di balik kematian Ali

1.4K 203 54
                                    

Ale Pov

Setelah makan malam,aku kembali berkutat dengan laptop,mempelajari data-data tentang perusahaan,jujur!kepalaku sangat sakit sekali melihat huruf dan angka yang ada di dalam layar laptop.

"Rasanya kepalaku mau pecah"gerutuku sembari meremas rambut.

"Jangan nyerah dong"ucap Vanesha

"Kamu itu bisa,hanya saja belum terbiasa"lanjutnya

Aku membuang nafas dengan kasar,aku sudah terbiasa kerja di bengkel dengan suara bising mesin dan musik.

"Aku buatin kopi bagaimana?"tanya Vanesha

Aku menarik tangan Vanesha,hingga dia duduk di atas pangkuanku,"Ale!!" Vanesha terpekik karna kaget.

"Kalau aku miskin,kamu masih mau hidup denganku?"tanyaku

Vanesha tertawa,"tidak ada orang yang mau hidup miskin,apalagi seorang perempuan"jawabnya

Aku menatap Vanesha,"tapi aku akan ada di samping kamu walaupun keadaanmu miskin,aku akan membantumu hingga kita sama-sama bisa mengubah kehidupan kita yang miskin sampai jadi berkecukupan"lanjutnya

Aku tersenyum,lalu memeluknya erat,saat ini Vanesha adalah sumber kebahagiaan sekaligus sumber kelemahanku.

"Kita tidak mungkin akan hidup seperti ini terus Ale"ucapnya

"Maksudmu?"tanyaku

"Iyah,kita tidak mungkin seperti ini terus kan?akan ada saatnya kita menikah lalu memiliki anak,hidup berkecukupan itu bukan untuk kita,tapi untuk anak-anak kita"jawabnya

Aku merenggangkan pelukanku,lalu sedikit mendongak menatap wajah cantik dari kekasihku,bibirku mengulum senyum.

"Kamu kenapa senyum-senyum begitu?"tanya Vanesha

"Kamu sudah berani ngomongin anak,kalau sekarang buat anak bagaimana?"balasku menggodanya

Vanesha terkejut,dia memukul dadaku dan berusaha melepaskan diri dari pangkuanku,namun aku tetap menahannya,hingga dia bergerak di atas pangkuanku.

"Sha,,sha,,"

"Hah!kamu kenapa?"tanya Vanesha panik

Kedua mataku terpejam,sial!!!

"Jangan gerak please!punyaku jadi tegang"jawabku dengan suara parau

"Aleee iih"

Aku memeluknya lagi,berharap dia bisa tenang dan tidak banyak gerak,Vanesha selalu saja membuatku tersiksa seperti ini,tapi tidak mungkin juga aku memaksanya.

"Seperti ini dulu aja"ucapku dengan memeluk Vanesha dan berharap juniorku juga bisa tenang.

"Iyah"balasnya

Vanesha Pov

Vanesha Pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SILUET KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang