Vanesha Pov
Rasanya dadaku sesak sekali,kenapa hidup terasa tidak adil?kenapa aku harus menjadi sumber masalah untuk Ale,padahal aku tahu jika keadaan Ale pun sama tidak baiknya seperti aku.
"Jangan nangis terus Sha"ucap Ale mencoba menenangkan
"Aku akan pulang ke rumah"balasku
Dengan gerakan cepat Ale menatapku,aku hanya memandangnya sekilas,lalu segera menundukan kepala lagi,aku terlalu takut jika Ale sudah memandangku seperti itu.
"Kamu bilang apa tadi?"tanya Ale dingin
"Aku akan pulang ke rumah Le,aku akan meminta maaf ke Ibu dan suaminya,ak-"
"Untuk apa hah?aku tanya untuk apa?bukan kamu yang harus minta maaf,tapi dia,mereka yang seharusnya minta maaf sama kamu"potong Ale
Aku semakin terisak,"agar mereka mau mencabut tuntutan itu,kamu gak salah-"
"Aku dan kamu gak ada yang salah,ngerti kan?jangan pulang ke rumah,aku rela di penjara,asal kamu tetap tinggal di rumahku"potong Ale
"Ale"
"Jangan bicara apa-apa lagi Sha,aku tidak ingin bicara kasar padamu"ungkapnya
Hari ini,ketika kami berangkat ke kampus,Pak Roy segera memanggil kami,beliau mengatakan jika kemarin suami Ibuku datang ke kampus dengan membawa surat laporan atas tuduhan melarikan anak orang yang di tujukan pada Ale,ini gila!
Aku tidak habis fikir dia bisa melakukan tindakan sekeji itu?jika aku tahu akan berakhir seperti ini,seharusnya waktu itu aku membuat dia mati sekaligus.
Dan sekarang,aku benar-benar semakin takut,takut jika Ale di penjara,takut jika aku harus jauh dari Ale.
***
"Kamu di rumah aja dulu yaa?sebentar lagi Widi sama Gusti akan datang kesini"ucap Ale setelah kami baru saja sampai rumah
"Kamu mau kemana?"tanyaku cemas
"Aku mau menyelesaikan masalah ini"jawab Ale
"Ale tap-"
"Kamu percaya sama aku kan?aku pasti bisa menyelesaikan semuanya Sha"potong Ale
Aku mengangguk,lalu memeluk tubuh Ale erat,rasanya aku ingin selalu berada di dekatnya,tidak ingin jauh apalagi di tinggal sendiri di rumah ini,aku menjijitkan kedua kakiku agar bisa mencium harum curuk lehernya Ale.
"Aku gak akan lama"ucap Ale
"Tunggu aku di rumah yaa?"lanjutnyaAku menganggukkan kepala di dalam pelukannya,aku ingin waktu berhenti sampai di sini,aku tidak ingin waktu berjalan dan membuatku semakin takut.
Detik berikutnya Ale mencium bibirku sekilas,lalu kedua mata kami saling berpandangan.
Dan tanpa kata-kata,aku mencium bibir Ale,dengan segera Ale membalas ciumanku,lidah kami bertemu untuk saling menyecap,hingga terdengar suara kecupan-kecupan dari kedua bibir kami.
Aku pun menunduk karna malu,aku yang memulai terlebih dahulu,sedangkan Ale tersenyum,"aku semakin percaya diri untuk menyelesaikan masalah ini,nanti malam aku mau di cium lagi"ucap Ale setengah berbisik
Aku segera memukul dadanya pelan,lalu Ale menggenggam jemariku dan menciumnya berulang kali.
Ale Pov
Aku ingin tertawa di tengah emosiku,ini hal lucu dan gila menurutku,bagaimana bisa pria itu melaporkan aku atas tuduhan penculikan?lalu bagaimana bisa Ibunya Vanesha diam tak membela anaknya?
Saat ini aku sudah berada di depan kantor pusat Maliq Groupe,aku segera berlari menuju ruangan Maliq berada,beberapa orang memandangku dengan tatapan mengintimidasi,tapi apa perduliku?
"Kamu cari siapa?"tanya dua orang security kantor
Bedebah sekali mereka,aku sudah tidak memiliki waktu untuk berbasa-basi dengan mereka.
"Minggir!"ucapku
"Hai berandalan!ini kantor,bukan pasar"ucapnya
"Aku mau mencari pemilik kantor ini"kataku dengan emosi
"Kamu siapa?"tanyanya
Saat tanganku sudah terangkat mau menghajar mereka,tiba-tiba ada suara yang memanggil namaku.
"Ale"
Aku segera mencari sumber suara tersebut,oh terima kasih Tuhan!!
"Marisa"
"Kamu datang ke kantor?"tanyanya
Dengan sedikit malu aku pun menganggukkan kepala,"Papa dimana?"balasku
Marisa tersenyum,lalu dia menggandeng tanganku dan membawaku ke ruangan Maliq.
Sudah sangat lama sekali aku tidak menginjakkan kaki di gedung ini,semuanya masih sama,bahkan pintu ruangan Papa juga masih sama,dulu aku dan Ali sering bermain di sini,kami kejar-kejaran hingga bermain petak umpet,kolong meja kantor Papa adalah tempat favoritku untuk bersembunyi.
"Ale"
Papa terlihat sangat terkejut melihat kedatanganku siang ini.
"Papa senang kamu mau datang ke sini"ucapnya
"Aku juga seperti mimpi mas,melihat dia mau kesini"imbuh Marisa
Aku hanya tersenyum samar,masih ada fotoku bersama Ali saat usia kami 9 tahun dengan bingkai besar di ruangan Papa.
Guci yang Mama beli juga masih terlihat sangat baik di ruangan Papa,semuanya masih sangat baik,Papa bisa merawat semuanya,tentu dengan bantuan dari Marisa.
"Duduk nak"ucap Papa mempersilahkan aku
Aku pun melangkah dan duduk di kursi depan Papaku.
"Ada apa kamu kesini?ada yang bisa Papa bantu?"tanya Papa
"Aku-"
#tbc,,,
Selamat sore di hari jumat ini,semoga semuanya sehat yaa?Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILUET KEHIDUPAN
RomanceSeorang gadis dengan masalalu yang kelam,hampir di renggut kesuciannya oleh Ayah tirinya,hingga membuat dia mengalami trauma baik secara psikis atau pun mental,dia yang dulu ceria,sekarang memilih diam dan sangat tertutup,bahkan jika bersentuhan den...