Vanesha Pov
Ternyata maksud dari Marisa mengajakku ke kantor karena Papa ingin mengajakku dan Ale makan bersama di luar,seperti biasa wajah Ale akan menjadi menyebalkan jika di depan Papa.
"Jangan begitu dong kalau di depan Papa"ucapku
Ale masih diam,dia justru memilih melihat keluar kaca mobil,iyah!saat ini kami sudah berada di dalam mobil menuju ke rumah,hari sudah petang.
"Aku hanya masih kesal saja Sha"ucapnya
"Karna Papa mengajakmu meeting dan ketemu klien?"tanyaku
Ale menggangguk samar,dia benar-benar seperti anak kecil,padahal sudah beberapa kali aku jelaskan jika maksud Papa bukan untuk mempermalukan dia.
"Peserta meeting pasti lebih mengerti Ale,jika kamu orang baru dalam dunia bisnis,dengan begitu mereka justru bisa membantumu lebih banyak"
"Bagaimana kampus?"tanya Ale
"Hah"
"Kamu duduk di samping siapa?mejaku ada yang menempati tidak?Gusti menjagamu kan?"
Aku tertawa mendengar pertanyaan-pertanyaan Ale,jadi sekarang dia mengalihkan topik membahas kampus.
"Semua baik,Gusti yg menempati mejamu"jawabku
"Ada ajudan yang menjagaku"lanjutku lagi
"Sha"
"Iyah"
"Kamu nyaman tidak hidup seperti ini?ah maksudku kemana-kemana harus ada mereka"ucap Ale sembari menunjuk sopir dan ajudan yang duduk di kursi depan
"Mungkin hanya belum terbiasa saja"balasku
"Maliq benar-benar keterlaluan,kita sudah seperti tawanan"gumamnya
"Ale!"tegurku
***
"Marisa yang membelanjakanmu ini semua?"tanya Ale ketika di kamar sudah banyak sekali barang belanjaan hari ini
Aku mengangguk pelan,jika mengingat harga untuk membeli semua barang-barang ini,aku yakin sudah bisa membeli rumah mewah.
"Aku sudah menolaknya,aku fikir Mama akan membelikanku satu sepatu,ternyata lebih"ungkapku
"Kamu memang membutuhkan semua ini sih"balas Ale
"Sudahlah,aku mau mandi dulu,kamu bersenang-senanglah dulu dengan barang-barangmu ini"lanjutnya
Aku mengerucutkan bibir,bisa-bisanya Ale mengatakan hal itu,melihat harga dari sebuah sepatu dan tas saja membuat kakiku lemas.
Ale Pov
Hari ini sangat melelahkan sekali,otakku seperti mesin motor yang panas,hingga membuat kepalaku sedikit berat.
Aku mencoba berendam air hangat sejenak,berharap tubuhku bisa lebih rileks,aku sudah sedikit lebih tahu soal perusahaan,hanya saja menurutku bekerja mengurus perusahaan sangatlah membosankan,tidak memiliki seni apa pun,terlalu ketat dan serius.
Hampir satu jam aku di dalam kamar mandi,saat aku keluar,aku menemukan Vanesha tengah duduk di depan meja rias,lalu aku melihat satu gelas jus di atas nakas.
"Ini minuman siapa?"tanyaku
"Untukmu"jawabnya
"Pelayan-"
"Aku yang membuatnya sendiri"potong Vanesha
Aku tersenyum,lalu segera menghabiskan jus yang Vanesha buat untukku,rasanya sangat enak,dan aku baru sadar jika Vanesha sudah berganti baju,itu tandanya dia sudah mandi.
"Aleeee"
Aku mengangkat Vanesha ke dalam pelukanku,lalu menjatuhkannya diatas ranjang.
"Kamu mandi dimana?kenapa sangat wangi sekali?"tanyaku sembari mencium pipinya dengan gemas,sepertinya malam ini aku harus bermanja-manjaan dengan kekasihku.
"Aku mandi di bawah,sekaligus membuatkanmu jus,kamu terlalu lama jika mandi di rumah ini,mentang-mentang kamar mandinya bagus"jawab Vanesha
Aku tertawa,dia begitu menggemaskan,aku benar-benar menyukai sosok Vanesha yang sekarang,hampir setiap hari rona wajahnya selalu ceria,bahkan dia lebih sering bicara daripada diam.
Jujur!aku senang ketika melihat Vanesha berbincang dengan Papa juga Marisa,mereka terlihat sangat akrab,Vanesha bisa melupakan masalalunya yang sangat pahit,kehilangan sosok Ayah sejak usia 5thn,dan mendapatkan ayah tiri seperti iblis,lalu Ibunya juga terkesan egois.
"Malam ini aku ingin bermanjaan denganmu"ungkapku
"Ulu-uluuuuu mau jadi bayi besar ternyata"goda Vanesha
Aku segera menepis tangannya,lalu mencium bibirnya sekilas,ada aroma cherry dan sedikit manis yang tertinggal di bibirku.
"Kepalaku sangat sakit"keluhku
"Mau aku pijit?"tanya Vanesha menawariku,tentu saja bibirku langsung tersenyum.
"Boleh"jawabku
"Pijit yang benar yaa?jangan coba-coba menggodaku lagi,aku tidak jamin kamu akan selamat malam ini"lanjutku menggodanya
"Auuuwww sakiiit"
Aku mengaduh karena Vanesha menggigit lenganku hingga berbekas,kenapa dia sekarang sangat berani padaku?benar-benar tidak ada rasa takut seperti Vanesha yang aku kenal pertama kali.
"Mau mimijat atau mau menganiaya kekasihmu?"tanyaku
"Kamu yang menggodaku,bukan aku"jawabnya
"Oh jadi kamu tergoda sama aku?"tanyaku sembari membuka kaosku
"Ale kamu mau apa?"
"Menggodamu"
Vanesha segera mundur,dan dia berhasil turun dari ranjang,lalu berlari,aku pun mengejarnya,hingga gelak tawa terdengar di kamarku.
Vanesha tertawa sembari berteriak ketika aku berhasil mengejarnya,aku segera kembali membawanya ke atas ranjang,aku segera melumat bibirnya,semoga malam ini aku bisa menahan gairahku.
#tbc,,,
Ini part emang pendek!!di karenakan keadaan yg tidak mendukung,terimakasih yang sudah berkenan membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILUET KEHIDUPAN
RomanceSeorang gadis dengan masalalu yang kelam,hampir di renggut kesuciannya oleh Ayah tirinya,hingga membuat dia mengalami trauma baik secara psikis atau pun mental,dia yang dulu ceria,sekarang memilih diam dan sangat tertutup,bahkan jika bersentuhan den...