bersyukur memilikimu

1.3K 195 42
                                    

Ale Pov

Setelah aku keluar dari rumah sakit,sekarang kembali lagi di rumah mewah milik Papa,padahal rencanaku ingin kembali ke rumahku untuk menghabiskan waktu bersama Vanesha selama satu minggu disana.

Setelah aku keluar dari rumah sakit,sekarang kembali lagi di rumah mewah milik Papa,padahal rencanaku ingin kembali ke rumahku untuk menghabiskan waktu bersama Vanesha selama satu minggu disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan banyak gerak dulu yaa?luka kamu belum sembuh total"ucap Vanesha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan banyak gerak dulu yaa?luka kamu belum sembuh total"ucap Vanesha

Aku hanya mengangguk,"tadi bagaimana?"tanyaku

"Hah"

"Waktu bersama psikolog"ucapku

"Ohh"

"Baik,gak ada masalah,aku menceritakan semuanya dari awal,sebelum aku bertemu denganmu"lanjutnya

"Lalu dia bilang apa?"tanyaku

"Tidak banyak bicara,lebih sering menjadi pendengar"jawab Vanesha

"Payah!!"

"Apanya yang payah?"tanya Vanesha

"Psikolognya,dia datang kesini sudah di bayar sama Papa,tapi dia hanya jadi pendengar,itu sudah aku lakukan dari awal bertemu denganmu bukan?"balasku

Vanesha tersenyum,lalu dia meletakkan kembali beberapa obat milikku pada tempatnya.

"Dia jadi pendengar karna tahu ilmunya,sedangkan kamu jadi pendengar aku yaa karena itu keinginan hati kamu"ucap Vanesha

"Hai kamu mau apa?"tanyaku

"Tidur,aku lelah,siang ini biarkan aku istirahat beberapa jam,okey!"jawabnya

Akhirnya aku menyusul Vanesha yang sudah diatas ranjang,"perutmu masih sakit-"

"Kamu pindah yang sebelah sini,biar aku bisa tetap memelukmu"potongku

"Dasar!!pengganggu"gerutu Vanesha

Aku hanya tersenyum,sebenarnya aku tidak ingin istirahat,sudah terlalu sering aku tiduran diatas ranjang selama sakit.

"Tidurlah"ucapku

Tidak ada jawaban dari Vanesha,aku memperhatikan wajahnya,sekarang kedua matanya sudah tertutup,dan tanpa sadar aku justru mendekatkan wajah lalu mencium keningnya.

                                     ***

Masalah pria tua bangka itu,aku yakin Papa sudah melakukan yang terbaik bersama para pengacaranya,sudah bisa di pastikan jika dia akan membusuk di dalam penjara.

Sedangkan Ibu mertuaku,dia memilih kembali ke Bogor,dia ingin menghabiskan masa tuanya disana dengan menjadi pemilik perkebunan sayur,tentu saja aku tidak membiarkan dia hidup sendiri,aku meminta dua pelayan untuk menemani mertuaku.

Akan ada akhir pekan,aku dan Vanesha berkunjung ke Bogor,atau sebaliknya!mertuaku yang akan berkunjung ke Jakarta.

Sedangkan aku?aku tengah fokus menyembuhkan luka di bagian perutku terlebih dahulu,baru setelah itu aku akan kembali ke perusahaan sekaligus menjadi suami yang bisa di andalkan oleh Vanesha.

Sedangkan aku?aku tengah fokus menyembuhkan luka di bagian perutku terlebih dahulu,baru setelah itu aku akan kembali ke perusahaan sekaligus menjadi suami yang bisa di andalkan oleh Vanesha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantik"gumamku

Sore ini aku memilih duduk di depan layar komputer yang ada di kamarku,sedangkan Vanesha entah kemana?sepertinya dia berada di dapur.

"Selamat sore"

Aku tersenyum saat pintu kamarku terbuka dan menampilkan sosok istriku,benar dugaanku jika dia baru saja dari dapur,karena sekarang ada sebuah nampan yang berada di kedua tangannya.

"Itu apa?"tanyaku

"Makanan"jawabnya

"Kesini deh,kita makan disini saja"lanjutnya

Aku pun melangkah mendekati dia,"kamu yang masak?"tanyaku

"Iyah"jawabnya

"Papa nanti marah loh kalau kita makan di kamar,dia kan paling tidak suka jika ki-"

"Papa sama Mama sedang keluar"potongnya

"Kemana?"tanyaku

"Dinner di luar,aku yang menyuruh mereka untuk makan berdua"jawabnya

Aku tertawa,Maliq benar-benar bodoh,dia terlalu mudah di takhlukan oleh gadis seperti Vanesha.

"Jangan tertawa!"tegur Vanesha

"Iyah,tidak"balasku

"Ale"

"Hmm"

"Kita makan dilantai saja bagaimana?"tanyanya

Aku tersenyum,lalu mengangguk,ini adalah kebiasaan kami jika makan bersama di rumah sederhana yang kami miliki,dengan makan seperti ini,kami bisa saling berbincang,sesekali saling memuji.

"Nanti malam kita ke rumah bagaimana?"tanyaku

"Hah!rumah kita?"balas Vanesha

Aku mengangguk,"tapi nanti Papa-"

"Maliq tidak akan marah,jika kamu yang meminta izin,dia pasti akan mengizinkan"potongku

Dan aku melihat Vanesha seperti sedang berfikir,detik selanjutnya dia tersenyum dan menganggukkan kepala.

Aku bersyukur bisa memiliki istri seperti Vanesha,menurutku salah satu hal yang paling menyenangkan dalam hidup adalah senantiasa di berikan perasaan cukup.

Tidak merasa kekurangan sehingga iri dengan orang-orang di sekeliling,tidak merasa memiliki lebih sehingga timbul perasaan sombong.

Cukup yang cukup!sehingga senantiasa menimbulkan kedamaian dan ketenangan di hati.

Cukup dalam mengelola emosi.Sedih,senang,marah,kecewa yang secukupnya,tidak ditekan maupun diluapkan dengan terlalu berlebih.Karena tahu,ini semua akan berputar.

#tbc,,
Selamat sore,semoga tetap menunggu cerita ini,terimakasih.

SILUET KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang