tentang Maliq

1.2K 207 33
                                    

Ale Pov

Aku dan Vanesha sudah berada di atas motor,kami menikmati angin sore bersama senja di langit,sesekali kami tertawa karna sesuatu yang lucu.

Melihat Vanesha yang sekarang,rasanya aku sangat bahagia,dia seperti tidak memiliki beban lagi,setelah pertemuan kami bersama Ibunya tadi,dia terlihat lebih tenang,jujur!aku pun sama,sekarang aku bisa bersama Vanesha tanpa ada yang mengganggu,bahkan aku semakin yakin jika Vanesha memang harus aku kenalkan pada Papa,agar dia juga dapat perlindungan dari Maliq,dengan keadaanku yang seperti ini,aku tidak akan menjamin bisa membahagiakan Vanesha.

"Itu mobilnya siapa?"tanya Vanesha saat kami sudah dekat dengan rumah,ada sebuah mobil mercedes benz tipe g63 yang terparkir di tepi jalan depan gerbang rumahku.

Setelah aku masuk ke dalam halaman rumah,Vanesha segera turun,begitupun dengan aku,kemudian ada dua orang memakai jas hitam,mereka seorang pria juga wanita,menghampiri kami.

"Selamat sore"

"Sore"

"Kami datang ke sini atas perintah dari Tuan Maliq,beliau ingin memberikan ini pada kalian"ucapnya sembari memberikan beberapa paper bug yang cukup besar,kemungkinan itu baju.

"Besok malam,Tuan Maliq mengajak makan malam di restoran Jepang,maaf ini alamatnya"lanjutnya lagi,aku pun segera mengambilnya

Vanesha terlihat bingung,tangan kirinya memegang ujung jaketku cukup erat.

"Ada lagi?"tanyaku

"Oh tidak,hanya itu saja,kami permisi"jawabnya

Lalu mereka segera menaiki mobil dan pergi dari depan rumahku,Vanesha masih saja mengekoriku dengan memegang ujung jaket,seolah-olah dia takut aku akan pergi.

"Ayo masuk"ucapku

"Mereka siapa?"tanya Vanesha

Aku hanya tersenyum,lalu mengajaknya masuk ke dalam rumah,saat sudah di dalam rumah aku segera melempar beberapa paper bug tersebut ke sembarang arah.

Vanesha segera memungutinya,lalu dia menatapku,sedangkan aku?aku memilih berbaring di atas ranjang.

"Kenapa kamu buang?"tanya Vanesha terlihat serius

"Bukalah jika kamu mau"jawabku

Vanesha mendetakiku dengan membawa paper bug tersebut,lalu dia membukanya di sampingku.

"Wow"

Aku menatap kekasihku,dia terlihat terkejut melihat isi dari paper bug.

"Kenapa?"tanyaku

"Ini semua pakaian Ale,kamu lihat deh,semua ini barang berbranded-"jawabnya

"Eh sebenatar ini juga ada gaun,untuk siapa?"lanjutnya

"Untukmu"jawabku singkat

Vanesha semakin terkejut,dia menutup bibirnya dengan kedua telapak tangan,rasanya aku ingin tertawa,tapi aku mencoba menahannya.

"Ini pasti mahal banget"gumamnya

"Lihat deh,ada sepatu juga Ale"lanjutnya lagi

Aku tersenyum samar,dia terlalu menggemaskan,dasar perempuan!tidak bisa jika melihat barang semacam itu.

"Kenapa orang tadi memberikan ini pada kita?lalu-"

"Hah!aku tahu,jadi orang yang memiliki kekuasaan besar yang kamu maksud itu Tuan Maliq?"lanjutnya

"Tahu darimana kamu?"tanyaku masih bersikap acuh

Vanesha sedikit berlari,"Auwww"aduhku ketika dia tiba-tiba duduk di atas perutku yang masih telentang di atas ranjang.

"Orang tadi memberi alamat restoran jepang kan?kata kamu akhir pekan ini kita akan makan malam bersama orang yang memiliki kekuasaan,jadi benar?orang yang membantumu itu Tuan Maliq?"tanya Vanesha

Aku memandang wajahnya dengan cukup serius,aku suka Vanesha yang sekarang,yang banyak bicara dan bertanya,tapi aku takut jika dia tahu bahwa aku adalah anak dari seorang Maliq,aku fikir dia sudah cukup nyaman tinggal bersamaku di rumah ini.

"Ale jawab!"rengek Vanesha

"Kamu senang tinggal di sini?"tanyaku

Vanesha mengangguk antusias,"kenapa suka?"tanyaku lagi

"Karna ada kamu,dimana pun aku tinggal,asal bersama kamu,aku pasti suka"jawab Vanesha terkesan polos namun sangat jujur

"Jika kita pindah dari sini,bagaimana?"tanyaku lagi

"Pindah kemana?"balasnya bertanya

"Ke suatu tempat,jika dari kamar menuju dapur cukup memakan waktu banyak,3-5menit,melelahkan pokoknya"jawabku

Vanesha terdiam,detik selanjutnya dia tertawa cukup keras,hingga membuatku sedikit menahan bebannya yang masih berada di atas perutku.

"Itu tempat apa?"tanya Vanesha dengan sisa tawanya

"Sebuah rumah"jawabku

"Jika kamu disana,maka aku pun mau tinggal disana"balas Vanesha

Aku tersenyum,lalu menarik tangan Vanesha agar aku bisa memeluknya dengan keadaan kami di atas ranjang.

"Siapa Tuan Maliq itu?"tanya Vanesha

Aku mengeratkan pelukanku,mencium curuk leher Vanesha sedikit dalam tanpa meninggalkan jejak.

"Dia Ayahku"jawabku singkat

Vanesha terkejut,respon yang dia berikan padaku adalah melepas pelukanku,dia menatapku tajam,mencari kejujuran melalui dua bola mataku.

"Ja-jadi benar-"

"Benar apa?"potongku bertanya

"Kalau kamu anak dari konglomerat,pemilik Maliq Groupe"jawab Vanesha

Aku membuang nafas cukup kasar,menyadari jika kenyataannya memang aku anaknya Maliq.

"Tidur di sebelahku,kamu cukup berat jika terlalu lama duduk diatas perutku"ucapku

Vanesha segera sadar,dan dia segera berbaring di sebelahku,bahkan tangan kanannya meligkar di atas dadaku.

"Ayo ceritakan"ucapnya

Aku tersenyum,dia terlihat tidak sabar sekali,"iyah,aku anak dari Maliq,pemilik Maliq Groupe,seorang pembisnis dari berbagai perusahaan,dan pemilik saham terbesar di universytas tempat kita kuliah"ungkapku

Vanesha masih diam,dia masih setia mendengarkan ceritaku perihal Papa.

"Papamu sangat menyayangimu Ale"ucap Vanesha

Aku mengangguk,membenarkan ucapannya,"tapi ada alasan kenapa aku keluar dari rumah itu,dan memilih hidup bebas seperti ini"ungkapku lagi

"Apa?"tanya Vanesha

Akhirnya aku menceritakan semuanya pada Vanesha tanpa ada yang aku tutupi,perihal Ali dan juga Mama,hingga aku baru sadar,jika kekasihku sudah menangis di pelukanku.

"Kita tetap tinggal di sini saja kalau begitu,aku tidak mau kamu terbebani rasa bersalah jika kita pindah ke rumah itu"ucap Vanesha

Aku menggeleng,tidak mungkin!aku sudah menyetujui persyaratan yang Papa ajukan.

"Kita tetap pindah kesana"balasku

"Tapi kamu-"

"Ada kamu kan?ada kamu yang akan menemani aku disana,kita akan tetap bersama,tidur bersama juga"potongku

Vanesha terkejut,dia manatapku dalam,aku tahu apa yang ada di fikirannya.

"Rumah itu terlalu luas,Papa tidak akan melarang kita untuk tetap tidur bersama"ucapku

Lalu aku kembali menarik Vanesha dalam pelukan,membiarkan dia mendengarkan detak jantungku saat ini,dan rasanya sangat nyaman sekali.

#tbc,,,
Yeeayyy sudah on publish menjelang petang!gak janji nanti malam publish lagi atau tidak yaa?

Terimakasih utk doa dan dukungan kalian semua,terlebih kalian yang selalu mengapresiasikan karya aku melalui komentar dll.

Selamat malam minggu,,,

SILUET KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang