Ale Pov
"H-hai kamu tidak apa-apa kan?"tanya Vanesha
Aku tersenyum,lalu mengamati arloji yang berada di tangan kananku,ternyata aku sudah menghabiskan waktu di dalam kamarnya Ali hampir 3 jam.
"Aku tidak apa-apa,justru sekarang aku merasa lega,meskipun kecewa itu tetap ada"jawabku
"Dari tadi kamu disini?"lanjutku bertanya
Vanesha mengangguk,istriku benar-benar cemas dengan keadaanku,sampai-sampai dia enggan pergi dan memilih duduk di lantai depan kamar Ali.
"Aku mau makan"ucapku
Vanesha terlihat sedikit bingung,lalu dia mendekat dan berdiri tepat di hadapanku,tangan kanannya sudah terulur untuk menyentuh rahangku.
"Aku tadi menangis di dalam sana"ungkapku berkata jujur padanya
"Ini sakit tidak?"tanya Vanesha sembari menunjuk pada dadaku
"Sedikit sesak"jawabku singkat
Lalu Vanesha tersenyum,dia memberi sentuhan lembut pada dadaku,dia mengusap dadaku dengan sesekali meniupnya,seolah-olah disana ada luka yang menganga.
"Pelan-pelan aku akan menyembuhkan luka yang ada disini"ucapnya dengan tetap mengusap bagian dadaku
"Aku fikir,aku bodoh karena berhasil menjadi mahasiswa tertua di kampus,ternyata Ali lebih bodoh,rela mati hanya karena wanita"ucapku
"Mmuuuaacch"
Sebuah kecupan tipis di bibirku,Vanesha yang melakukannya "kamu pintar,buktinya kamu masih bertahan hidup meskipun keadaan selalu mencoba menfitnahmu,lalu sekarang kamu juga bisa membuktikan kalau seorang berandalan bisa memimpin sebuah perusahaan"ucapnya
"Apa kamu bangga denganku?"tanyaku
"Tentu saja,aku selalu bangga denganmu"jawabnya tanpa ragu
Detik selanjutnya aku merengkuh tubuh istriku,aku membawanya dalam pelukan hingga tubuhnya sedikit terangkat,aku benar-benar mencintai dia.
"Aku mencintaimu Sha,sangat mencintaimu"ucapku berbisik di dekat telinganya
Jika di fikir-fikir,ini kali pertama untukku mengatakan cinta segamblang ini pada wanita yang selalu menemaniku,dari aku tidak memiliki apa-apa hingga aku bisa berada di titik seperti saat ini.
"Aku juga mencintaimu"balas Vanesha sembari mengusap air mata yang keluar dari sudut mataku
Dan sekali lagi aku membawa dia ke dalam pelukanku,kali ini lebih erat,seolah-olah aku tidak mengizinkan dia pergi selangkah pun dariku.
Vanesha Pov
Jadi benar,ketika orang yang kita cintai sedang dalam keadaan tidak baik,maka fikiran dan hati kita pun sama tidak akan tenangnya dengan dia.
Malam ini mataku benar-benar terjaga,rasanya sangat sulit untuk di pejamkan,berkali-kali aku selalu melihat Ale,memastikan apa dia sudah tidur atau belum?
Aku baru pernah melihat Ale semarah itu pada Sydney,hingga dia menampar gadis itu di depanku,lalu berlanjut ketika sampai di rumah,dia izin ingin masuk ke dalam kamar Ali.
Flashback On!!
"Selain kamu jadi perebut,ternyata kamu juga pandai menjilat yaa?kamu tidak tahu apa-apa tentang Ali!"
"Aku tahi Ney,aku-"
Plakk
Pipiku rasanya sangat sakit,ketika tiba-tiba Sydney menamparku,tapi aku tak kuasa untuk menangis,hingga akhirnya aku mendengar tamparan sekali lagi.
Plaak!!!
"Kamu sadar siapa yang kamu tampar hah?kamu sadar sekarang kamu berdiri dimana?"tanya Ale
"Ale,kamu harus dengerin apa kata aku"balas Sydney
"Pintu keluar ada di sebelah sana,keluar sekarang sebelum aku menelfon satpam untuk menyeretmu"kata Ale penuh penekanan
Sydney manatapku tidak suka,setelah itu dia benar-benar pergi dengan membanting pintu ruangan Ale.
"Ale ka-"
"Kamu tidak apa-apa?"potong Ale bertanya padaku
"Aku baik-baik saja"jawabku
Flashback Off!
Tanganku terulur untuk menyentuh kening suamiku,sungguh!aku benar-benar mencemaskan keadaan suamiku,aku tahu bagaimana dia?
Ale tipe orang yang lebih senang menyimpan perasaannya sendiri,butuh waktu lama untuk dia mau mengatakan.
"Apa kamu tidak ingin tidur?"
Aku terkejut ketika tiba-tiba Ale mengeluarkan suara,apa dia sedari tadi sama sepertiku?sama-sama terjaga malam ini.
"A-aku-"
"Tidurlah"potongnya sembari memelukku
"Jangan cemas!aku baik-baik saja Sha,bukankah sudah aku katakan?keadaanku sekarang justru merasa sangat lega setelah membaca diare bocah bodoh itu,aku hanya kecewa karna tidaj bisa menunjukan pada Mama"lanjutnya
"Mulai sekarang,aku ingin hidup dalam lembaran baru,bersamamu dan anak-anak kita,aku ingin memberikan cucu yang banyak untuk Papa dan Marisa"ucap Ale lagi
Aku tersenyum samar,jika memang Ale menginginkan hal itu,untuk hidup dengan lembaran baru,tentu saja aku sangat senang.
"Lupakan masalalu kita,jangan ceritakan masalah ini pada anak-anak kita nanti"ungkapnya lagi
"Kamu dengar aku kan?"lanjutnya bertanya
"Iyah aku dengar"jawabku
"Aku ingin membuat cucu yang banyak untuk Papa sebenarnya,tapi malam ini aku benar-benar lelah,bagaimana kalau nanti pagi saja?"tanya Ale
"Ale!!"balasku mencubit perutnya
Ale tersenyum,lalu dia mencium keningku sangat lama,"sekarang tidur,siapkan tenaga untuk besok pagi"katanya
Dan entah kenapa?aku justru menganggukan kepala,seolah-olah mengiyakan apa kata Ale.
#tbc,,
Yuhhuuuuu bab Ali dan Sydney sudah tutup buku nih guys!!siap-siap dengan kehidupan baru dari mereka yaa,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
SILUET KEHIDUPAN
RomansaSeorang gadis dengan masalalu yang kelam,hampir di renggut kesuciannya oleh Ayah tirinya,hingga membuat dia mengalami trauma baik secara psikis atau pun mental,dia yang dulu ceria,sekarang memilih diam dan sangat tertutup,bahkan jika bersentuhan den...