersenyum dengan menganggukkan kepala "iyah,aku mengerti,aku selalu percaya denganmu"ucap Vanesha
"Bagus"balasku
Dan tanpa sadar,Vanesha menghabiskan Bakmie dengan suapan dariku,mungkin jika aku tidak menyuapinya,Bakmie miliknya masih utuh,atau mungkin bisa saja dia tidak akan mau memakan Bakmie nya karena terlalu asik mendengarkan ceritaku,hingga Bakmie dingin dan terasa tidak enak.
Vanesha Pov
Pagi ini aku berangkat ke kampus sendiri,karena katanya Ale akan ke rumah Paman terlebih dahulu untuk mengganti Oli mesin motornya.
Saat aku sudah sampai di kampus,ada suara perempuan yang memanggil namaku,ternyata itu Sydney.
"Hai"sapaku
"Ale dimana?"tanya Sydney tanpa berbasa-basi
Aku tersenyum,benar kata Ale,Sydney adalah gadis yang manja dan sedikit kekanak-kanakan.
"Dia belum datang,katanya mau mengganti oli motornya"jawabku
Sydney terlihat sangat kecewa,namun detik selanjutnya dia menarik tangan kiriku.
"Ini kan-?kamu dapat darimana gelang ini?"tanya Sydney
"Dari Ale"jawabku jujur
Sydney terlihat tidak suka,dia menatapku begitu tajam,rasanya sangat tidak nyaman tentu saja.
"Lepas"ucapnya dengan mencoba memaksa melepaskan gelang keberuntungan itu dari pergelangan tanganku
"Auwww sakit ney"balasku
Aku pun mencoba menarik tanganku,aku tidak akan menuruti keinginan Sydney.
"Lepas!!kamu tidak berhak memakai gelang ini"ucap Sydney
Hingga di antara kami terjadi tarik menarik.
"Auwwww"
Sungguh!aku tidak mendorong tubuhnya,tiba-tiba Sydney tersungkur dan jatuh,tentu saja aku terkejut.
"Ney"
Aku segera mendekatinya berniat untuk menolongnya,namun Sydney justru menangkis tanganku.
"Kalian kenapa?"
Sebuah tanya dari suara yang tidak asing,itu Ale.
"Aleee,aku jatuh karna Vanesha mendorongku"ucap Sydney melapor pada Ale
Jelas saja hal ini membuat kedua mataku terbelalak,aku segera menggelengkan kepala,berharap Ale tidak percaya dengan Sydney.
"Ayo ikut aku"ucap Ale dengan menggandeng tangan Sydney,mereka pergi dan mengabaikanku.
Aku mematung di tempatku dengan perasaan sedikit kecewa,seharusnya Ale percaya padaku,aku tidak melakukan apapun pada Sydney,sungguh!
Dari kejauhan Sydney menoleh ke belakang,dia memandangku lalu tersenyum merasa menang,bahka dia sengaja menjulurkan lidahnya untuk mengejekku.
#tbc,,,
Ngeselin emang junjungannya cimit!!Happy readyng guys,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
SILUET KEHIDUPAN
RomantizmSeorang gadis dengan masalalu yang kelam,hampir di renggut kesuciannya oleh Ayah tirinya,hingga membuat dia mengalami trauma baik secara psikis atau pun mental,dia yang dulu ceria,sekarang memilih diam dan sangat tertutup,bahkan jika bersentuhan den...