beranjak balita

1.4K 177 38
                                    

Ale Pov

Seberapa kuat atau sesempurna apapun hidup kita,masalah hidup akan selalu ada,sesekali jatuh?itu biasa,selama kamu masih mampu bangkit lagi,sesekali terluka?itu wajar,selama kamu mau mengizinkan lukamu pulih,sesekali merasa semuanya terasa gelap,itu normal!selama kamu masih mau berusaha mencari arah cahaya,sesekali merasa tidak bahagia,tidak mengapa?selama dirimu tidak membenci dirimu sendiri akan hal itu.

Itulah kalimat yang aku dengar dari Dr.Melissa Grace,seorang ahli psikolog yang menangani Vanesha untuk menyembuhkan trauma di masalalunya.

Semakin bertambah usia tumbuh kembang Kana dan Kala,sering kali aku di buat terkejut sekaligus terharu dengan tingkah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semakin bertambah usia tumbuh kembang Kana dan Kala,sering kali aku di buat terkejut sekaligus terharu dengan tingkah mereka.

Bahkan aku sempat tidak percaya,jika kalimat yang pertama kali mereka keluarkan dari bibir mungilnya adalah kata Ayah,meskipun belum sempurna,tapi aku sangat terharu,setidaknya mereka mengenaliku sebagai panggilan Ayah.

Bahkan aku sempat tidak percaya,jika kalimat yang pertama kali mereka keluarkan dari bibir mungilnya adalah kata Ayah,meskipun belum sempurna,tapi aku sangat terharu,setidaknya mereka mengenaliku sebagai panggilan Ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Anak Ayah udah gak sabar yaa?mau mam?"tanyaku pada si kembar

Bola matanya berbinar,ketika mereka melihat Bundanya membawa mangkuk yang berisi bubur sereal.

"Sus,tolong ambilkan susunya Kana Kala yaa?"ucap Vanesha

"Iyah Bun"balasnya

Suster di rumah selalu memanggil istriku dengan Bunda,bahkan dia juga memanggilku dengan Ayah,ini prinsip dari istriku,dia ingin mengajari anak-anaknya untuk memanggil orang di sekitar dengan benar,di mulai dari kita yang dewasa,yang memberikan contoh pada Kana dan Kala.

Aku tersenyum,ketika melihat anak-anakku makan dengan lahap,bahkan di antara mereka selalu tidak sabar menerima suapan dari Bundanya.

"Nooo"

"Sabar nak"

"Tolong sus,tangannya Kala di tahan dulu"

Aku tertawa,mereka begitu sangat menggemaskan,Kala selalu berusaha menarik mangkuk di tangan Bundanya.

Pada dasarnya tidak ada anak yang terlahir bodoh,yang ada hanyalah anak yang belum belajar,anak yang belum terlatih,atau anak yang terlanjur di nilai dengan tidak memakai tolak ukur dari kapasitasnya sendiri.

SILUET KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang